Beberapa Minggu ini Renjun dan juga Haechan sama sama di sibukkan dengan kerjaan masing masing, bertemu hanya waktu malam hari saja, jika pagi hari tak ada ciuman dan juga sapaan selamat pagi. Biasanya entah Haechan yang pergi lebih dulu untuk meeting atau Renjun yang memang ingin bertemu klien nya di pagi hari. Seperti saat ini padahal Renjun yang mengajak makan siang bersama, tapi sejam sebelum makan siang Haechan langsung membatalkannya karena ia ada meeting penting yang tak bisa di tunda. Renjun mau marah pun tak bisa, karena ia sadar kepada dirinya sendiri yang juga sama sibuknya dengan Haechan.
Renjun pun terkadang sampai lupa sendiri dengan penyakit asam lambungnya ini. Beberapa kali ia juga mengalami muntah di pagi hari jika sudah sampai kantor. Seperti pagi ini di kantor, Renjun sedang berusaha memuntahkan semua isi perutnya
"Huekkkk..." Renjun yang memang tak menutup pintu kamar mandinya menjadikan anak kantornya pada berlarian masuk untuk membantu atasannya yang sedang kesulitan.
"Kak ren ? Masih mual?" Renjun tak menjawab, badannya cukup lemas pagi ini, ia menyesali tak sarapan di rumah terlebih dahulu.
"Berobat ayo kak? Kamu udah seminggu kyk gini terus"
Renjun terus saja menolak di ajak berobat, berakhir dengan ia yang meminum obat maag dan memakan bubur, lalu tertidur di ruang kerjanya. Bawahannya Renjun pun yang melihat Renjun sangat lemas hingga ketiduran seperti itu pun tak tega, dan berakhir menelpon Haechan untuk memberitahukan apa yang telah terjadi kepada suaminya.
Haechan yang mendengar kabar Renjun sakit pun langsung meninggalkan semua kerjaannya yang cukup penting sebenarnya, tapi kali ini lebih penting suaminya yang sedang sakit. Bahkan Haechan membuka pintu utama tempat kerja Renjun dengan tidak santainya, semuanya hanya melihat Haechan dengan pandangan terdiam, karena mereka semua tau Haechan sangat khawatir dengan dunianya. Setelah Haechan membuka pintu ruang kerja Renjun, ia hanya mendapati si manisnya tengah meringkuk di sofa dengan selimut yang membalut tubuh mungilnya. Tubuh mungil itu tertidur dengan damai. Haechan juga menambahkan jasnya untuk di lampirnya di bahu Renjun, ruangan si manisnya kali ini cukup dingin untuk di terpa di kulit. Setelah memastikan Renjun nya semakin nyaman dalam tidurnya, dan setelah Haechan mengecupi pelipis Renjun, ia kembali keluar dari ruangan tersebut. Mendapati karyawan Renjun yang memang menunggu depan pintu.
"Bisa jelasin engga suami saya kenapa?"
"Kak ren udah seminggu mual terus pak, katanya si asam lambung karena telat makan terus, akhir akhir ini kak ren emang telat makan terus, padahal udah di selalu di ingatkan pak"
"Maaf pak" ucap salah satu karyawan nya untuk mewakili mereka bertiga. (Btw Renjun ini karyawannya sekarang 3 ya di butik)
"Gpp kok, saya juga cuma nanya aja" ucap Haechan menenangkan. Pasalnya tiga orang di depannya ini tampang sangat tegang dan gugup.
"Kok ruangan suami saya dingin banget ya?"
"Iya pak, kak ren sepertinya lagi suka banget dingin. Kalo AC nya di kecilin biasanya marah marah pak, kita engga ada yang ngecilin, terus kak ren juga sekarang kalo minum sering minum dingin terus"
°°°°°°°°°°°°
Haechan yang tak berani membangunkan suaminya,ia hanya menunggu Renjun terbangun menanti suaminya yang masih terlelap. Berjongkok di depan tubuh Renjun, mengelusi Surai legam milik suaminya, Renjun pun tak memberi tanda tanda akan terbangun dari tidurnya, ia malah meringkuk lebih nyaman lagi. Haechan memilih duduk di kursi kebesaran milik Renjun. Mengerjakan pekerjaan kantornya yang sempat tertunda, walau beberapa kali beranjak dari kursinya untuk mengelus dan menciumi Renjun.
"Mamasss" rengek Renjun. Haechan yang mendengar itu langsung bangkit dari tempat duduknya, menghampiri Renjun yang terlihat merengek.
"Kenapa sayang? Udah bobo nya? Masih sakit perutnya? Atau mual lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas dan Adek (Hyuckren)
DiversosKalo kata hyuck, ini bukan akhir dari kisahnya dan Renjun, tapi ini adalah awal, awal dari semua kisahnya. "Ini adalah awal, awal dari semua perjalanan yang mau kita lewati bersama-sama" "Ayo mas saling genggam! Agar ngelewatin semua rintangan per...