LEMBAR 5

1.7K 126 3
                                    

"Jimin" panggil Yoongi memecah keheningan perjalanan mereka. 

"Ya?"

"Mengapa kau setuju menjadi sekertarisku? Bukankah katamu kau ingin menolak perjodohan ini?"

"Apa tak papa kita membahas ini disini, Yoongi?" tanya Jimin kembali seraya menatap ke arah Yeonjun di depan yang kini tengah tersenyum padanya melalui kaca spion.

"Yeonjun tak akan mengkhianati. Percaya padaku." yakin Yoongi. 

"Aku sebenarnya juga tak ingin. Hanya saja bukankah aku harus menghargai keinginan kakek Min daripada membuatnya kecewa. Mau bagaimana pun kakek Min adalah kerabat baik Kakekku. Aku tak bisa mengecewakan kakekku. Lagipula hanya 6 bulan kan? Jadi ku mohon kerjasamanya." jawab Jimin singkat acuh tak acuh.

"Eh? Jadi karena itu?"

"Ya karena itu. Memangnya mau apa lagi?"

"Bagaimana jika dalam waktu 6 bulan itu, kau jatuh cinta padaku?" tanya Yoongi dengan sudut bibirnya membentuk sebuah seringai kecil. 

"Aku tak tau ternyata seorang Min Yoongi, pengusaha perhiasan ternama di Korea yang terdengar cuek ini memiliki rasa percaya diri yang begitu tinggi." 

Jimin aku Yoongi memanglah tampan. Kulitnya yang putih dan terawat, kontur wajahnya yang gagah dan tegas, hidungnya yang mancung,  perawakan yang tinggi, tubuh yang berotot adalah sosok yang dapat membuat siapa saja yang menatapnya terpesona. Namun Jimin tak menyukainya. Terlebih perjodohan ini. 

Yoongi memasang wajah tak senang dengan pernyataan Jimin barusan. 

"Kita lihat saja nanti. Jika kelak kau jatuh cinta sebelum 6 bulan ini berakhir, maka jangan harap aku mau menerima cintamu." dengus Yoongi

"Aku akan ingat itu, Yoongi. Dan jika sebaliknya terjadi bagaimana?" tantang Jimin kembali

"Itu tidak mungkin. Aku tidak mungkin akan jatuh cinta pada orang sepertimu, Jimin."

"Orang sepertiku? sepertinya kau mengetahui diriku lebih dari seharusnya, Min Yoongi."

"Jangan pede. Aku tak tertarik untuk mengenalmu!"

Jimin hanya tersenyum mengejek dan Yoongi memasang wajah masam di sisa sepanjang perjalanannya menuju kantor. Ia tak menyangka jika niatnya untuk menjahili Jimin justru akan berimbas pada moodnya yang berakhir jelek. 

"Dan satu lagi, bisakah kita berpura-pura tak kenal satu sama lain saat tiba di kantor nanti? Aku tak ingin mendengar desas desus aneh mengenai diriku dan dirimu di hari pertamaku bekerja. Biarkan mereka tau seiringnya waktu saja." pinta Jimin yang membuat Yoongi terdiam. 

"Yeonjun-si, bisakah nanti kau turunkan aku di halte terdekat dengan kantor. Aku akan berjalan kaki sisanya. Aku minta tolong ya." 

"Eh. Tapi, Tuan.." Yeonjun hendak menyanggah ketika Yoongi menginterupsi. 

"Turuti saja maunya, Yeonjun." perintah Yoongi. 

Sisa perjalanan mereka habiskan dengan berdiam diri. Saling sibuk dengan pikiran masing-masing. Yang terdengar hanyalah suara lalu lintas di luar yang ramai dan suara deru kendaraan yang mereka naiki.

***

Sementara itu di dalam perusahaan, para karyawan dan karyawati sedang berdiskusi panas tentang kabar calon tunangan Min Yoongi. Berita mengenai rencana pertunangan Yoongi dengan Jimin menyebar dengan cepatnya bagai kebakaran hutan. 

"Wendy, apa kau sudah dengar kabar jika tunangan Pak Yoongi akan bekerja disini?" tanya Alexa pada Wendy yang sedari tadi terfokus pada layar monitornya. 

Redamancy || YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang