2nd Chapter; I Officially Introduce My World For You

194 38 41
                                    

Open recruitment volunteer

Visus Mendaki; Lombok #3
8-17 September

Fully funded 

Pernyataan Galen beberapa hari lalu perkara Visus Melaung yang akan membuka pendaftaran relawan ke daerah yang jauh benar adanya. Baru beberapa jam yang lalu, akun resmi Yayasan Visus Melaung baru saja mengunggah informasi pendaftaran relawan yang akan melakukan aksi sosialnya di Lombok selama sembilan hari. Tertera bahwa kegiatan berikut dibiayai penuh oleh Visus Melaung dengan empat bidang pengabdian yaitu pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.

Hazel menengok, hanya untuk menemukan pemilik ponsel yang ia genggam berikut sibuk menyesap soda kaleng yang hampir tandas. "Ini yang lo maksud sibuk sehabis PTS?"

Galen menggeleng. "Habis PTS mau ngejar target Seleknas."

"Seleknas?" Hazel bertanya.

Ponsel Galen sempat berdering, baik Hazel maupun Galen menengok ke arah gawai dan melihat notifikasi pesan dari seseorang masuk secara bertubi-tubi. Untuk kesekian kalinya, nama Gwyneth muncul di depan Hazel.

"Seleksi nasional." Kemudian pria itu mengambil ponselnya dari Hazel sambil berkata, "sorry."

Hazel menghembuskan napas panjang dan menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Gadis itu memerhatikan Galen yang tengah menarikan ibu jarinya di atas layar, dipandang cukup frustrasi.

"Gue berminat, sih. Tapi kayaknya peluang kalah gue besar," kata Hazel lesu.

Galen melirik ke arahnya, "karena?"

"Pengalaman gue kosong melompong."

".... Emangnya lo udah baca berkas registrasinya?"

Saat Hazel menggeleng dan menyengir konyol, Galen mengatupkan bibir. Pria itu meletakkan kaleng sodanya ke atas meja lalu menegakkan tubuhnya yang sebelumnya bersandar, ia berdeham kecil.

"Nomor satu itu motivation letters, nomor dua baru CV." Galen kembali menunjukkan gawai canggih berikut ke arah Hazel. "Harusnya pengalaman nggak penting-penting amat di sini."

"Kalo lo pilih divisi pendidikan buat ngabdi dan lo push minat dan kemampuan lo di tahap seleksi, bisa aja peluang jadi lebih besar. Lo kan abis menang KTI yang sistemnya per-tim, tunjukin aja kontribusi lo di tim itu."

Hazel tersenyum garing, mata cokelat terangnya setia memandang durja Galen dari atas meja. "Lo rajin banget ajak gue masuk Visus."

"Bu Rania minta tolong. Gue kira lo minat," jawab Galen.

Selain melihat peluang kekalahan yang besar, Hazel juga memiliki beberapa alasan lain yang tidak bisa disampaikan ke Galen. Pertama, cara Hazel meminta izin kepada Danu. Bukan rahasia lagi diantara mereka yang dekat dengan Hazel, kalau Danu adalah golongan orang tua yang lumayan protektif kepada anaknya. Danu hanya memiliki Hazel dalam hidupnya, pria itu mencurahkan kasih sayang berlebih dan berusaha menjaga apa yang masih ia miliki. Meskipun Hazel berangkat ke Nusa Tenggara Barat untuk tujuan yang baik, tetap saja ini pertama kalinya Hazel pergi jauh tanpa Danu.

Yang kedua, jelas karena ini pertama kali. Pertama kali pergi tanpa Danu, pertama kali mengikuti kegiatan relawan di daerah tertinggal, pertama kali bertanggungjawab pada diri sendiri sekaligus amanah yang diberikan. Pokoknya, sesuatu yang pertama kali itu hanya memiliki dua potensi; cukup berhasil atau gagal. Tiada sukses besar.

Yang ketiga, Hazel penakut. Kalau sampai pada akhirnya ia gagal dan jadi merepotkan, Hazel kian mengerdil diantara orang-orang megah berikut. Hazel akan ditikam oleh perasaan negatifnya sendiri, kemudian mati dan jadi semakin tidak berguna.

Kacang AlmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang