Sudah 7 bulan Renjun memasuki kehamilannya. Banyak sekali perubahan yang telah ia rasa. Di mulai dari sakit punggung, sakit pinggang, susah mencari posisi ternyaman untuk tidur, dan banyak hal yang ia rasa. Renjun masih terduduk di pinggir kasur, ia masih merasakan gerak-gerik anaknya di dalam perut yang setiap hari semakin kencang."Kenapa sayang?" Tanya Haechan, memang Renjun mendudukkan dirinya membelakangi Haechan jadi Haechan pun tak tau apa yang di lakukan suaminya.
"Ini jagoan lagi gerak - gerak doang Yayah" karena Renjun yang merasa pinggang nya sangat sakit, tangan mungil nya memijat-mijat pinggang nya yang terasa sakit.
Haechan yang melihatnya mengangkat bicara. "Kenapa sayang? Sakit ya?" Haechan langsung naik ke atas kasur, duduk bersila tepat di belakang punggung sempit milik Renjun. Telapak tangan besarnya langsung memijit dengan pelan bagian pinggang Renjun.
"Jangan mas, udah sana berangkat ke kantor" tangan Renjun menepis tangan besar Haechan.
"Gpp sayang, sakit banget ya?" Renjun menganggukkan kepalanya.
"Kok baba nya di pijit sama Yayah, jagoan gerak-gerak si sayang. Seneng ya?" Beberapa tendangan hebat memang Renjun rasa di perutnya. Tangan Haechan beralih, ia melingkarkan tangannya di perut bulat milik Renjun.
"Selamat pagi anak ayah. Sehat-sehat ya sayang, ayah engga sabar sekali untuk bertemu dengan anak ayah ini"
"Iya Yayah, Udah sana berangkat Mamas. Nanti kesiangan"
"Gpp aku tinggal? Masih sakit ga pinggangnya?" Tangan Haechan kembali lagi mengelusi pinggang Renjun yang sakit. Renjun langsung menepis tangan Haechan yang hampir hinggap di pinggangnya. "Hati-hati di jalan ya Yayah" Renjun berusaha mengalihkan pembicaraan, bohong jika ia bilang badannya baik-baik saja. Pasalnya beberapa titik di badannya ini sering kali terasa sakit karena si adek bayi makin membesar di perut sang baba.
°°°°°°°°°°°°°°
Usai mandi pagi yang di lakukan Renjun, ia berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya, sambil tangannya mengoleskan cream Stretch mark yang mulai timbul di perutnya.
"Renjun jelek banget sekarang" ucapnya kepada diri sendiri.
"Adek kenapa ninggalin Stretch mark di perut baba??" Renjun memang mengalami banyak sekali perubahan di tubuhnya, pipi yang semakin menggembil, ia memiliki double Chin, perut nya yang semakin membesar dan memberat membuatnya sulit sekali beraktivitas.
"Sedih, kalo kyk gini Yayah gampang berpaling pasti" ucapnya dengan tak percaya diri, tanpa ia sadari pun air matanya mulai mengalir membasahi pipinya, mood nya akhir-akhir ini memang sangat tidak stabil di karenakan hormon.
"Huhu hikss, engga mau punya badan jelek hiksss"
Tak terasa hampir setengah hari di rumah Renjun menghabiskan waktunya di kamar, menangisi bentuk tubuhnya yang membuatnya sangat insecure akhir-akhir ini. Setelah dirasa mulai lelah dengan menangis, Renjun langsung turun ke lantai bawah mencari makanan yang ingin ia makan.
Sang bibi yang melihat Renjun baru turun juga dengan mata yang sangat sembab pun tak berani bertanya perihal kenapa majikannya seperti sedang murung.
"Bibi masak apa?" Tanyanya.
"Ayam goreng ke sukaan Aden" Renjun tak begitu excited ketika sang bibi mengetahui memasak makanan kesukaannya.
"Aku mau rebus-rebusan aja deh bi, bisa minta tolong rebusin telur sama sayur sayur aja ga? Sama masakin nasi merah aja ya, aku lagi ga mau nasi putih"
Sang bibi yang di minta tolong oleh Renjun pun merasa bingung. Bingung ingin menurutinya atau tidak, pasalnya ia selalu di beritahu oleh Haechan untuk memberikan Renjun makanan bergizi 4 sehat 5 sempurna. Tapi si Aden nya malah ingin makan yang tidak sesuai dengan standarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas dan Adek (Hyuckren)
RandomKalo kata hyuck, ini bukan akhir dari kisahnya dan Renjun, tapi ini adalah awal, awal dari semua kisahnya. "Ini adalah awal, awal dari semua perjalanan yang mau kita lewati bersama-sama" "Ayo mas saling genggam! Agar ngelewatin semua rintangan per...