Jimin masih menjadi topik pembicaraan di Min Corp setelah pesta perayaan ulang tahun kemarin. Hampir seluruh karyawan Min Corp memuji kepiawaian Jimin dalam menari. Bahkan mereka juga tak segan untuk memuji sikap Jimin yang begitu elegan dan nyaris tersenyum di sebelah Min Yoongi sepanjang acara.
Namun lain hal dengan Aira. Sosok itu mendadak geram dan panas berada di Min Corp. Bagaimana pujian-pujian itu diberikan untuk Jimin membuatnya begitu meradang. Tak acap ia murka tak terima hingga mengucapkan umpatan-umpatan yang begitu memacing emosi.
Beberapa jam yang lalu ia nyaris berjambak ria dengan seorang karyawan dari departemen penjualan karena Aira tak sengaja mendengar si karyawan memuji keanggunan Jimin saat berada ia tengah berada di pantri. Entah sengaja atau tidak, ia dengan suara lantang memuji Jimin dan menyandingkan Jimin sebagai pasangan yang cocok untuk Yoongi.
Hal tersebut tentu saja menyulut api emosi Aira. Aira tak terima dan memaki dan mengancam si karyawan dengan seenaknya. Namun na'asnya, si karyawan tidak takut dengan makian dan ancaman Aira. Ia justru menantang Aira kembali. Hingga perang mulut antara Aira dan si karyawan pecah dan nyaris menarik rambut satu sama lain.
Tapi semua tidak terjadi, karena Seokjin yang baru kembali dari luar keburu melihat bagaimana pertengkaran itu terjadi. Akhirnya ia memisahkan dan mengancam mereka untuk ditindak tegas jika masih melakukan keributan di pantri lagi.
Sementara itu yang menjadi topik perbincangan saat ini tengah termenung di hadapan komputernya. Tangannya mengambang di atas deretan tuts keyboard, pikirannya nelangsa. Masih berputar dengan jelas di benak Jimin bagaimana Yoongi malam itu berlaku manis dan tak seperti biasanya.
Setelah jengah di tatap Yoongi seperti kelinci yang hendak di lahap srigala, Jimin akhirnya memutuskan untuk meninggalkan ballroom. Pertama karena ia pikir tugasnya sudah selesai, kedua karena ia sudah jenuh berada di tengah keramaian. Belum lagi gangguan dari fans-fans Yoongi yang brutal, Jimin memilih menjauh.
Jimin menggerakkan kakinya keluar gedung dan hendak memesan taksi ketika handphonenya ditarik dari belakang oleh seseorang. Ia hendak marah, namun diurungkan saat melihat Yoongi tengah memberengut masam di hadapannya.
"Siapa yang mengizinkanmu untuk pergi sendirian, Jimin?" tanya Yoongi dingin.
Jimin tak menjawab. Ia hanya mengangkat kedua bahunya dan kemudian kembali membalikkan tubuhnya. Hendak melangkah, dirinya teringat akan handphone yang d rebut paksa oleh Yoongi. Jimin kembali menghentikan langkahnya, dan memutar tubuhnya. Menatap Yoongi datar dan mengambil handphone miliknya kembali.
"Ku pikir aku tak perlu melapor. Ini bukan jam kerjakan?"
"Tapi ini sudah larut malam, Jimin. Tidak aman naik taksi sendirian. Sebaiknya kita pulang bersama, oke? Tunggu disini, aku akan mengambil mobil."
Yoongi tak membutuhkan jawaban Jimin. Ia mengambil langkah besar menuju parkiran dan mengambil mobil Porsche Panamera hitam miliknya.
Jimin terlalu lelah untuk berdebat akhirnya memilih untuk masuk ke dalam mobil setelah Yoongi tiba di depan loby gedung Min Corp. Jimin hanya ingin segera tiba di rumah dan merebahkan tubuhnya.
Sunyi menemani perjalanan mereka. Tak ada pun yang hendak memulai pembicaraan. Suasana yang selalu sama. Mereka memilih diam dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga Jimin teringat akan pengakuan Bellini mengenai dirinya.
"Yoongi, kau pernah bertemu dengan cucu Tuan Park?" tanya Jimin ragu
"Tidak. Aku tak pernah bertemu dengannya. Kenapa?"
"Ku kira kau mengenalnya, mengingat Bellini pernah bertemu dengannya."
"Aku dan Bellini hanya beberapa kali bertemu, tak sering. Dan aku juga tak dekat dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy || Yoonmin
FanfictionKetika Jimin terjebak pada sebuah pertunangan dengan seseorang yang tak diinginkannya, Min Yoongi