Hari pertama Haikal tak di rumah dimana waktu itu Haechan mengunjungi anaknya dengan membawa puding kesukaan Haikal. Itupun setiap hari ia lakukan ketika mengunjungi Haikal, hari kedua, hari ketiga dan hari-hari seterusnya masih terus berlanjut Haechan menemui putranya sambil membawa makanan-makanan kesukaan Haikal.
Bahkan waktu di hari ketiga Haikal di rumah yuta dan winwin, yuta membelikan cucunya kucing kecil untuk menemani Haikal, karena yuta tau Haikal sangat ingin memiliki hewan.
Renjun pun hingga hari ketujuh Haechan sering menemui Haikal ia pun tak tau suaminya suka mampir kesana. Bahkan yuta dan winwin pun juga membantu menutupinya.
Hingga sekarang hari ke-12 Haikal juga tak mau pulang, Haikal terlalu nyaman di rumah yuta dan winwin. Haikal terlalu nyaman mendapatkan semua hal yang tak ia dapat ketika di rumah. Haikal mendapat semua perhatian, Haikal mendapat pelukan ketika tidur siang, Haikal bisa ditemani bermain dengan seseorang yang benar-benar memperhatikannya ketika ia bermain.
Haikal yang nyaman di sana berbanding terbalik dengan Renjun yang berada di rumah. Renjun menjadi banyak melamun, Renjun nya menjadi banyak sedih, Renjun juga menjadi sering menangis. Bahkan mood nya sekarang sangat mempengaruhi tumbuh kembang Raina, ia menjadi tak dapat asupan gizi yang seimbang di karenakan asi nya yang keluar hanya sedikit dikarenakan Renjun sedikit stress.
"Udah ya nangisnya? Badannya udah demam ini, sayang." Haechan bahkan merelakan libur dihari Jumat ini, di karenakan Renjun dari semalam sudah demam. Ia tak mungkin meninggalkan Renjun hanya berdua dengan Raina, walau memang ada bibi yang membantu di rumah, tetapi tetap saja Renjun pasti akan mengurusi Raina sendiri.
"Mau Abang pulang, bawa Abang pulang." Gumam Renjun. Kepalanya terasa sangat pening karena terlalu banyak menangis. Yang Renjun takutkan sekarang adalah Haikal sudah terlalu nyaman di rumah orang tuanya. Ia takut Haikal semakin tak mau pulang, apalagi ini sudah hampir 2 Minggu Haikal di sana, winwin pun beberapa kali mengambil beberapa baju Haikal yang ia butuhkan walau memang putranya tidak ikut ke rumah.
"Iya, nanti Abang mamas bawa pulang, ya?"
"Sekarang. Engga mau nanti."
Haechan menghela nafas. Sebaiknya ia coba dulu untuk mengajak Haikal pulang, daripada Renjun nya semakin parah. Sepertinya Renjun juga sakit karena merindukan Haikal yang sama sekali tak ingin bertemu dengannya.
"Adek aku bawa kerumah mamam ya? Sayang sama bibi aja bisa?"
"Bisa." Renjun mengangguk dengan lesu.
°°°°°°°°°°
#Flashback
Waktu pertama kali Haikal berada di rumah yuta, yuta cukup bingung dengan kedatangan Haikal cucunya. Biasanya Haikal menginap di rumahnya hanya di bolehkan ketika weekend, karena bocah kecil itu masih sekolah ketika weekday. Apalagi ketika ia pulang mendapati Haikal yang duduk termenung di balkon rumah dengan winwin. Bocah kecil yang biasanya selalu excited kini tidak lagi.
"Ada Abang?" Tanya yuta sambil mengecup pipi winwin.
"Berantem sama anakmu itu yut."
"Sama injun??" Winwin mengangguk.
Haikal yang memang tak tidur siang dengan wajah mengantuknya menghampiri keduanya. "Abang mawu bobo."
"Mau sama siapa Bobonya?" Yuta menggendong Haikal sembari bertanya.
"Mawu sama papap. Bobo peluk boleh?" Tanyanya dengan takut, biasanya jika dengan Renjun Haikal hanya di bolehkan tidur peluk ketika siang hari saja, malamnya Haikal akan di biarkan tidur sendiri di kamarnya yang gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas dan Adek (Hyuckren)
AcakKalo kata hyuck, ini bukan akhir dari kisahnya dan Renjun, tapi ini adalah awal, awal dari semua kisahnya. "Ini adalah awal, awal dari semua perjalanan yang mau kita lewati bersama-sama" "Ayo mas saling genggam! Agar ngelewatin semua rintangan per...