Pagi hari ini, ah tidak-tidak bisa di bilang pagi, ini saja baru pukul 5. Renjun langsung di sambut dengan tangisan Haikal yang berada di kamar tidur sebelah, dengan mata yang masih mengantuk, Renjun buru-buru menghampiri anaknya yang tangisannya terasa semakin kencang.
Renjun langsung menyalahkan lampu kamar Haikal, dan menggendong anaknya. "Halo sayang, kenapa menangis?" Di tepuk nya bokong dan punggung si bayi nya, setelah di rasa tangisan Haikal tak berhenti juga ia langsung duduk di kursi yang biasa ia duduki sambil memberikan Haikal asi.
Dibukanya kancing kemeja miliknya dan mulai menyusui Haikal. Tak biasanya Haikal terbangun pukul 5 pagi seperti ini, biasanya Haikal mulai terbangun pukul 6 pagi. "Kok udah bangun Adek." Di usapnya wajah Haikal yang basah karena menangis. Renjun juga kembali menyamankan dirinya di kursi ini sambil memberi Haikal asi. Dirinya masih sangat mengantuk.
Tangan Renjun mengelusi tubuh belakang Haikal, dengan matanya yang sudah mulai terpejam karena mengantuk.
//////////
Disisi lain, Haechan yang tengah tidur ingin kembali mendekap Renjun pun tak jadi, karena kasur di sebelahnya kosong dan terasa dingin. Ia membuka matanya dan tak mendapati Renjun disebelahnya.
"Sayang." Panggil Haechan, ia kira Renjun berada di kamar mandi, tapi saat ia melihat ke kamar mandi ternyata tidak ada. Haechan keluar kamar dan memasuki kamar Haikal. "Sayang." Saat membuka pintu ia langsung mendapati Renjun yang duduk sambil tidur terlelap dengan Haikal yang berada di gendongannya.
Di usapnya surai rambut Renjun, ia juga langsung mengangkat tubuh mungil Haikal dan membuat Renjun terbangun karena takut anaknya jatuh. "Kaget aku mas." Ucap Renjun setelah mendapati si dominan yang tengah memindahkan anaknya kembali ke baby box.
"Bobo lagi ya?" Haechan menuntun Renjun kembali ke kamar menyuruh si manisnya ini kembali tidur karena masih pukul 5:30 pagi.
Renjun yang sudah merebahkan kembali dirinya di kasur menggelengkan kepalanya. "Nanti kamu kesiangan. Aku bikin sarapan sama makan siang kamu aja ya?"
"Tapi kamu ngantuk lagi gak?" Renjun menggelengkan kepalanya. Renjun kini memeluk Haechan yang tiduran di sebelahnya, mendusalkan kepalanya di ceruk leher sang dominan.
"Kamu tidur lagi aja, nanti jam 7 aku bangunin." Ucap Renjun ke Haechan.
Haechan mengelus punggung sempit Renjun. "Jangan capek-capek sayang, masak yang gampang aja."
"Titip adek ya mas." Renjun langsung meninggalkan Haechan yang ingin kembali menjemput mimpinya sebelum nanti pagi ia akan berkerja.
Saat di dapur Renjun langsung benar-benar sibuk dengan aktivitas memasaknya, sesekali matanya memandang iPad yang ia bawa dari kamar memperhatikan Haikal yang tertidur dari cctv. Kedua kompornya sama-sama menyala dengan pan di masing-masing kompornya ia memasak menu sarapan dan makan siang untuk di bawa oleh Haechan.
Setelah selesai memasak Renjun langsung memasukkan menu makan siangnya kedalam kotak bekal yang akan di bawa Haechan, bertepatan sekali dengan si kecilnya yang mulai terbangun ia melihatnya dari iPad nya.
Saat membuka pintu kamar Haikal di dapatinya si kecil yang sudah terduduk dengan kepala yang tengok ke kanan-kiri sesekali melihat ke arah jendela mendapati matahari yang mengintip dari celah-celah gorden. "Selamat pagi sayang."
"Uhhhh." Tangan kecil Haikal berusaha menggapai tangan si baba yang tengah mengelus rambutnya yang begitu berantakan. Renjun yang peka langsung membawa Haikal ke gendongannya, tak lupa ia juga membuka jumpsuit tidur yang Haikal kenakan. "Bangunin Yayah yuk." Ajak Renjun.
Renjun langsung membawa Haikal ke kamarnya mendapati sang suami yang masih tidur di dalam selimutnya. Meletkan Haikal di samping Haechan yang masih terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas dan Adek (Hyuckren)
RandomKalo kata hyuck, ini bukan akhir dari kisahnya dan Renjun, tapi ini adalah awal, awal dari semua kisahnya. "Ini adalah awal, awal dari semua perjalanan yang mau kita lewati bersama-sama" "Ayo mas saling genggam! Agar ngelewatin semua rintangan per...