LEMBAR 18

1.4K 122 2
                                    

Kini Jimin tengah bersiap tidur, namun ia teringat pada email masuk tadi pagi untuk dirinya. Dengan cekatan ia membuka laptop miliknya. Membuka folder desain miliknya yang terenkripsi.

File itu berisi desain perhiasan baru hasil rancangannya yang hendak ia launch akhir minggu ini. Salah satu identitas Jimin yang tak orang ketahui adalah ia adalah seorang fashion desaigner ternama yang tidak diketahui sosok aslinya. Ia memiliki nama panggung Mochi sesuai dengan brand pakaiannya.

Flashback
Tiga tahun yang lalu di dunia fashion muncul seorang desainer muda bernama mochi yang membawa desain perhiasan untuk seorang putri dari kerajaan Monako. Sebuah gaun terbuka di bagian atas dengan aksen bunga dan payet mengelilingi kerah sabrina terbuka di bahu dan rok sepanjang betis dengan tile halus dan hiasan bunga kecil-kecil mengelilingi ujung roknya. Gaun berwarna biru pastel itu menjadi perbincangan hangat dalam waktu sepekan setelah dikenakan. Dan hanya dalam semalam nama desainer mochi menjadi topik hangat dalam dunia fashion.

Namun sayangnya tak ada satu pun yang tau bagaimana sosok desainer itu sendiri. Sang desainer memilih untuk menyembunyikan identitas dirinya dari sorotan publik. Ada banyak acara penghargaan yang dilewatkannya. Semua interaksi media juga dilakukan oleh Kwon Soon-Young (Hoshi), orang yang Jimin percaya untuk mengurus studio mochi miliknya di Prancis.

Semua Jimin rahasiakan. Bahkan dari kakek dan ayahnya sendiri. Tak ada yang tau mochi itu sosok perempuan atau laki-laki. Mereka semua pasti akan terkejut jika tau sang desainer yang dipuja-puja mereka adalah seorang laki-laki yang baru berusia 25 tahun.
---------

Jimin memfokuskan konsentrasinya untuk finishing akhir pada desainnya. Setelah ia menyelesaika gaunnya, ia mengirimkan file tersebut ke Hoshi.

Ia mengambil ponselnya dan mulai mengetik sebuah pesan yang ditujukan pada Hoshi.
"Segera rilis gaun anabella minggu siang."

***

Hari minggu yang ditunggu akhirnya tiba.

Pagi-pagi sekali Yoongi sudah mengajak Jimin bersiap untuk pergi ke rumah Kakek Min. Kediaman kakek Min bisa dibilang agak jauh dari pusat keramaian. Kediamannya serupa dengan villa megah dengan nuansa putih yang terletak di lereng sebuah bukit. Sebuah sungai mengalir tak jauh dari kediamannya.

Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka. Jika tebakan Jimin tak salah, pelayan tersebut pastilah kepala di kediaman ini.

"Dimana kakek, Pak Jo?" tanya Yoongi sembari melangkah masuk.

"Beliau ada di dalam, tuan. Dan ini pasti Jimin, kan?" tanya Pak Jo kembali.

Jimin mengangguk dan tersenyum sopan.

Yoongi menunggu Jimin dan memberi isyarat pada Jimin untuk menggandeng tangannya. Jimin paham dengan apa yang Yoongi mau. Meski sempat ragu, akhirnya Jimin menggandeng lengan pria itu.

Keduanya melangkahkan kaki menuju ruang keluarga dengan tangan saling bergandeng selayaknya sepasang kekasih.

Seorang pria dengan rambut yang nyaris memutih sedang duduk menikmati secangkir teh hangat di sofa menghadap ke taman luas dengan bentangan rumput hijau dan dikelilingi dengan berwarna-warni aneka bunga. Sepasang kaca mata bertengger anggun di hidungnya yang mancung. Jimin yakin ia adalah Min Dae Ho, kakek Yoongi yang sekaligus sahabat kakeknya.

"Kakek." panggil Yoogi lembut menghampiri sang kakek.

Sementara Jimin yang bergerak di sampingnya kini tengah memasang senyum bulan sabit khas miliknya.

"Selamat Pagi, Kakek Min."

Dae Ho menegakkan tubuhnya dan memandang Jimin dengan penuh kasih sayang. Sementara Yoongi yang melihat bagaimana tatapan sang kakek seakan rindu dengan sosok disampingnya, kini mulai bertanya-tanya sedekat apa sebenarnya sang kakek dengan Jimin.

Redamancy || YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang