Akhir-akhir ini Renjun melihat sekali perbedaan sikap Haechan, mungkin dua atau tiga bulan terakhir ini. Dari Haechan yang jarang menghabiskan waktu dengan anaknya. Weekend juga jarang menghabiskan waktu di rumah. Juga pulang selalu larut malam, bahkan sekarang sudah pukul 12.00 malam lewat, Renjun senantiasa menunggu hai Chan pulang ke rumah, papap menunggunya di ruang tamu ditemani segelas teh dan TV yang menyala. Hingga pukul hampir jam 01.00 malam renjun mendengar suara mesin mobil yang memasuki area rumah, Renjun pastikan itu benar suaminya. Tak berselang lama Renjun mendengar derap langkah kaki yang mendekatnya.
"Sayang? Kok belum tidur?" Tanya Haechan. Renjun tak menjawab. Ia hanya diam sambil bangkit dari duduknya.
"Abang udah tidur ya?"
"Udah" jawab Renjun sekenanya. Iya langsung menaiki tangga meninggalkan suaminya yang masih diam sambil memperhatikannya.
°°°°°°°°°°
Malam dini hari seperti ini tak ada lagi rasa ngantuk yang menghampiri renjun, renjun meninggalkan Haechan yang berada di kamar sang anak terlebih dahulu sebelum memasuki kamar utama. Renjun masih berdiri di balkon kamar, menikmati angin malam yang menusuk kulitnya. Hingga tangan besar memeluk pinggangnya.
"Kangen" ucap Haechan sambil menciumi tengkuk hingga bahu milik renjun. "Dingin sayang, ayo masuk" ajak Haechan.
Hingga renjun memberikan badannya ingin memasuki kamar, sang suami langsung mendekapnya. Nafas renjun langsung tercekat saat itu juga. Bukan, bukan karena pelukan yang terlalu erat. Tetapi karena renjun mencium parfum Haechan, ia mengendusi bagian tengkuk milik suaminya yang ia rasa seperti parfum milik perempuan, ia yakin ini bukan wangi parfum milik suaminya, sebab ia yang selalu membelikan Haechan parfum, tapi tak pernah ada yang seperti ini.
"Aku mau masuk." Haechan tak lagi memeluk tubuh Renjun, ia langsung melepaskan tubuh si mungil, membiarkannya masuk ke dalam kamar lebih dulu.
Tak berhenti sampai di situ terkejutan Renjun, ini lebih membuat jantungnya hampir berhenti berdetak. Sebab ia melihat suaminya yang telah selesai membersihkan badan di kamar mandi keluar kamar dengan tubuh yang Shirtless, setelahnya Haechan langsung mencari baju di lemari yang memang membelakangi Renjun yang sedang menghadapnya, dilihatnya punggung dan bahu lebar milik suaminya ada cukup banyak kissmark yang tergores di tubuhnya, jantungnya berdetak cepat bukan main, hati nya seperti di toreh oleh ribuan belati yang menghantamnya.
'Siapa yang dengan berani menandai tubuh suaminya?'
'Perempuan atau submisive mana yang berani merebut suaminya?'
'manusia mana yang berani membuat sikap suaminya berubah drastis hingga melupakan anaknya?'
'abang, baba minta maaf''
"Ayo sayang tidur, udah mau pagi" Haechan langsung mendekap tubuh mungil milik Renjun.
"Kamu sibuk banget ya akhir-akhir ini?" Tanya Renjun. Haechan yang awalnya memejamkan matanya kembali bangun menatap wajah Renjun di bawah temaram nya lampu.
"Iya sayang, aku lagi sibuk banget, abis menang tender besar. Maafin kesibukan ku ya jadi jarang ketemu gini" entah ini hanya omong kosong suaminya atau tidak, Renjun sudah benar-benar malas mendengar ucapan yang keluar dari mulut Haechan.
"Engga, minta maaf nya engga ke aku. Tapi ke Abang"
"Iya besok aku minta maaf ke Abang"
"Aku sedih aja si liat Abang. Kamu berangkat pagi-pagi banget, pulang malem terus kyk gini. Aku si engga masalah kamu mau kyk gimana ke aku, mau kamu engga pulang juga gpp"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas dan Adek (Hyuckren)
RandomKalo kata hyuck, ini bukan akhir dari kisahnya dan Renjun, tapi ini adalah awal, awal dari semua kisahnya. "Ini adalah awal, awal dari semua perjalanan yang mau kita lewati bersama-sama" "Ayo mas saling genggam! Agar ngelewatin semua rintangan per...