Is it cool that I said all that?
Is it chill that you're in my head?
Is it too soon to do this yet?
'Cause I know that it's delicate
—Taylor Swift◀❇❇✳❇❇▶
"Ibu denger dari Bu Rahma dan Pak Hamzah kamu ditawarin ikut OSN ya?"
Di ruang yang tingkat kesejukannya tiga kali lipat lebih baik dibandingkan ruang kelas, Hazel tersenyum manis menyambut pertanyaan yang diberikan Bu Rania. Gadis itu bukan satu-satunya siswa yang ada di ruang guru, mayoritas diantara mereka sedang konsultasi materi pelajaran-bukan seperti Hazel, yang dipanggil mendadak terkait keterlibatannya dalam perlombaan waktu dekat.
"Iya, Bu." Hazel menjawab malu-malu.
"Bidang apa aja?"
"Kimia, biologi, sama astronomi."
Wali kelas Hazel tersenyum semakin cerah. Betapa bangganya ia memiliki anak didik seperti Hazel yang cerdas hingga diperebutkan banyak orang, apalagi etika Hazel sejak awal masuk SMA tidak berubah; sopan dan tidak banyak bicara omong kosong.
Bahkan hingga saat ini, gadis itu masih tersenyum canggung untuk membeberkan bidang-bidang kompetisi yang ditawarkan dengan tiket emas alias tanpa tes seleksi. Besar kemungkinan, Hazel akan mendapat peran besar di bidangnya jikalau ia menerima salah satu kesempatan berikut.
"Ada pikiran mau ambil yang mana?" tanyanya lagi.
Hazel menggeleng. "Sebenernya saya juga bingung Bu, mau ambil salah satu atau enggak sama sekali. Belum diskusi juga sama Papa, jadi ya.... Belum ada kepastian."
"Hazel."
"Iya, Bu?"
Hening sesaat. Bu Rania menahan kata-katanya sejenak untuk mengamati wajah rupawan Hazel.
"Selain lomba-lomba, pernah ikut kegiatan apa aja di luar sekolah?"
Gantian Hazel yang diam sejenak. Di bawah meja, gadis itu meremat rok abu-abunya seraya memutus kontak mata ke lain arah, nampak berpikir keras sebelum akhirnya menggeleng ragu.
"Untuk di luar lomba-lomba kayaknya belum pernah, Bu. Saya selalu ikut rekomendasi sekolah, saya percaya sekolah kasih yang terbaik buat saya."
"Sebenernya sekolah belum tentu sebaik itu juga," balas tenaga pengajar tersebut. Wanita itu lantas menarik laci bawah meja kemudian mengeluarkan beberapa lembar brosur informasi organisasi serta forum-forum. Mulai dari forum anak tingkat kecamatan hingga komunitas pelajar skala nasional tersedia.
"Saya kumpulin sedikit informasi tentang beberapa komunitas yang saya pikir cocok buat kamu. Tapi inget ya, saya nggak menuntut kamu buat masuk salah satu dari komunitas ini. Kamu ikut banyak lomba akademik aja udah kasih banyak pengalaman buat diri kamu sendiri, tapi akan lebih baik kalo kamu ngerasain apa yang terjadi di lapangan."
Kemudian Bu Rania menaruh jari telunjuknya di surat informasi Forum Anak. "Yang ini, kamu dilatih untuk melindungi dan memenuhi hak anak. Kamu akan berpikir kritis tentang hal-hal yang terjadi di lingkungan sosial terhadap anak. Bullying, nikah dini, pendidikan yang nggak merata. Program kerja daerahnya bisa perpusling dan donasi anak yatim piatu."
"Kalau yang ini..." Bu Rania menunjuk lembar informasi lainnya yang berisikan tentang organisasi berskala lebih besar. "Mereka setiap tahun ngadain pertemuan anggotanya dan lakuin kunjungan sekitar seminggu. Kunjungan ke kementrian, perusahaan, lembaga negara. Nanti kamu bisa ngobrol langsung sama narasumbernya. Ada juga focus group discussion dan cultural performance dari tiap provinsi. Ibu tau kamu tertarik sama budaya, ini bisa jadi pilihanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kacang Almond
Teen FictionHazel selalu bekerja keras untuk mendapatkan validasi kejuaraan dari orang-orang sekitarnya, terkhusus ayahnya yang hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Segala pencapaian yang gadis itu raih membawa presepsi dalam kepalanya sendiri, bahwa seorang Ha...