Kebesaran

442 48 4
                                    

Tertunduk lesu. Salma harus merelakan puluhan foto bersama Fajar yang sudah menghilang. Kenapa juga dia secepat itu bersih-bersih galeri?

"Terus aku gimana yang, fotonya semua udah aku hapus,"

"Iya nanti aku kirim, ya"

"Kamu galerinya aja cuma isi screenshot-an pas aku lagi ngorok waktu sleep call, nggak ah. Ngga mau,"

AC didalam mobil itu membuat hawa sejuk terasa. Sudah lima belas menit mereka berdua duduk bersebelahan berbincang empat mata.

"Aku udah bilang ke Bu Bebby, aku yang antar kamu pulang," ucap Fajar yang melihat gerak-gerik Salma takut ditinggal rombongan.

Sedetik kemudian, mobil Fajar keluar dari parkiran hotel. Menuju jalan raya yang ramai akan pengendara. Mengendarainya pelan sambil mendengarkan lagu "Cantik" milik Kahitna.

"Loh, kamu mau kemana? tempat aku nginep bukan kesini arahnya,"

Salma bolak-balik mengecek jalan menuju hotel ia menginap. Jelas bukan lewat jalan ini. Salah.

"Aku mau ajak kamu makan, gapapa kan?,"

"Tapi besok aku mau keluar kota,"

"Nggak lama kok, makan doang udah. Tempatnya nggak jauh, bentar lagi sampe. Sebelum jam setengah duabelas kamu udah sampe hotel. Aku janji," tutur Fajar meyakinkan.

Sudah lama, Salma tidak melihat wajah Fajar yang menyenangkan. Salma rindu gurat senyum itu, yang ceria, yang senyumnya menular bahagia.

Hari ini, entah kenapa Fajar berpakaian rapi sekali. Dengan atasan kemeja hitam dan bawahan celana kain, ia tampil bak Jhonny Dep yang berkharisma. Brewoknya tercukur sempurna. Wajahnya glowing seperti habis perawatan.

"Yuk, turun" ajak Fajar kepada Salma yang sedari tadi tak berkedip memandangnya.

Ganteng-ganteng kayak gini kok bisa-bisanya diputusin, batin Fajar.

Dengan sigap, Fajar membuka pintu mobil untuk Salma. Lalu meminta tangan kiri Salma agar berpegangan tangan dengannya. Perempuan yang sedang dalam mode anggun itu terlihat tersenyum bahagia. Malam ini ia kelihatan cantik sekali dengan balutan gaun putih. Mempesona.

Mereka berdua masuk ke dalam sebuah restoran dengan nuansa romantis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua masuk ke dalam sebuah restoran dengan nuansa romantis. Lampunya dibuat seperti di adegan film-film Hollywood. Ini terasa sangat intim dan berbeda. Pertama kalinya Fajar mengajak Salma makan dengan konsep fine dining romantic seperti ini. Bunga, lilin, dan pemandangan indah di setiap sudut restoran membuat Salma takjub.

Fajar menarik kursi dan mempersilahkan tuan putrinya untuk duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fajar menarik kursi dan mempersilahkan tuan putrinya untuk duduk.

"Ini siapa yang ulang tahun? Mamah? Atau Teh Susan?," tanya Salma heran.

"Nggak ada,"
"Kita nggak jadi putus kan?,"

"Nggak, tapi tolong ya. Sekarang-sekarang jangan bahas tentang nikah dulu," pinta Salma mengatupkan kedua tangan di dada simbol memohon kepada kekasihnya.

"Oke,"

"Awas aja sampe bahas nikah lagi, beneran putus nanti," ancam Salma sambil menyodorkan garpunya ke arah Fajar.

"Emang kamu nggak mau punya suami kayak aku? yang ganteng, perhatian, rajin menabung, sholeh, apalagi? pekerja keras....."

Salma memandang Fajar sinis. Ya, walaupun semua yang dikatakan kekasihnya itu benar. Tapi tetap tidak boleh sombong. Yang berhak sombong hanyalah Salma seorang.

Fajar tersenyum, ia seperti sedang mencari sesuatu di saku kemejanya.

"Will you be my fiance?," tutur Fajar sedikit terbata-bata mengucapkan kalimat berbahasa Inggris itu. Ini terdengar seperti dialog di scene-scene film layar lebar.

Fajar sedang berlatih menjadi aktor atau apa ini?

Fajar mengeluarkan sebuah cincin permata dengan ukiran bunga. Cantik sekali. Bentuknya ramping dan terlihat elegan. Masih baru dan terjaga di kotak merah itu.

Salma dibuat ternganga dengan sikap Fajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salma dibuat ternganga dengan sikap Fajar.

Ini..... bukan mimpi?
Ini...... sungguhan?

Ia dilamar?
Oleh Fajar?

"Maksudnya aku dilamar?," tanya Salma penuh keraguan. Tiba-tiba kosakata di otaknya tak bisa terucap sempurna.

"Iya, kamu mau jadi tunangan aku?,"
"Kita tunangan aja dulu, sambil aku support terus karir kamu. Kamu masih punya banyak waktu untuk berkarir, untuk mewujudkan mimpi kamu satu persatu. Sambil aku menyiapkan diri untuk masa depan kita,"
"Aku memang kenal kamu belum ada tujuh bulan, tapi aku udah yakin untuk ngelamar kamu. Artinya kamu memang satu-satunya buat aku,"
"Jadi, gimana?,"

Anggukkan kepala Salma per sekian detik setelah Fajar menyelesaikan kalimatnya, menjadi jawaban "Iya".

Jantung Salma jadi lebih cepat berdegup. Ah, melihat Fajar memasangkan cincin itu membuat Salma teringat. Bagaimana pertama kali kisah ini dimulai. Lewat Instagram dan berakhir menjadi sleep call-an. Dari yang tidak kenal menjadi kenalan dengan keluarga masing-masing. Ini, rasanya seperti mimpi. Pria yang mengisi hari-harinya dengan tawa. Sekarang bukan lagi pacarnya, tapi tunangannya.

Ini beneran kan, bukan lagi ngelamun?
Bukan lagi mimpi?

Cincin cantik itu terpasang di jari manis Salma. Indah sekali.

"Kebesaran," ucap Salma lirih.

"Oh, ya besok aku tuker. Sekarang pake dulu ya,"

Salma pandangi cincin itu, cantik. Ia seperti tidak menyangka. Bagi Salma, ini tidak terlalu cepat. Mungkin ini memang sudah jalannya. Toh, Fajar tidak meminta buru-buru untuk menikah. Tuhan sudah mengaturnya.

Fajar memberikan kebebasan untuk berkarir dan mensupport mimpi-mimpinya. Jadi, apa alasan ia sampai menolak lamarannya?

Fajar sudah terbukti baik dari latar belakang keluarganya. Apa yang musti diragukan lagi?

Salma tidak berhenti tersenyum memandangi cincin itu. Tuhan memang baik. Baik sekali.

"Yang, mau cerita. Di Denmark kemarin aku ketemu Gronya,"

"Gronya siapa?,"

"Mantan atlet. Cantik dia,"

"YANG! KITA BARU TUNANGAN LHO. KAMU UDAH NGOMONGIN CEWEK LAIN AJA!!!!!! AKU BAKAR JUGA INI RESTORAN!,"


SALJAY : LAUGH, MIC & RACKET [ END ✅ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang