Setelah menyelesaikan sarapan dan sesi menggoda yang dilakukan oleh oknum Min Yoongi dan sesi emosi dari oknum Park Jimin, kini mereka tengah berjalan beriringan. Menyusuri jalan kota Roma sembari berbincang dan bersenda gurau di cuaca yang sejuk hari ini. Matahari terlihat masih malu-malu bersembunyi dibalik gumpalan awan dengan semilir angin yang bertiup lembut menyejukkan.
Rambut silver milik Jimin hari ini terlihat begitu indah dimata Min Yoongi. Belum lagi Jimin dalam balutan turtle neck hijau dan coat selutut berwarna hitam membuat penampilannya sungguh luar biasa. Bagaimana setiap orang menatapnya kagum membuat Yoongi merasa berbangga hati menjadi tunangan dari seorang Park Jimin.
Senyum terukir di sepanjang perjalanan keduanya, saling menggoda bahkan saling mengejek. Beberapa kali tangan mereka bersentuhan yang membuat pipi keduanya merona malu kemudian berjauhan. Hingga akhirnya dengan tekat penuh Yoongi memberanikan diri untuk meraih tangan yang lebih mungil untuk dibawa masuk ke dalam genggamannya. Jimin sempat manatapnya meminta penjelasan namun bukan Yoongi namanya jika tidak membuat Jimin kesal dengan mengabaikan tatapan Jimin dan menarik dirinya mengikuti langkahnya.
Menit berlalu namun langkah masih belum terhenti. Sebuah tanya yang sedari tadi bergaung dalam benaknya akhirnya keluar.
"Yoongi, mau kemana kita?" tanya Jimin kembali. Dia berusaha mengikuti langkah Yoongi yang terus menyeretnya ke arah barat daya.
"Air Mancur Trevi. Kau tau?" tanya Yoongi menatap Jimin yang mengerjap pelan.
"Aku tau. Tapi untuk apa kesana?" tanya Jimin lagi.
"Untuk membuktikan apa mitos itu benar." senyum Yoongi seraya memperat genggamannya.
"Mitos? Lempar koin maksudmu?"
"Iya."
"Apa aku tidak salah dengar, Tuan Min?"
"Tidak. Kenapa memangnya?"
"Kau masih mempercayai mitos seperti itu? Semua kan sudah di atur Tuhan." ucap Jimin realistis.
"Apa salahnya. Toh aku hanya penasaran. Jikapun tidak terkabul, ya aku akan melakukannya dengan caraku sendiri." ucap Yoongi acuh seraya tersenyum antusias.
"Aku benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikirmu, Yoongi."
"Perlahan, sayang. Pelajari aku secara perlahan sebagaimana aku belajar untuk memahamimu." ucap Yoongi seraya mencubit puncak hidung Jimin gemas.
Jimin terdiam. Bibirnya bungkam. Perlakuan Yoongi padanya sudah benar-benar aneh. Jimin tidak terbiasa menerima perlakuan Yoongi yang seperti ini. Dan perlakuan Yoongi ini tentu saja membuat hatinya gaduh.
***
Setelah melakukan perjalanan selama 15 menit, akhirnya mereka tiba di tujuan, Trevi Fountain. Sebuah kolam dengan hiasan patung dewa dewi yunani yang berisi air biru kehijuan dengan dasar penuh dengan koin emas dan perak .
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy || Yoonmin
FanfictionKetika Jimin terjebak pada sebuah pertunangan dengan seseorang yang tak diinginkannya, Min Yoongi