LEMBAR I

3.5K 152 0
                                    

"Kakek, aku tak mau! Pokoknya tak mau!" tolak Jimin di ruang kerja sang kakek.

Wajahnya kini memerah kesal karena permintaan sang kakek yang diluar pikirnya. Jimin bersandar pada sofa panjang di tengah ruangan sang kakek dengan tangan bersedekap tak suka dengan keputusan sepihak sang kakek tanpa melibatkan dirinya.

"Ayolah Jimin. Kakek memberi kalian waktu 6 bulan saja. Jika dalam waktu 6 bulan kalian masih tidak memiliki rasa satu sama lain, maka pertunangan ini akan kakek batalkan." bujuk sang kakek.

Ayah Jimin, Park Hyun Soo hanya menggeleng-gelengkan kepala mendengar perdebatan dari dua orang yang penting dalam hidupnya itu.

"Tidak mau, kakek. Kenapa kakek sama sekali tak mendiskusikannya terlebih dahulu kepadaku? Dan kenapa harus aku? Bukannya ada Jihyun yang bisa melakukannya."

"Jihyun? Kau ingin adik kecilmu yang manja itu untuk bertunangan dengan cucu Tuan Min? yang benar saja. Yang ada Cucu Tuan Min bakal sakit kepala terus menerus karena mengurusnya tak berkesudahan." kekeh sang kakek.

"Ya tak apa. Toh bisa saja Jihyun cocok dengan cucu Tuan Min itu. Aku masih ingin menikmati masa mudaku, kakek. Ada banyak tempat di dunia ini yang belum aku kelilingi."

Jimin memandang sang kakek dengan mata berbinar layaknya anak kucing yang meminta belas kasih dari majikannya. Menggembungkan pipinya yang putih kemerahan dengan bibir mencebik tak suka.

"Kau tak bisa merubah keputusanku dengan tatapan seperti itu, Park Jimin. Lagi pula kau belum pernah bertemu dengan cucu Tuan Min kan. Aku rasa pria itu tipe mu sekali." goda sang kakek.

"Tipeku? Memang kakek tau tipeku seperti apa? Pokoknya aku tidak mau dengan pertunangan ini." Dengus Jimin membuang wajahnya dari sang kakek. Ia kesal dengan pria tua yang katanya begitu menyayanginya itu.

Sang kakek tidak menyerah begitu saja. Ia harus membuat sang cucu menyetujui pertunangan ini. Toh hanya dalam waktu 6 bulan saja. Jika memang tidak cocok, ya pertunangan ini akan dibatalkan. Begitu persetujuan kedua belah pihak.

Sang kakek akhirnya menggunakan kartu terakhir yang bisa digunakan untuk membujuk sang cucu kesayangan. Kartu ini selalu berhasil membuat Jimin mau menuruti sang kakek. Apapun permintaan sang kakek.

Park Yoon Jo mendorong kursi dan menegakkan tubuhnya. Menjauh dari meja kerjanya dan berjalan mendekati sang cucu. Tangan keriput itu membelai halus surai Jimin yang dibalas tatapan lucu dari sang cucu.

"Baiklah jika kau tak mau. Apalah aku yang tua ini. Bahkan aku terlalu egois memaksakan kehendakku tanpa memikirkan hati cucuku ini. Hyun Soo, kau temani aku ya." senyum Yoon Jo seraya berlalu. Mengabaikan sosok Jimin yang masih duduk tak bergeming di tempatnya.

Hyun Soo yang sedari tadi menjadi penonton mengangguk dengan permintaan sang ayah. Hyun Soo bangkit dari kursinya, berusaha mensejajarkan langkahnya pada sang ayah.

"Kita mau kemana ayah?" tanya Hyun Soo

"Temani aku ke makam ibumu. Aku tiba-tiba saja rindu malaikatku itu."

"Baik ayah. Mari kita pergi."

Hyun Soo mempersilakan sang ayah untuk jalan mendahuluinya. Hingga Jimin yang menatap punggung sang kakek dan sang ayah mendadak merasa bersalah. Ia tau jika sang kakek tiba-tiba ingin mengunjungi makam nenek, itu berarti kakeknya sedang sedih.

Apakah kakek sedih dengan penolakanku terhadap pertunangan ini? Arggg!! aku tak tau. Aku tak tau. Baiklah! Hanya 6 bulan kan? tidak lebih dan tidak kurang.

"Kakek!"

Langkah sang kakek terhenti tepat di perbatasan pintu ruang kerjanya. Ia tak langsung berbalik merespon panggilan Jimin. Namun terukir jelas senyum kemenangan di sudut bibirnya. Namun buru-buru ia hilangkan agar sang cucu tak mengetahui akal-akalannya.

"Ya?" jawab sang kakek akhirnya seraya menatap manik huzelnut hangat milik sang cucu.

"Izinkan aku memikirkannya ya. Beri aku waktu 2 hari." pinta Jimin pada sang kakek.

"Oh, Jimin. Kakek tak ingin memaksamu sayang. Jika kau tak ingin, maka biarkan saja. Kakek akan membicarakannya pada Tuan Min." elak Yoon Jo.

"Tidak kakek. Biarkan aku memikirkannya. 2 hari aku akan memberikan jawabannya padamu."

Jimin menegakkan tubuhnya dari sofa yang ia duduki sedari tadi. Merapikan pakaian yang ia kenakan lalu kemudian melangkah mendekati sang kakek dan sang ayah.

Jimin memeluk sang kakek. Menyembunyikan wajahnya pada dada sang kakek. Jimin selalu suka dipeluk seperti itu. Tanpa melepas peluk sang kakek, ia mengangkat kepalanya menatap sang kakek dengan penuh kasih.

"Kakek jangan sedih lagi ya. Jimin janji akan jadi cucu yang baik untuk kakek. Kita pergi bersama ya ke makam nenek." ajak Jimin.

Dalam hatinya, Park Yoon Jo berteriak gembira dengan keberhasilan aktingnya untuk membuat luluh sang cucu. Merangkul sang cucu dan sang anak berbarengan untuk pergi menuju ke makam sang istri, ibu sekaligus nenek di keluarga Park.

***

Jauh sebelum persetujuan pertunangan ini terjadi antara Tuan Park dan Tuan Min, mereka merupakan sahabat bisnis yang memulai karir mereka dari usia muda. Mereka adalah partner kerja yang saling mendukung satu sama lain. Tak sedikit kesulitan yang mereka hadapi bersama membuat mereka menjadi layaknya saudara.

Jerih payah mereka selama ini membuat perusahaan mereka masuk dalam 10 besar perusahaan berpengaruh dalam perekonomian negara. Tuan Min memiliki perusahaan yang bergerak pada bidang Fashion khusus perhiasan dan parfum. Sementara Tuan Park memiliki perusahaan yang bergerak pada bidang pakaian dan pengelola mall-mall besar.

Namun 5 tahun terakhir sejak kematian sang istri, Tuan Park dengan keputusan bulatnya memilih pensiun dari dunia bisnisnya dan melimpahkan semuanya pada tim direksi yang bertanggung jawab saat itu yang tentu saja merupakan orang-orang kepercayaannya. Tuan park dan anaknya memutuskan untuk pindah ke suatu tempat yang hingga saat ini tidak diketahui oleh media manapun. Dan seperti yang Tuan Park inginkan, tak ada satu pun media yang tau dimana keluarga Park tinggal.

Hingga beberapa hari yang lalu, sahabat lamanya Min Dae Ho menghubunginya. Ya, meski mereka jarang bertemu, mereka tetap bertukar kabar. Dae Ho mengatakan untuk meminta salah satu cucu Yoon Jo untuk menjadi menantunya. Hal tersebut tentu saja menjadi hal yang menggembirakan bagi Yoon Jo.

Tapi tentu saja cucunya akan menjadi prioritas utama untuknya. Yoon Jo menyetujui keinginan Dae Ho dengan catatan ia akan membiarkan cucunya tinggal bersama keluarga Dae Ho selama 6 bulan. Jika dalam waktu 6 bulan kedua cucu mereka tidak memiliki ketertarikan satu sama lain, maka pertunangan yang mereka rencanakan akan batal. Dae Ho menyetujui persyaratan Yoon Jo.

Dan untuk mengisi waktu selama 6 bulan, Dae Ho akan menjadikan cucu Yoon Jo sebagai sekretaris Min Yoongi di perusahaan hukum miliknya. Hitung-hitung cara Dae Ho membantu kedua orang asing ini untuk memiliki chemistry satu sama lainnya.

***

Redamancy || YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang