Biar dia merindukanmu sendiri
Jangan resah, dia pasti pikiranmu
Walau kau tak tau
Hingga di ujung malam
—Iqbaal Ramadhan◀❇❇✳❇❇▶
Benar dugaannya, sehari setelah wartawan dan awak media mengungkap kasus penganiayaan Galen pun melibatkan anak tokoh politik hebat, tanah air tambah gonjang-ganjing dan menimbulkan perkara. Banyak kritikus yang menuntut kejelasan dari tokoh politik yang terseret, pengamat mulai memberikan komentar buruk pada mereka yang telah memutar balikkan fakta dan membuat Galen terlihat seperti tersangka.
Selain pengedar berita, pelaku bully juga sudah diurus tegas oleh sekolah di bawah pengawasan dewan perwakilan wali siswa. Pendidik sebaya dari ekstrakurikuler PIK-R kerja keras mengampanyekan gerakan anti perundungan secara fisik, verbal, atau melalui jaringan internet. Anak jurnalistik memberikan petunjuk secara lantang kepada pendengarnya bahwa ia menolak keras kenakalan remaja.
"Kalo Bimo masih alfa besok, kabarin ibu ya."
Hazel yang tengah memakai sepatu secara tidak sengaja menyimak percakapan bu Rania dengan sekretaris kelas, begitu pun dengan Galen yang berdiri sambil menunduk bermain ponsel.
Sekarang sudah hari keempat Bimo tidak berangkat sekolah semenjak kasus diungkap, sudah hari Kamis. Pertanda kalau berita juga sudah diungkapkan lima hari lalu. Kalau sampai besok masih tidak masuk sekolah, genap dianggap alfa seminggu penuh.
"Ayo." Hazel menegakkan tubuhnya kemudian berjalan mendahului Galen.
Rencananya hari ini Galen dan Hazel akan pergi ke pasar buku bekas yang jaraknya sekitar sepuluh kilometer dari sekolah. Hanya berdua, tidak ada Gwyneth yang kebetulan sedang kerja kelompok sehingga sepasang kekasih itu mengambil kesempatan paling menguntungkan di hari-hari lainnya.
"San, Mal, gue duluan ya!" Hazel pamit dulu pada dua sobatnya.
Kebetulan sekolah melarang siswanya bertindak mesra-mesraan di sekolah, dua punggung tangan hanya bertegur sapa kala adam dan nisa berjalan beriringan ke area parkiran. Tidak banyak hal yang terjadi kala itu, bibir pun minim bersuara.
Kendaraan roda dua di area basement jadi objek pandang. Sementara Galen langsung menemukan motornya yang ada di baris terdekat, Hazel malah jatuh fokus pada Evan yang sibuk meng-engkol motornya agar menyala.
Setelah Galen siap, baru Hazel naik ke motor. Transportasi segera melaju meninggalkan area parkir dan bersatu padu dengan kendaraan-kendaraan lainnya di jalan utama sekolah hingga bersambung ke jalan raya besar. Di atas sana ada awan mendung yang mengukung bumi, siap mengoloni beberapa persil lewat uapannya.
Banyak anak sepantaran Galen dan Hazel yang baru pulang sekolah di sepanjang jalan. Ada yang sendirian di motor, berdua dengan sesama atau lawan jenis, atau ada pula yang konvoi sebelum belok ke kawasan banjir UMKM—mau nongkrong. Konversasi banyak terjadi di perjalanan.
Motor berhenti saat lampu lalu lintas jadi mencolok akibat warna merahnya. Galen mengamati perempuannya dari kaca spion kemudian menyentuh tangan Hazel yang ada di sebelah pinggangnya.
"Kedinginan nggak?" tanya Galen.
Hazel menggeleng. "Enggak, kan udah pake jaket."
"Nanti kalo misalnya bukunya nggak ada di sana, mau cari dimana lagi?"
"Let's go around, after this you'll be gone for a long time kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kacang Almond
Teen FictionHazel selalu bekerja keras untuk mendapatkan validasi kejuaraan dari orang-orang sekitarnya, terkhusus ayahnya yang hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Segala pencapaian yang gadis itu raih membawa presepsi dalam kepalanya sendiri, bahwa seorang Ha...