LEMBAR 20

1.6K 156 6
                                    

Min Dae Ho terlihat begitu bahagia memeluk kembali Holly setelah sekian lama menghilang. Dirinya tak pernah berpikir dapat menemukan anjing peninggalan mendiang istrinya melalui Jimin. Dia malah sudah pasrah karena sudah keliling kota seoul mencarinya. Namun tak menemukannya.

"Jimin, terima kasih sudah membawa Holly kembali pulang. Ini sangat berarti untukku." matanya berkabut dipenuhi rasa bersyukur dan haru.

"Tidak kakek. Jimin kebetulan menemukannya." ucap Jimin seraya mengusap kepala si anjing.

"Kakek rasa ini sudah takdirnya Holly ditemukan melalui dirimu, Jimin."

Jimin tersenyum.

"Malam ini, menginaplah disini. Kakek memaksa. Dan kau Yoon, temani Jimin disini." titah sang kakek tak bisa dibantah.

Sementara Yoongi hanya tersenyum mengiyakan perintah sang kakek. Senyum tulus yang begitu mempesona Jimin.

***

Jimin kini termenungu duduk pada sebuah sofa single berwarna cream di dalam kamar tamu yang ia tempati saat ini. Dirinya menimbang akan kemana ia hari ini mengingat ia akan bertemu dengan Jungkook malam nanti di sebuah club. Jimin tak begitu membawa banyak baju. Sepertinya shopping menjadi pilihan tepat untuknya sore ini.

Setelah pertemuan kakek Min dan Holly tadi, Kakek Min pamit undur diri untuk beristirahat di kamar. Sementara Min Ara dan Suran sudah kembali ke mansion keluarga Min. Dan Yoongi pergi entah kemana setelah menerima sebuah telpon. Sekarang ia hanya seorang diri. Jujur saja Jimin bosan.

Jimin mengambil tas dan ponselnya. Ia memutuskan untuk ke salah satu butik dimana desainnya ada disana. Ia ingat bahwa beberapa hari yang lalu ia baru saja menandatangani perjanjian kerja sama dengan butik tersebut, Butik Heoncha. Sebuah butik yang menjual berbagai macam brand ternama saat ini.

Jimin hendak keluar pintu, saat sebuah lengan menarik pergelangan tangannya. Tarikan tangan secara mendadak tersebut membuat Jimin hilang keseimbangan dan menjatuhkan tubuhnya. Matanya terpejam erat bersiap menerima rasa sakit pada sisi tubuhnya. Namun setelah berhenti, ia tak merasakan rasa sakit apapun pada tubuhnya.

Jimin cepat-cepat membangunkan tubuhnya. Disana dirinya jatuh, tepat di atas tubuh Yoongi yang menahannya.

"Ah, m-maafkan aku, Yoon. Apa tubuhmu sakit?" tanya Jimin khawatir.

"Aku tak papa sepertinya. Tapi jika kau tak keberatan, apakah kau bisa bangun dari atas tubuhku?" tanya Yoongi

"Ah iya, itu. Maafkan aku."

Jimin tergesa-gesa bangun dari duduknya. Namun pergelangan kakinya sepertinya terkeliri hingga ketika ia berdiri, ia merasakan kakinya begitu menyakitkan dan berakhir membuatnya meringis dan kembali terduduk di samping tubuh Yoongi.

Yoongi yang memperhatikan Jimin sedari tadi menyadari bahwa ada yang tak beres dengan Jimin. Yoongi mendudukkan tubuhnya. Menahan rasa sakit yang menjalari punggungnya meski berangsur menghilang. Ya salahkan dirinya karena bertingkah seperti anak kecil yang menganggetkan Jimin dengan kehadirannya dan menarik tangannya tergesa-gesa hingga mereka terjatuh.

"Jimin, kau tak papa? Apa yang sakit?" tanya Yoongi khawatir.

"Sepertinya kakiku terkilir, Yoon."

"Oh mari aku bantu."

"Terima kasih, Yoon. Tolong papah aku ke kursi ya."

Yoongi tak mengatakan apapun. Jimin sudah siap untuk menerima sebuah rangkulan dari Yoongi. Namun tidak dengan Yoongi. Ia tak merangkul Jimin. Setelah merangkul Jimin dengan tangan kirinya di bahu, Yoongi sedikit menundukkan tubuhnya dan menyelipkan tangan kanannya di lipatan dengkul milik Jimin dan membawanya naik ke dalam pelukannya. Ya, Yoongi membawa Jimin dengan gendongan bridal style.

Redamancy || YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang