LEMBAR 3

1.8K 152 3
                                    

Min Yoongi tiba di kediaman keluarga Min tepat pukul 12 malam. Ia ingat hari ini calon tunangannya tiba di kediaman keluarga Min. Sang kakek sebenarnya menginginkan Yoongi menjemput Jimin langsung. Namun Yoongi menolak keinginan sang kakek dengan memberi alasan jika sore nanti akan ada makan malam bersama rekan bisnisnya yang baru saja datang dari Jepang. Dan tak enak jika harus menolak.

Yoongi sebenarnya tidak setuju dengan pertunangan dirinya dengan pilihan sang kakek. Ia sama sekali tak kenal dengan orang pilihan sang kakek. Dan sang kakek hanya mengatakan bahwa pilihannya adalah yang terbaik untuk dirinya.

Yoongi menolak keras sang kakek pada saat itu. Namun justru mengakibatkan sang kakek jatuh sakit dan harus dirawat hingga beberapa hari. Sang kakek yang tak terima penolakan mengancam Yoongi untuk melepaskan selang bantu pernafasannya jika Yoongi kembali menolaknya.

Karena pada dasarnya Yoongi adalah tipe cucu yang begitu menyayangi sang kakek, akhirnya memilih mengalah mengikuti kemauan sang kakek. Setujunya Yoongi terhadap pertunangan ini tentu saja menjadi kontra bagi sang ibu. Nyonya Min Ara mengatakan bahwa Yoongi berhak mendapat calon pasangan yang lebih dari seorang dari perdesaan.

Ia terlihat sempoyongan. Bau alkohol menguar kuat dari tubuhnya. Dasinya sudah melonggar dari leher sang pengguna. Bahkan lengan kemejanya sudah digulung setengah hingga ke siku. Berjalan dengan gontai menapaki satu per satu anak tangga menuju kamarnya. Sempat beberapa kali menabrak pagar pembatas tangga, namun ia terlalu lelah dan membutuhkan tempat tidur untuk merutuki rasa nyeri di bagian kakinya.

Ia membuka pintu dan membuka kemejanya sembarangan. Melepaskan celana panjang yang sedari pagi ia kenakan hingga hanya meninggalkan celana boxer pendek.

Menarik tubuhnya ke sisi tempat tidur dan merebahkannya tanpa memandang sekitar. Matanya hendak terpejam saat tanpa sadar tangan putihnya memegang gundukan mungil yang menandakan bahwa terdapat sosok orang lain di dalam selimutnya.

Dengan tergesa ia mendudukkan tubuhnya. Mengamati gundukan kecil di balik selimut tebalnya. Membuka perlahan selimut tersebut dan menemukan seseorang yang tidur bergelung nyaman tak terusik.

'Dia pasti calon tunanganku, Jimin.' batin Yoongi yang hendak membangunkan Jimin yang seharusnya tidur di kamar tamu, bukan di kamarnya.

Yoongi baru saja menggeser tubuhnya untuk memposisikan dirinya agar lebih mudah membangunkan Jimin ketika sebuah pelukan melingkari pinggangnya.

'Jangan kemana-mana minnie. Aku takut sendirian.' rancau Jimin yang masih terpejam.

Yoongi tentu saja mendadak beku di tempatnya. Tangan mungil Jimin melingkar erat di pinggangnya. Sebelah alisnya naik mendapatkan perilaku dari orang yang sama sekali tak ia kenali meski ia calon tunangannya sendiri. Yoongi tak ingin Jimin salah paham ketika ia bangun nanti.

'Minnie, ku mohon jangan nakal. Aku begitu lelah. Sekarang ayo tidur.' dengkur halus keluar dari bibirnya yang penuh.

Yoongi tak melakukan pergerakan apapun. Matanya meneliti wajah pria yang kini terbaring memeluk dirinya.

'Indah'

Yoongi yang lelah akhirnya memilih membaringkan kembali tubuhnya. Memilih pasrah dengan pelukan Jimin pada dirinya. Lagipula bukan keinginannya untuk tidur bersama calon tunangannya. Jimin yang lebih dahulu mendatangi kamarnya dan terbaring di tempat tidurnya.

Dan untuk pelukan itu, Yoongi hanya bisa pasrah menerimanya. Dia memang tak pernah suka jika orang lain menyentuhnya, namun pelukan Jimin ini membuatnya terhanyut dalam rasa nyaman. Jadi ia putuskan untuk membiarkannya saja.

Yoongi tengah berbaring, menyamankan tubuhnya saat pergerakan Jimin kembali memeluknya erat dan mendekatkan tubuhnya pada dada Yoongi. Yoongi tersenyum dan kemudian kembali memejamkan kedua matanya. Entah apa yang akan terjadi besok, Yoongi tak peduli. Rasa kantuk terlalu melekat erat pada kedua peluk matanya dan dekapan Jimin begitu menenangkannya.

Redamancy || YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang