Renjun dan Haikal yang biasanya hanya mengantar Haechan hingga di depan teras kini Haikal menangis didepan teras karena ingin ikut sang Yayah berangkat ke kantor.
"Adek kan belum mandi, kan mau nemenin baba ke kantor juga. Sama baba saja ya?" Memang Renjun sudah tak seproduktif itu berangkat ke kantor. Tetapi ini control bulanan yang selalu Renjun lakukan
"Mawuu Yayah hiks."
"Iya mandi dulu ya, nanti baba anterin ya?"
"Mawu cekalang naik mobiy Yayah."
Haechan melihat jam yang melingkar di tangannya. "Aku tungguin sayang, ayo mandiin jagoan dulu." Haechan kembali melepas sepatu yang telah ia kenakan, mengambil Haikal dari gendongan istrinya. "mau ikut Yayah ya? Mandi dulu ya jagoan."
"Mawuu Yayah." Haikal melingkarkan tangannya di leher sang Yayah.
Renjun yang berada di belakang kedua kesayangannya ini menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang anak. Renjun baru menyadari ternyata Haikal sedekat ini dengan Yayah nya, padahal Haechan sangat sibuk sekali bekerja, ketemunya pun sering kali hanya di waktu weekend. Tetapi Sepertinya Haikal lebih condong dekat dengan sang Yayah.
"Emang ini yayahnya adek?" Tanya Renjun menggoda.
"Yayah ikal." Ucap Haikal. 'ikal' memang panggilan untuknya, karena memang Haikal belum bisa menyebut namanya dengan lengkap, jadilah Haechan mengajarkan memanggil nama ikal.
"Yayahnya baba." Renjun yang berada di belakang tubuh Haechan memeluk suaminya sendiri sambil mengecup bahu Haechan yang sudah terlapisi kemeja dan juga jas nya.
"NOO! BABA!" Ucap Haikal dengan marah. Tangan kecil Haikal memukul kepala Renjun yang menempel di bahu Haechan.
"Awhh." Renjun memegangi kepalanya, Haechan yang melihat itu langsung menahan tangan kecil Haikal.
"Engga boleh gitu sama baba, nak." Di kecupnya tangan mungil Haikal.
"Baba nono peyuk Yayah." Sesampainya di kamar Haikal, Haechan langsung menurunkan sang anak di atas kasurnya sambil melepaskan baju Haikal.
"Itukan istrinya Yayah. Masa engga boleh peluk?" Ujar Haechan.
"Nonoo."
"Kamu engga telat emang mas?" Tanya Renjun.
"Engga sayang, aku meeting siang doang."
Renjun dengan sesegera mungkin langsung memandikan Haikal, dengan Haechan yang bertugas mencarikan anaknya pakaian. Tak ada suara kisruh Haikal di dalam kamar mandi, sepertinya anaknya anteng karena tau ingin di ajak yayahnya.
\\\\\\\\\\
Haikal sudah benar-benar siap, Haechan memilihkan baju anaknya celana bahan hitam dan juga kemeja putih, persis seperti dirinya.
Renjun juga sudah membawakan Haikal beberapa helai baju ganti untuk anaknya."Nanti makan sama Yayah aja ya, baba cuma bawain biskuit." Memang tak repot lagi Renjun bila akan mengajak Haikal pergi keluar rumah, si kecilnya ini dari beberapa bulan lalu sudah mulai memakan nasi, tak perlu lagi Renjun menggerus-gerus nasi agar halus.
"Aku berangkat sekarang ya sayang." Haechan mengecup pipi Renjun.
"Hati-hati. Bye adek." Renjun melambaikan tangannya ke arah Haikal yang sudah duduk nyaman di car seat nya.
"Bye baba." Haikal memberikan flying kiss nya ke arah Renjun. Ah anak kecil itu tampak sangat senang sekali ingin di ajak yayahnya ke kantor, dari senyumnya yang lebar dan tak luntur dari tadi pun menjelaskan kegembiraannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas dan Adek (Hyuckren)
РазноеKalo kata hyuck, ini bukan akhir dari kisahnya dan Renjun, tapi ini adalah awal, awal dari semua kisahnya. "Ini adalah awal, awal dari semua perjalanan yang mau kita lewati bersama-sama" "Ayo mas saling genggam! Agar ngelewatin semua rintangan per...