28. Glad to Know You, Greatest

89 18 1
                                    

A friendship turn to a bond
And that bond will never be broken
The love will never get lost
Wiz Khalifa

◀❇❇✳❇❇▶

Hidup harus banyak pelajaran, menurut tetuah. Agar menjadi insan yang agung dan bisa bersaing, tuan harus melalui banyak hal menjelang pendewasaan. Proses pendewasaan pun dibagi menjadi banyak kriteria yang tak bisa disamaratakan.

Ada yang jadi dewasa karena keluarga-entah dalam bentuk dukungan atau siksaan, ada yang jadi dewasa karena ekonomi, ada yang jadi dewasa karena kehilangan, karena bencana, karena pasangan, karena pendidikan, dan banyak hal yang menuntut seseorang jadi dewasa.

Harusnya pagi ini jadi pagi yang menegangkan buat Galen lantaran ia harus berangkat ke Depok dan melaksanakan seleksi nasional beberapa hari ke depan. Tapi pada kenyataannya, yang berkuasa sedang melahap habis jiwa ambisus Galen untuk mendapatkan apa yang ia mau

"Saki meninggal."

Masih fajar, baru pukul empat pagi saat Gina entah bagaimana mendadak muncul di kamarnya dan membangunkan Galen yang sebelumnya masih terlelap.

Masih fajar, masih terlalu awal untuk mendengarkan sesuatu yang sangat dihindari semua orang termasuk Galen yang tidak pernah merasakan apa itu kehilangan.

Masih fajar, masih terlalu awal bagi pemuda untuk gugur di medan perang.

Oleh karenanya, Galen jadi bertanya-tanya kepada Tuhan, apa saja kesalahan yang telah ia lakukan di kehidupan ini maupun kehidupan sebelumnya, sehingga Galen ditimpa baru besar bertubi-tubi seminggu belakangan.

"Apa, Bu?"

"Saki meninggal, nak."

Semakin teliti ia menilik wajah ibunya, semakin sulit mencari celah dusta di sana. Seluruh organ tubuh Galen seolah berhenti bekerja, oksigen tiba-tiba tak bisa dirasakan, kantuk yang sebelumnya menjelajah menyuarakan bahwa apa yang ia dengar barusan bukanlah bagian dari ilusi apalagi mimpi. Jiwa Galen mendadak mati dibawa pergi.

Galen memutus pandangannya dengan wajah Gina dan menunduk. Dadanya sesak, kerongkongannya tanpa dipinta mengeluarkan isakan-isakan gusar.

Galen yakin Saki akan pulang. Galen yakin sahabat satu-satunya itu akan kembali dan memenuhi janjinya untuk membantu Galen menyelesaikan masalah. Galen percaya apa yang baru saja ia dengar bukan lah sesuatu yang nyata.

Tapi semakin ia meyakinkan dirinya sendiri jika Saki baik-baik saja, tangan Galen semakin ingin terangkat untuk mengusap dadanya yang tambah sesak.

Pria itu tidak bisa lagi menahan air matanya untuk jatuh. Galen menunduk semakin dalam, menutup kedua matanya menggunakan lengan kendati bibirnya tak bisa berhenti bergetar meski anak itu berusaha sekeras mungkin.

Gina menggeser tubuhnya mendekati Galen kemudian menarik tubuh anak sulungnya itu ke rengkuhannya. Suara tangis Galen semakin mengudara, air matanya kian berderai. Tidak ada yang bisa Gina lakukan selain mengusap bahu dan kepala putranya yang berduka itu.

"You can cry, Galene. You need to cry."

Walau semakin lama anak itu menangis, hati Gina semakin perih.

«●○●○●»

CR-V Prestige Turbo milik Galuh tiba di rumah mewah yang ramai oleh orang-orang berpakaian putih. Semua yang datang ke sana membawa bungkusan belasungkawa, raut-raut berduka mendadak jadi sesuatu yang biasa sejak pagi tadi.

Gina menoleh ke belakang lalu mengusap lutut anaknya sambil tersenyum tipis. "Tahan ya, kak. Keluarganya lagi berduka."

Galen mengangguk, kendati ia tidak bisa menyembunyikan mimik wajah tersedih yang ia miliki. Tatap mata Galen sayu tak berpenghuni.

Kacang AlmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang