26. You Should Take The Consequences

100 18 0
                                    

Cukup besar 'tuk mengampuni
'Tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan masa yang lalu
Walau kering
Bisakah kita tetap membasuh?
—Hindia, Rara Sekar

◀❇❇✳❇❇▶

Hazel datang tiga puluh menit sebelum bel masuk sekolah dengan harapan belum ada satu pun teman sekelasnya yang sudah ada dan menetap di dalam kelas. Tapi begitu ia membuka pintu, langkah Hazel sempat berhenti lantaran cuma ada Galen di dalam sana.

Hazel menyembunyikan tangan kanannya ke belakang tubuh lalu berjalan masuk ke kelas. "Tumben lo dateng sepagi ini?"

"Lo sendiri, nggak berangkat bareng Sandra hari ini?" Galen cuma menatap perempuan berjepit rambut warna-warni itu bergerak sampai tiba di sisinya. "Good morning, anyway."

Hazel mendecih kecil. "Lo bilang good morning pasti karena gue pake hair clip."

Galen sekadar memberikan cengiran lebar membalas eluhan tersebut. Ia memerhatikan gerak-gerik Hazel yang kini membuka tas dan mengeluarkan buku catatan dan buku latihan bidang matematika umum dari sana.

"Kemarin, pak Nadhir ngasih tugas berpasangan sama temen sebangku." Hazel membuka buku latihannya kemudian menunjukkan 15 butir soal pada Galen. "Tugas kita jadi buat PR karena lo pulang duluan."

Galen menerima buku berikut lalu melihat paduan angka dan variabel yang Hazel tulis, sementara Hazel menatap wajah Galen dengan ekspresi tenang.

"How are you?" tanya Hazel bikin Galen sempat melirik matanya barang sedetik.

"I'm good."

"How about your hand?"

"He's good too."

Hazel tidak lagi melanjutkan percakapan, melainkan ia merotasikan pandangan ke lembar latihan soal yang bersih dari penyelesaiannya.

"Ayo kerjain sekarang," ucap Hazel.

Galen gantian menoleh ke arah Hazel kemudian melepas satu-satunya airpods dari telinganya. Jemari kokohnya memasang benda kecil itu ke telinga Hazel.

Lantunan musik The Neighborhood langsung menyelonong masuk mengetuk gendang telinga Hazel. Gadis itu memegang pengantar suara nirkabel yang ada di telinganya seraya menatap Galen yang kini memasang pasangan pengantar suara berikut ke telinga Galen sendiri.

Galen mengeluarkan buku latihan matematika umum, sebuah pensil, dan pena dari laci tasnya. Sebelum meneruskan kegiatan, pria itu mengambil ponselnya dan mengganti playlist yang diputar sehingga lagu kini berubah menjadi lagu-lagu Taylor Swift. Tanpa menunggu waktu lama ia segera menyalin soal-soal yang ada di buku Hazel.

"Lo pendengar Taylor Swift juga?" Hazel bertanya dengan sebuah senyum aneh di mulutnya.

Ya bagaimana tidak aneh, Hazel saja masih sangat ingat kalau sebulan yang lalu Galen pernah memutar lagu Arctic Monkey dan tak pernah melupakan RnB milik The Weeknd setiap memutar lagu di kelas. Genre lagu dua musisi itu jelas kontras dengan genre musik Taylor Swift yang ceria dan lebih digemari perempuan.

"Gue puter Taylor Swift buat lo," kata Galen tanpa menatap Hazel.

Sudut bibir Hazel tertarik mendengarnya. Ia beralih mengeluarkan tempat alat tulisnya dan mengambil pensil serta penghapus. Hazel melipat kedua tangan di atas meja dan mengamati Galen yang masih menyalin soal.

Kacang AlmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang