KFC

379 47 9
                                    

"yang, tau nggak bedanya kamu sama KFC?,"

"sama-sama laris?" jawab Fajar menebak penuh percaya diri.

Mohon maaf pak Fajar, kalau anda laris mah berarti udah sold out dari dulu. Punten.

"salah, bedanya KFC sama kamu itu : kalo KFC jagonya ayam, kalo kamu jagonya bikin hati aku senang," ucap Salma mengeluarkan pick up line-nya.

Fajar dengan segala love languagenya yang beragam, membuat hati dingin Salma luluh juga. Dari mulai word of affirmation, act of service, quality time, physical touch, sampai giving gifts. Lengkap sudah semuanya dalam diri Fajar.

Sudah lima belas menit mereka meninggalkan hotel, sesuai janjinya, Fajar mengajak Salma kembali ke hotel untuk beristirahat. Fajar tidak mau karena diajak jalan olehnya, membuat Salma jadi kecapekan.

"Nggak, aku masih pengin sama kamu,"

Salma menolak untuk kembali ke hotel. Ia ingin menikmati udara Bandung lebih lama lagi.

"Sekarang istirahat, besok aku ajak ke resto Jepang terenak di Bandung. Kayak rencana kita minggu lalu. Ok?,"

Salma mengangguk setuju.

Bandung, bawa aku lebih lama menikmati indahmu, ya?
Izinkan aku untuk menjadikanmu sebagai rumah kesekian, setelah pria ini.


-()-

Kalau tentang level royal, mungkin Fajar ada di urutan tertinggi. Kepada keluarga, teman, sampai pacar sudah dipastikan tidak hitung-hitungan. Untuk urusan keponakan, Fajar paling sayang. Sampai-sampai setiap keponakan berulang tahun, ia jadi pelopor utama yang menggelar perayaannya.

Kalau urusan mentraktir teman, itu salah satu hobinya. Ya, menyenangkan pacar juga iya. Hampir setiap jalan bersama Salma, Fajar selalu mengeluarkan kartu kreditnya. Tiap Salma menolak, Fajar tetap kekeh membayar bill nya.

(Begini nih, rasanya kalau punya sugar uncle 🙈)

Bagi Fajar, menyenangkan orang lain adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Lewat canda, tawa, ataupun banyak hal lainnya.


°^°

Pagi ini Salma bangun dengan hidungnya yang mampet. Ia terkena flu sampai menjalar jadi sakit kepala. Rencana untuk pergi makan siang dengan Fajar pun nampaknya terpaksa harus ditunda.

"Ya udah, kamu istirahat aja dulu. Perginya kapan-kapan lagi. Atau tanggal 9 aja gimana? Pas kamu ke Bandung lagi," tanya Fajar yang sudah hafal jadwal Salma.

Salma memasang wajah manyun, sambil memegang tisu di hidungnya, Salma berkata,

"Hmmm, iya," jawab Salma lesu lewat panggilan video.

Kebetulan hari ini Salma punya banyak waktu untuk pergi keluar, untuk sekedar jalan ataupun makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kebetulan hari ini Salma punya banyak waktu untuk pergi keluar, untuk sekedar jalan ataupun makan. Tapi, sayang seribu sayang, ia agak flu hari ini. Jadi, ditunda deh.

Siang ini Salma beristirahat di kamar hotelnya, seharian berbaring di ranjang karena kepalanya terasa berat. Sedangkan Fajar di jam sepuluh pagi tadi sudah selesai lari tujuh putaran. Walaupun sedang libur pertandingan, stamina Fajar harus tetap ditingkatkan. Salah satunya lewat berlari keliling lapangan.

"Aku pengin olahraga yang," ketik Salma di WhatsApp kepada Fajar.

"Badminton date, yuk" ajak Salma lagi.

Badminton date, kegiatan bermain bulu tangkis bersama dengan pasangan. Bucinnya dapat, keringatnya juga dapat.

Sudah lama Salma ingin menguji kemampuan World Number One itu. Sejago apa dia?

"Emang kamu bisa?," tanya Fajar meragukan kemampuan Salma.

"Wah wah wah, don't judge book by cover, yang. Ya pasti enggaklah, bisa tepok-tepok doang. Paling mentok kok nya nyangkut di net, kayak kamu hehehe,"

Nyali Salma memang tiada dua, berani-beraninya dia roasting cowoknya sendiri.

"Ya udah, tanggal 9 di GOR Fajar Alfian ya,"

"Kamu punya GOR sendiri yang?,"

Fajar memang sudah punya gedung olahraga yang bisa dipakai untuk latihan badminton. Biasanya dipakai oleh keponakannya agar bisa leluasa bermain bulu tangkis. Belum sebesar yang lain, tapi GOR Fajar cukup efektif untuk digunakan.

Fajar memang sudah terfikirkan untuk membangun sarana agar anak-anak di wilayahnya bisa mengembangkan kemampuan dalam bulu tangkis.

"Iya, masih kecil si," jawab Fajar mengangguk.

Bertambah rasa bangga Salma pada Fajar. Sudah bisa membawa kedua orang tuanya pergi ke tanah suci, sudah mencukupi kebutuhan keponakan-keponakannya yang lucu, dan sekarang dia juga sudah punya GOR badminton sendiri.

Memang ya, semua itu butuh kerja keras dan pengorbanan. Tidak mudah untuk berada di titik ini. Salma yang selalu menghargai proses dan setiap usaha, menjadi semakin sayang kepada Fajar.

"Boleh deh, nanti aku atur waktu" jawab Salma mengiyakan.


SALJAY : LAUGH, MIC & RACKET [ END ✅ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang