Tepat setelah meng-klik dokumen yang dibagikan panitia di grup seleksi peserta KSN, pergerakan Mala seketika berhenti kala menemukan namanya langsung muncul di layar. Gadis itu meremat kaleng kopi susu di tangannya.
"Kenapa, Mal?"
Mala menunjukkan gawainya ke arah Sandra lalu bergumam. "San, gue gagal atau berhasil?"
Sandra mengambil alih ponsel Mala dan membaca cermat lampiran tersebut. Tiga detik kemudian, matanya berbinar. "MALA, YOU GOT THIS!"
Seisi kantin pada pukul dua belas siang mencari sumber suara, tak terkecuali Hazel yang masih bertengger di kios es krim spontan melongok ke arah Sandra hanya untuk menemukan gadis tinggi nan rupawan itu sudah memeluk Mala begitu bahagia.
Aduh, terharu sekali Sandra mendapati teman sebangkunya menduduki posisi tertinggi kedua pada seleksi KSN antar siswa ini. Sandra yang jadi saksi seberapa berjuangnya Mala memahami lika-liku materi pelajaran kimia yang susah dipahami, apalagi saat Mala keluar labolatorium komputer usai seleksi sambil mengeluh tentang seberapa sulitnya soal uji coba berikut.
Sumpah, melihat teman yang berjuang keras demi mendapatkan hasil juara itu akan sangat membanggakan jika ia berhasil meraihnya.
Hazel segera mengambil uang kembalian belanjaannya lalu menghampiri Sandra dan Mala. Netranya berusaha keras mencuri perhatian dua sobat yang melompat-lompat dengan putaran sambil berpelukan itu.
"Apa? Apa?" Hazel bingung, planga-plongo di sebelah temannya yang girang.
"San, udah, San." Mala melepas paksa pelukan Sandra. "Gue malu banget."
"Kenapa?" tanya Hazel lagi.
"Hasil TO Mala udah keluar!" seru Sandra super bahagia, ia memberikan ponsel Mala kepada Hazel.
"Wow..." Hazel terpukau melihat selisih nilai antara tuan berjenama Alsaki dengan sahabat dekatnya yang hanya berbeda dua poin.
Hazel berhambur ke pelukan Mala diikuti Sandra sehingga ketiganya merengkuh ria. Sementara itu, Galen yang berdiri tak jauh dari mereka sekadar mengamati euforia tersebut dengan ekspresi datar.
Galen melihat layar ponselnya, layar kunci tidak memberi tanda bahwa ada pesan masuk dari kontak berjenama Alsaki. Pria itu menghela napas berat dan mengerlingkan wajah ke lain arah, tepatnya ke meja langganannya dengan Saki di kantin yang ditempati dua siswa lain.
Kemarin malam, Saki mengeluh tidak enak badan sampai tulang rasanya akan rontok semua dari tubuhnya, dadanya juga nyeri. Lalu seperti yang sudah-sudah, kini ia kembali terbaring di rumah sakit akibat jantungnya sendiri. Saki ditemukan tak sadarkan diri pukul sembilan pagi.
Galen menerima tempat makannya dari bibi kios makanan pokok dan tersenyum ramah, "makasih, Bi."
"Sama-sama, Tong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kacang Almond
Teen FictionHazel selalu bekerja keras untuk mendapatkan validasi kejuaraan dari orang-orang sekitarnya, terkhusus ayahnya yang hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Segala pencapaian yang gadis itu raih membawa presepsi dalam kepalanya sendiri, bahwa seorang Ha...