LEMBAR 4

1.8K 137 5
                                    

Jimin memutuskan mengenakan sebuah setelah berwarna abu misty dengan dalaman sebuah turtleneck berwarna coklat gelap untuk ia kenakan sebagai pakaian pertamanya sebagai seorang sekertaris. Ia memilih pakaian yang nyaman dan membantu gerak tubuhnya ketika bekerja. Karena dibenak Jimin seorang sekertaris adalah seseorang yang memiliki mobilitas kerja tinggi mengikuti kemana saja sang pimpinan. 

Sebuah ketukan membuatnya berpaling dari rasa mengagumi dirinya sendiri. Ia melangkahkan kakinya dengan cepat.

"Selamat Pagi, Tuan Jimin. Saya diperintahkan Tuan Yoongi untuk mengambil jas beliau di lemari wardrobenya. Apa saya boleh masuk?" sapa Soobin tersenyum ramah.

"Oh, Soobin. Tentu, tentu. Silakan masuk."

"Terima kasih, Tuan."

Soobin melangkahkan kakinya masuk dengan diikuti oleh Jimin yang mengekorinya. Mendekati lemari wardrobe yang dimaksud dan mengambil sebuah setelah berwarna nude dengan kemeja berwarna senada namun lebih muda. Setelan jas keluaran terbaru dari brand ternama Valentino.

'Oh Wow. Selera Yoongi boleh juga. Setelan jas ini hanya diproduksi beberapa pieces saja oleh Tuan Valentino Clemente.' batin Jimin setelah melihat apa yang dipilih Soobin dalam lemari pakaian yang berisi banyak setelan jas dari berbagai macam brand ternama.

"Tuan, saya sudah selesai." bungkuk Soobin hendak pamit.

"Soobin, tunggu sebentar. Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan padamu." cegah Jimin

"Ya, Tuan?"

"Soobin, kau bisa bersikap biasa saja padaku. Anggap aku temanmu, oke?"

"T-tapi, Tuan.."

"Tidak ada tapi, Soobina~. Panggil aku Kak Jimin saja."

"B-baik, Tuan."

Mata Jimin mendelik tak senang pada Soobin ketika ia masih memanggil Jimin dengan sebutan Tuan.

"K-kak Ji-Jimin."

"Nah begitu. Oh iya aku hampir lupa. Soobina~, apa betul kamar ini kamar Yoongi sebelumnya?"

"Betul, Tu.., Kak Jimin. Kamar ini adalah Kamar Tuan Yoongi sebelumnya. Kamar anda sebenarnya tepat berada di sebelah kamar ini. Tapi Nona Suran entah kenapa membawa anda kemari."

"Hm. Lalu mengapa Yoongi malah memintaku menempati kamar ini jika ini kamarnya?"

"Saya rasa karena Tuan Yoongi menginginkannya, Kak. Mengingat Tuan Yoongi bukan lah orang yang mudah mengalah jika terkait dengan miliknya."

"Maksudnya?"

"Tuan Yoongi tidak suka jika ada orang yang menyentuh barang miliknya. Beliau biasanya akan marah jika ada orang yang menyentuh barangnya. Terlebih lagi memasuki kamar ini. Hanya beberapa orang yang bisa masuk ke kamar ini, Tu..., Kak."

"Benarkah? Bukankah harusnya Yoongi mengusirku kalau begitu?"

Soobin menggelengkan kepalanya. Tidak setuju dengan pertanyaan Jimin barusan.

"Tidak, Kak. Tuan Yoongi pasti punya alasan tersendiri membiarkan anda menempati kamar ini. Lagi pula, hanya aku dan bibi Lee yang diperbolehkan masuk ke kamar ini. Entah untuk merapikan kamar ini ataupun mengambil barang yang diminta Tuan Yoongi." jelas Soobin lebih lanjut.

"Benarkah?"

Soobin menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Jimin.

"Baiklah, Soobina~. Itu saja yang ingin aku tanyakan padamu. Berjanjilah padaku untuk tidak mengatakan pada siapapun jika aku bertanya padamu mengenai hal ini."

Redamancy || YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang