Jimin tiba di Min Corp hampir jam 11 siang.
"Jimin, kau tau jam berapa sekarang? Kenapa kau begitu terlambat?" tanya Aira mendekati sambil mengerutkan kening bersedekap dada, tidak memberikan Jimin waktu bahkan untuk bernafas sejenak.
"Ada yang harus kuurus pagi ini." jawab Jimin datar.
"Ada sesuatu? Tidak usah mengarang alasan! Kau hanya karyawan baru, tapi kau sudah berani melewatkan pekerjaanmu. Apakah yang kau lakukan ini sengaja kau lakukan karena menganggap dirimu sendiri sebagai istri bos?" cibir Aira.
"Biar ku luruskan, Nona Aira yang terhormat. Aku hanya terlambat bekerja, bukan absen dari pekerjaanku. Lagi pula aku sudah izin untuk datang terlambat, jadi ku rasa aku tak salah." jawab Jimin dengan wajah tenang.
"Diam! Beraninya kau berbicara balik padaku seperti itu. Kapan kau meminta izin padaku? Jimin, aku benar-benar sudah tidak mentolerirmu lagi. Kau dipecat!" tunjuk Aira ke arah Jimin dengan amarah yang meluap-luap.
Merasa apa yang diucapkan Aira sudah tidak terkendali, Jimin menjauh.
"Aku suda meminta izin pada Pak Yoongi, Nona Aira. Dan kau memecatku hanya karena aku datang terlambat? yang benar saja! Aku baru tau jika kau memiliki kewenangan lebih dari pemilik perusahaan ini dalam hal memecat orang semaumu." jawab Jimin tegas.
Aira tampak ketakutan beberapa saat. Lebih lagi ketika melihat ada banyak orang yang sudah berkumpul menyaksikan mereka.
"Kau berbicara omong kosong. Mari kita pergi ke kantor Pak Yoongi kalau begitu agar bisa melihat kau berbohong atau tidak."
"Silakan duluan, Nona Aira." Jimin mempersilakkan dan setuju.
Jimin rasanya ingin mengungkapkan bagaimana Aira sengaja menjebaknya semalam, sungguh.
Aira berjalan ke ruangan Yoongi. Merapikan penampilannya sejenak sebelum mengetuk pintu. Berbading terbalik dengan Aira, Jimin justru terlihat berantakan dan terdapat noda lumpur pada jasnya karena memeluk si anjing dengan erat tadi.
"Masuk"
Aira membuat senyum yang paling mempesona begitu mendengar suara dalam nan dingin milik Yoongi terdengar. Meraih gagang pintu dan membukanya secara anggun, melangkahkan kaki ke dalam ruangan yang didominasi dengan warna abu muda dengan aksen putih dan hitam.
Jimin mengikuti dari belakang. Netranya menatap Yoongi yang kini tengah terduduk di meja kerjanya dengan tenang. Yoongi terlihat begitu gagah dalam balutan setelan milik designer ternama valentino berwarna hitam yang begitu kontras dan serasi dengan warna kulit pucatnya. Rambutnya tersisir rapi ke belakang menampilkan jidatnya menambah kesan tampan. Bibir tipisnya bahkan mengundang untuk dilumat. hey ada apa dengan Jimin.
Jimin segera menggelengkan kepalanya pelan menghapus pikiran yang baru saja lewat di dalam kepalanya.
"Pak Yoongi, maaf menganggu waktu kerja anda. Saya kemari ingin membicarakan perihal Jimin."
Yoongi tak memberi jawaban. Kini mata sipitnya menatap Jimin dengan dingin. Yoongi heran sebenarnya apa yang dilakukan Jimin pagi tadi. Jimin mengatakan padanya bahwa ia akan datang terlambat, namun tak menjelaskan apa yang dilakukan Jimin hingga lumpur menempel pada jasnya.
"Ada apa, Aira?" tanya Yoongi tegas menatap keduanya. Wibawa Yoongi tak pernah surut. Lebih lagi meski itu dengan Jimin yang berstatus tunangannya. Selama ia masih bekerja di Min Corp, artinya ia harus mengikuti peraturan perusahaan. Dan jika Jimin salah, maka ia akan menghukumnya.
"Pak, hari ini Jimin datang terlambat tanpa alasan yang jelas. Dan saya tidak membiarkan orang yang tidak disiplin seperti Jimin untuk tetap tinggal di Departemen kesekretariatan. Saya tak ingin karena statusnya ia lupa bahwa ia juga tetap karyawan disini yang mana harus mentaati peraturan perusahaan." keluh Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy || Yoonmin
FanfictionKetika Jimin terjebak pada sebuah pertunangan dengan seseorang yang tak diinginkannya, Min Yoongi