041: Haikal dan Kenzo

2.2K 161 13
                                    

Ini kali keduanya Jeno mengajak Kenzo bertemu dengan Haikal, padahal Kenzo selalu merengek ingin bertemu dengan baba nya, tetapi Jeno selalu tak mengizinkannya, sebab Kenzo jika sudah bersama Renjun ini selalu tak mau di ajak pulang, ia jadi tak enak sendiri dengan Haechan dan juga Renjun, apalagi sekarang Haechan dan juga Renjun sudah mempunyai bayi kecil yang harus di urus.

Jeno mengunjungi Renjun ketika siang hari, dimana sang dominan mereka juga masih sibuk di kantor. Begitu excited rasanya Ken ingin bertemu dengan baba nya setelah mungkin 3 bulan yang lalu??

"Babaaaaa." Teriak Kenzo saat melihat Renjun membukakan pintu utama untuknya. Kenzo langsung menubruk kaki jenjang milik Renjun, memeluk sang baba yang tengah berdiri depannya, untung saja Renjun tak sedang menggendong Haikal.

"Halo sayang." Renjun berjongkok tepat di depan Kenzo, mengelusi surai milik Kenzo.

"Kakak kangen baba." Rada terkejut Renjun, baru tidak bertemu beberapa bulan saja ucapan Kenzo sudah se fasih itu, tak ada lagi Kenzo kecil yang berbicara cadel.

"Baba juga kangen kakak sekali. Kenapa anak sulungnya baba sudah sebesar ini ya?" Renjun langsung menggandeng tangan mungil kenzo, Jeno yang melihat keduanya beriringan masuk kedalam terkekeh gemas, bahkan Renjun saja lupa menyapanya.

"Jun" panggil Jeno.

"Hah iya, aduh apa kabar kak?" Jeno dan Renjun saling berpelukan, melepaskan rasa kangen setelah sekian lama tak berjumpa.

"Baik aku, kamu gimana? Happy punya Haikal?"
Dapat Jeno lihat Haikal yang ditidurkan di sofa bed dengan selimut tipis kecil yang menutupi tubuh mungil milik Haikal.

"Liat kak, itu bayi yang di perut baba loh." Tunjuk Jeno kepada Haikal. Kenzo langsung buru-buru menghampiri Haikal kecil yang tengah tertidur. Kenzo mengelusi jari kaki haikal yang tak tertutupi selimut, mengelusnya dengan jari telunjuk nya.

"Lucu ya kak?"

"Bayi keluar dari perut baba?" Tanya Kenzo, ia menatap Renjun. Renjun yang di tanya pun langsung menganggukkan kepalanya.

"Kakak? Kakak dari mana?" Kenzo juga menunjuk dirinya sendiri.

"Kakak dari perut mama." Ujar Jeno.

"Kenapa engga perut baba? Ken mau nya dari baba." Sedikit terkejut Renjun mendengar jawaban dari Kenzo, sedikit tak enak hati juga terhadap Jeno.

"Loh, kan kakak anaknya mama Jeno."

"Kakak mau dari perut babaaaaa." Pekik Kenzo, Renjun sontak langsung memegang badan Haikal yang sedikit terkejut oleh pekikan Kenzo yang tengah merengek.

"Okeoke dari perut babaya." Ujar Jeno mengalah, sungguh ia tak enak kepada Renjun karena membuat Haikal jadi terganggu tidurnya.

"Berarti kakak boleh bobo sama baba hari ini dan besok?" Oh jadi ini alasan Kenzo ingin menjadi anak Renjun, biar bisa kembali menginap?

"Engga-engga baba masih punya anak bayi, kakak engga boleh menginap di rumah baba dan Yayah." Tolak Jeno.

"Nanti kita bilang Yayah ya kakak mau nginap, ayo sekarang kita ke kamar baba liat baju yang baba beliin buat kakak." Renjun menggandeng tangan Ken menuju kamar utama miliknya juga Haechan.
Jeno menggeleng-geleng melihat keduanya, sifatnya sama-sama seperti anak kecil.

"Jangan naik-naik kasur ya kak." Ucap Jeno.

"Kak aku titip Haikal ya."



°°°°°°°°°°



Pukul 4 sore Haechan pulang kembali kerumah, beriringan dengan Mark yang mengikuti mobilnya, saat keduanya menuruni mobil masing-masing sudah terdengar pekikan dan ketawa Ken yang menggelegar di penjuru rumah, suara bercandaan Renjun yang sepertinya tengah meledek pun terdengar.

Mas dan Adek (Hyuckren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang