#edisispesial: after holi(yay)day

1.6K 157 0
                                    

Tiga hari lalu adalah liburan pertama Renjun bersama teman-teman nya setelah menikah dan memiliki Haikal. Sebenarnya Haechan mengizinkan saja Renjun untuk berlibur selama seminggu di Bali. Tapi Renjun yang tak tega meninggalkan keduanya begitu lama pun hanya 3 hari di Bali. Sekarang sudah saatnya Renjun pulang, dengan Haechan dan Haikal menjemputnya di bandara. Dari kejauhan sudah Haechan lihat Renjun yang berjalan sambil menggeret kopernya, di susul dengan larian Haikal.

"Babaaa." Teriakan Haikal sambil mengiringi lariannya yang semakin cepat.

"Jangan lari adek" ucap Renjun. Saat sudah di hadapan baba nya, Haikal langsung memeluk kaki Renjun.

"Baba!." Ucap Haikal.

"Kangen baba ya? Baba juga kangen adek." Saat Renjun tengah mengelus Surai Haikal tertiba suaminya ini mengecup kedua pipinya.

"I Miss you." Gumam Haechan.

"I Miss you too Mamas." Haechan langsung membawa anaknya ke dalam gendongannya, tak lupa juga Renjun mengecup pipi Haikal. "Kangen sekali sama anak baik nya, baba. Adek jadi good boy kan Yayah?"

"Iya baba, adek 3 hari pintar banget. Mau langsung pulang sayang?"

Renjun mengangguk. Badannya sudah sangat lelah selama 3 hari berlibur ini. "Ayo pulang Mamas."

//////////

Haechan membiarkan Renjun nya mengistirahatkan dirinya sendiri, dengan Haikal ia yang jaga. Hingga menuju malam Renjun baru bangun dari tidurnya dan mulai keluar kamar.

"Mamas." Panggil Renjun sambil menuruni tangga.

"Loh udah bangun, sini sayang." Ternyata suaminya Renjun ini tengah menemani anak tunggalnya bermain di ruang tamu, dengan hanya mengawasinya saja. Saat Renjun semakin mendekat Haechan menepuk pahanya, menyuruh si manisnya ini duduk di pangkuannya.

Renjun yang kesadarannya belum penuh pun menuruti saja, dengan tangan kecilnya yang masih mungusak matanya ia duduk di pangkuan sang suami, pinggangnya pun langsung di peluk oleh dominannya. "Ngantuk." Gumam Renjun. Ia kembali meletakkan kepalanya di bahu lebar milik dominannya, punggungnya pun di elusi oleh sang dominan membuatnya semakin terasa nyaman.

"Baba. Bobo?" Tanya Haikal yang berada di belakang punggung Renjun. Renjun yang mendengar suara Haikal pun langsung menegakkan tubuhnya kembali dan menoleh ke belakang mendapati Haikal yang tengah memperhatikannya.

Renjun langsung buru-buru ingin turun dari pangkuan sang suami. Tetapi tangan besar Haechan pun dengan jahil nya tetap menahannya. "Aku engga liat ada adek, aku mau turun." Si submisive ini memukul pelan tangan sang dominannya.

"Jagoan mau di peluk juga gak?" Tanya Haechan. Haikal tanpa menjawab pertanyaan si Yayah pun langsung menaiki sofa. Menyelip di tengah-tengah baba dan yayahnya yang sedang berpelukan.

"Nda bica peyuk hng." Haikal memanyunkan bibirnya karena kesal. Haechan dan Renjun yang melihatnya terkekeh gemas. Renjun memundurkan tubuhnya membiarkan si kecilnya duduk di tengah-tengah antara dirinya dan sang dominan.

"Aduh, belahan jiwa Yayah dua-duanya nih." Haikal dengan gemasnya mendusal di dada sang Yayah.

"Happy gak adek sama Yayah terus? Ikut Yayah ke kantor ya anak baba ini." Di elusnya Surai legam Haikal yang masih mendusal. Ketika berpergian seperti kemarin Renjun merasa rasa rindunya kepada yang di rumah (Haechan dan haikal) sangat menggebu-gebu, apalagi setelah memiliki Haikal di hidupnya, rasa ingin pulang terus melingkupi dirinya. Ini kali pertamanya Renjun meninggalkan Haikal, mungkin kedepannya Renjun akan berfikir beribu kali untuk mementingkan dirinya sendiri seperti liburan ini.

"Ikal no no like baba, ikal cuka baba di lumah."

Hei siapa yang mengajarkan anaknya berbicara seperti ini, sepertinya Renjun baru hanya meninggalkan nya 3 hari, tapi kenapa ucapan anaknya bisa membuatnya melting.

"Beneran? Bukannya adek suka kalau baba pergi jadi bisa mam ice cream terus sama Yayah?"

"Adek engga makan ice cream sama Yayah kok baba, adek jadi good boy. Adek engga mau sakit jadi engga makan ice cream." Ucap Haechan membela anaknya, memang Haikal selama 3 hari di tinggal tak pernah meminta ice cream bahkan bila ditawari olehnya pun tetap tak mau.

"Good job adek, besok baba buatin cookies yang banyak untuk jagoan baba ini."

"Timacaci baba."

"Yayah mau liat berkas kantor dulu ya, adek sama baba dulu ya?"

//////////

Haechan langsung ke ruang kerjanya meninggalkan Renjun dan Haikal yang masih berada di ruang tv. Si kecilnya pun sibuk dengan mainannya sendiri, Renjun pun akhirnya memilih meng-upload foto-foto liburannya sambil mengawasi anaknya.

Tak berapa lama setelah Renjun meng-upload nya, Haechan langsung keluar dari ruang kerjanya dengan muka yang masam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak berapa lama setelah Renjun meng-upload nya, Haechan langsung keluar dari ruang kerjanya dengan muka yang masam.

"SAYANG!" ucapnya dengan kesal.

"Kenapa Mamas?"

"Hapus postingan kamu yang tadi." Ucap Haechan dengan penuh penekanan.

"Kenapa?" Tanya Renjun dengan polosnya, ia merasa tak ada yang salah dengan postingannya. Caption nya pun tidak, ia hanya menggambarkan kesenangannya berlibur.

"Sayang? Paha kamu loh? Cepet takedown. Aset aku loh itu, masa di tebarin ke orang-orang loh?"

"Pelit, aku kan mau diabadikan aja terus biar engga hilang fotonya." Dumal Renjun.

"Kirim ke aku aja ya cantik? Aku simpan di folder ku aja ya fotonya?" Haechan mendekati Renjun, menangkup wajah si manisnya serta mengelusi pipinya dengan ibu jari nya. "Sayang, itu kan aset aku, jangan di upload for publik ya cantik."

"Cemburu?" Tanya Renjun dengan wajah meledeknya.

"Iyalah, kamu kan punyaku." Alias Haechan menukik dengan kesal, sepertinya amarah sudah sedikit melingkupi hatinya.

"Lucunyaa, i love you mas suami."

"Engga ada i love you, i love you. Hapus dulu sayang." Rengek Haechan.

Renjun sambil terkekeh mengambil handphone nya, menghapus hal yang membuat suaminya cemburu. Haechan pun dengan pasti memperhatikan istrinya yang mengutak atik handphone serta memastikan bahwa sudah terhapus di sosial media istrinya.
Setelah selesai Renjun kembali menyimpan gawainya, melingkarkan tangan manis yang berbalut cincin pernikahan di leher suaminya. Menatap dengan indah wajah tampan suaminya dari dekat, memperhatikan hidung bangir dan manik indah kecil milik suaminya.

"Maaf Mamas." Lirih Renjun.

"Engga boleh lagi kyk gitu sayang, aku engga suka. Kamu engga keluar-keluar villa pakai baju yang di foto kan?"

"Pakai itu aku Mamas, tapi itukan karena tiduran jadi celananya naik ke atas. Posesif banget suamiku ini"

"Kamu bandel kalau liburan tanpa aku." Ucap Haechan dengan sebal.

"Maaf ya mas suami." Renjun menerjapkan matanya membuat Haechan pun akhirnya luluh walau hatinya masih sedikit jengkel.

Mas dan Adek (Hyuckren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang