Senyum sedari tadi merekah dari wajah Haechan dan Renjun, tentunya senyum Haechan yang sedari tadi tak hilang sejak keluar dari ruang dokter itu.
"Seneng ya?" Tanya Renjun seperti bertanya ke Haikal. Haechan menganggukkan kepalanya.
"Happy, bayi nya Yayah dan baba sehat-sehat ya, nak. Princess nya Yayah."
Yup, jenis kelamin anak kedua dan calon adik nya Haikal ini adalah perempuan, menambah kelengkapan keluarga kecil ini.
"Panggil nya princess nih?" Haechan mengangguk.
"Princess, Yayah happy nih kamu perempuan." Ucap Renjun kepada si bayi yang masih berada di dalam perutnya.
"Terima kasih sudah menjadi penambah bahagia keluarga kecil ini, nak. Terima kasih sudah menjadi pelengkap keluarga ini juga. Yayah bahagia sekali kamu hadir di hidup Yayah, sampai Yayah engga bisa menyampaikan lewat kata-kata. Putri Yayah, izinin Yayah menyampaikan semua rasa sayang yang Yayah punya, dengan cara kamu sehat-sehat saja ya nak?" Perasaan senang dan haru memenuhi relung hati Renjun. Haechan begitu mencintai putri kecil mereka yang bahkan lahir saja belum, dan terbilang masih 4 bulan lagi untuk hadir kedunia. Tapi cinta Haechan terhadap anaknya sudah sebanyak ini.
"Yayah-" Haechan mendongak menatap Renjun sebelum kembali melanjutkan kalimatnya terhadap putrinya. "Yayah akan jaga baba dengan baik. Jadi putri kecil Yayah sehat-sehat terus ya nak? Nanti sampai dunia anak Yayah harus tau seberapa cinta Yayah sama adik, Abang dan baba ya? Sampai bertemu di dunia ini adik. Yayah, baba dan Abang tidak sabar sekali. I love you putriku." Haechan mengakhiri kalimatnya dengan mengecup perut Renjun yang mulai membuncit sedikit. Ia pun berharap kecupannya bisa menyalurkan rasa sayangnya yang begitu besar terhadap anaknya.
Duk... Duk ...
Tendangan kecil dari perut Renjun, sepertinya putri kecilnya ini merespon setiap ucapan Yayah nya.
"Emang ngerti Yayah bicara apa?" Ucap Renjun. "Adik sayang Yayah juga ya? Makanya tendang-tendang?"
"Lucu sekali, nak." Haechan menempelkan pipi nya di perut Renjun yang terdapat tendangan dari si kecil, bahkan keduanya sudah melupakan bahwasanya sekarang masih di dalam mobil dan di basemant rumah sakit.
"Coba tendang lagi, Yayah mau rasain."
Haechan menunggu beberapa saat hingga akhirnya putri kecilnya kembali menendang perut si baba sebanyak 2 kali. Haechan yang terkejut mendapat tendangan di pipinya hanya tersenyum senang karena anaknya seolah mengerti.
"Yayah sayang sekali sama adik. Adik harus sayang Yayah juga ya?" Haechan menegakkan kembali tubuhnya untuk menatap kembali Renjun.
"I love you baba." Haechan juga mengecup pipi gembil Renjun. "Sekarang jemput Abang?"
"Iya nih, takut Abang nunggu." Haechan dengan love language acts of service nya memakaikan Renjun seatbelt, memastikan perut buncit Renjun nyaman.
"Udah nyaman?" Tanya Haechan memastikan.
"Udah Mamas."
°°°°°°°°°°
Haechan dan Renjun sampai di sekolah Haikal 3 menit sebelum si calon Abang itu keluar kelas. Pasangan ini menunggu di ruang tunggu batas menjemput buah hatinya. Hingga tak berapa lama Haikal keluar dari kelasnya dengan ransel kecil yang berada di punggungnya.
Haechan langsung men-tap akses yang ia miliki supaya pintu untuk Haikal keluar terbuka. Haikal langsung melompat dan berlari ke arah Renjun yang masih terduduk di kursinya sambil membuka lebar tangannya, bersiap menangkap Haikal ke dalam dekapannya.
"Babaaaa!"
"Pelan-pelan Abang, nanti adik dan baba sakit." Ucap Haechan.
Haikal tak mendengarkan ucapan Yayah nya yang memperingatinya. Ia langsung memeluk erat Renjun. Untung saja tak mengenai perutnya. "Kangen baba ya Abang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas dan Adek (Hyuckren)
RandomKalo kata hyuck, ini bukan akhir dari kisahnya dan Renjun, tapi ini adalah awal, awal dari semua kisahnya. "Ini adalah awal, awal dari semua perjalanan yang mau kita lewati bersama-sama" "Ayo mas saling genggam! Agar ngelewatin semua rintangan per...