3rd Chapter; We'll Get Acquainted Further In New World

153 25 8
                                    

Do you hear me, I'm talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby I'm trying
Jason Mraz

◀❇❇✳❇❇▶

Obsidian Galen tak lekang memerhatikan Hazel yang menjelaskan materi sesingkat mungkin di depan kelas. Bukan pemandangan asing lagi melihat bagaimana gadis itu lincah menerangkan penyelesaian soal kimia dari nomor satu hingga tiga, tapi yang berbeda, penampilan Hazel kelihatan jauh lebih segar dan menarik dengan potongan rambut barunya.

Jika sebelumnya rambut Hazel bisa sampai lengan, Hazel jadi terlihat imut karena rambut sebahu dan poni sebatas alisnya. Surai kecokelatannya pun diberi perhiasan berupa jepit warna-warni.

Sampai Galen sadar bahwa ia hanya memerhatikan Hazel tanpa mencerna penjelasan pentingnya, pria itu segera mengalihkan pandangan.

"Baik, terima kasih Hazel atas penjelasannya. Silahkan duduk."

Hazel melempar senyum tipisnya pada sang guru sebelum mengambil langkah menuju tempat duduknya. Nisa itu mendapati Galen sedang menunduk sembari memainkan penanya di atas meja, ekspresinya tidak menyiratkan emosi apapun.

Hazel duduk di sebelah Galen. "Lo ngerti?"

Galen menggelengkan kepalanya dan melihat wajah Hazel. Untuk kesekian kalinya, pria itu malah terlena dengan penampilan baru Hazel. Sumpah demi apapun, Galen melakukan ini di luar kendalinya sendiri lantaran Hazel mendadak enak dipandang lama-lama.

"Emangnya lo nggak nyimak?"

Galen menggeleng lagi.

"Terus dari tadi lo ngapain aja?"

"Melamun," jawabnya asal. Tidak mungkin pria itu menjawab jujur kalau ia jatuh fokus pada penampilan Hazel, bisa-bisa Galen kena masalah.

Alih-alih paham, Hazel justru mengernyit mendengar jawaban singkat Galen. Bukan hal biasa pria itu melamun di tengah pelajaran. Meski Galen bukan orang yang pintar-pintar amat, Galen masih tergolong rajin dan tahu caranya menghormati orang yang berbicara di depan.

"Aneh." Hazel tidak mau memperpanjang masalah makanya ia melihat ke depan. Gadis itu membalik halaman catatannya untuk mencerna lagi materi pembelajaran yang belum lama ini diterangkan oleh pengajar.

"Meyumi."

Perempuan yang mulanya fokus ke buku itu mendadak melirik pria di sebelahnya, hanya untuk menemukan tampang polos nan lugu tengah melihat ke arah salah satu barang di mejanya.

Galen yang sadar diperhatikan lantas menatap Hazel sekilas kemudian menunjuk tempat pensil Hazel dengan ibu jari. "Itu, Meyumi."

Galen aneh. Hazel bersungguh-sungguh, Galen pada pagi hari ini sangat aneh. Bisa-bisanya perhatian lelaki itu mudah terdistraksi perkara tempat pensil yang ia gunakan sejak kemarin-kemarin. Sebatas tempat pensil biru polos yang menganga lebar memamerkan isinya pada orang -orang, kendati ada label informasi merek Meyumi di sisi kanannya.

Tak berhenti sampai di sana, Galen meneruskan pandangannya pada jepit rambut Hazel. "By the way, you look so cute with that hair clip."

Hazel ulangi, HARI INI GALEN ANEH!

Hazel masih belum bergerak sejak kejadian Meyumi beberapa detik lalu, gadis itu kian terpaku. Pandangan keduanya bersibobrok dengan aliran yang bersitegang satu sama lain. Walaupun mukanya datar tanpa ekspresi, jantung Hazel sudah pesta besar-besaran atas eulogi tersebut.

"Beli dimana? Kayaknya cocok buat Gwyneth."

Hazel berdeham dan mengalihkan pandangan, "lo mau?"

"Iya."

Kacang AlmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang