"Yoongi, apa lukamu masih sakit?" tanya Jimin tepat ketika memasuki mansion milik Yoongi di Bukit Eclipse.
"Tidak seperih tadi. Tapi ya itu masih terasa. Ku pikir lukanya cukup dalam." ucap Yoongi menatap lengannya yang diperban.
"Beberapa hari ke depan sebaiknya kau beristirahat, Yoongi. Untuk urusan kantor serahkan saja padaku." ucap Jimin.
"Kau tak perlu ke kantor, Jimin. Aku akan meminta Namjoon yang akan menghandlenya. Lagi pula ada paman Lee disana. Kau disana saja bersamaku." ucap Yoongi menjelaskan.
"Eh.."
"Ya, kan tanganku sakit. Memangnya kau tak kasihan padaku? Aduh tangan ini terasa begitu pedih. Sepertinya obat anti nyerinya sudah menghilang." akting Yoongi seraya meringis seakan kesakitan.
"Yoongi, yang mana yang sakit?"
Wajah Jimin terlihat begitu khawatir. Ia memeriksa bagian tubuh Yoongi lainnya takut ada sebuah luka yang terlewatkan olehnya.
Yoongi tak menjawab. Melihat bagaimana Jimin mengkhawatirkannya jelas membuat hatinya hangat dan bahagia. Senyum gummy miliknya merekah. Tatapannya tak lepas menatap setiap inci dari wajah panik Jimin dihadapannya.
Secara sigap, Yoongi menarik Jimin untuk masuk ke dalam peluknya lagi. Kedua lengannya bahkan melingkar erat di pinggang ramping milik si kecil yang kini tengah tersandar di atas dadanya. Kekehan kecil terdengar dari bibir tipisnya.
"Yoongi" ucap Jimin hendak membebaskan diri. Namun di tahan oleh Yoongi.
"Begini ya, sebentar saja." ucap Yoongi yang akhirnya menghentikan pergerakan Jimin yang sedari tadi meronta untuk dilepaskan.
Jimin merutuki setiap kelakuan mendadak Yoongi yang seperti ini. Degup jantungnye berpacu tak karuan. Membuat pipinya merona merah dan begitu panas. Untung saja saat ini Yoongi tak melihatnya. Padahal jauh disana, hatinya memekik kegirangan berharap kedekatannya ini merupakan jendela ingatan Yoongi untuk mengingatnya.
"Jimin"
"Hm" Gumam Jimin.
"Bagaimana jika pertunangan ini kita batalkan saja? Aku ingin mencoba mengenalmu lebih jauh. Apa kau keberatan?" pinta Yoongi tanpa melepas Jimin dalam peluknya.
Jimin hanya diam. Memproses setiap kata yang baru saja Yoongi ucapkan.
Apa maksudnya? Tadi meminta pertunangan ini dibatalkan. Sekarang meminta pertunangan ini dibatalkan lagi tapi dengan alasan untuk lebih dekat padaku. Apa dia berniat mempermainkanku?
"Aku tidak bermaksud mempermainkanmu, Jimin." ucap Yoongi seakan paham dengan apa yang Jimin pikirkan saat ini.
"Aku sungguh-sungguh. Aku ingin mengenalmu lebih dekat, memahamimu lebih jauh, dan menjadi orang yang bisa kau andalakan kapan saja. Aku ingin kau paham bahwa kau adalah sosok penting dalam hidupku saat ini." jelas Yoongi kemudian.
"Aku.."
"Tak perlu berbicara apapun, Jimin. Kau hanya perlu menerima semua perlakuan specialku untukmu. Boleh?" sela Yoongi tepat ketika Jimin hendak berbicara. Jujur saja Yoongi terlalu takut untuk menerima penolakan dari Jimin. Hatinya terlalu penuh untuk Jimin.
"Boleh, Yoongi. Tapi bukankah akan lebih baik jika kita melakukannya bersama-sama ketimbang kau melakukannya sendiri?" ucap Jimin yang kini tengah menyandarkan kepalanya ke dada Yoongi dan mendengar bagaimana detak jantung Yoongi begitu cepat.
"Apa maksudmu?"
"Tidak hanya kau yang ingin melakukan hal special, Yoongi. Izinkan aku juga melakukan hal special untukmu, mempelajari dirimu, dan memahamimu." cicit Jimin dalam pelukan Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy || Yoonmin
FanfictionKetika Jimin terjebak pada sebuah pertunangan dengan seseorang yang tak diinginkannya, Min Yoongi