026: a day with baba and bayi

2.8K 154 2
                                    

Rabu
06:40

Pagi ini Haechan sudah tak mendapati Renjun di sebelahnya. Setelah Haechan meraba kasur yang biasa di tempati Renjun pun sudah terasa dingin. Yang berarti mungkin sudah ditinggalkan sedari tadi.

"Sayang" panggil Haechan. Haechan langsung membuka pintu kamar mandi dan juga pintu balkon yang ada di kamar, tetapi ia juga tak mendapati si manisnya. Haechan yang memang masih Shirtless langsung menuruni tangga untuk mencari sang suami. "Sayang, injun-ie"

Setelah Haechan memasuki dapur, ia langsung mendapati suaminya yang sedang bersantai sambil memakan buah. Haechan langsung berdiri di belakang tubuh Renjun, sedikit berjongkok agar sejajar dengan pundak putih Renjun yang tak tertutupi apapun "kok engga bangunin aku" cup, Haechan langsung mengecup pundak milik Renjun

"Kok udah bangun mas?" Ucap Renjun, ia tak menghiraukan suaminya yang masih saja asik mengecupi pundaknya, bahkan sekarang hingga ke lehernya. Ia juga masih fokus memakan buahnya. "Udah engga ngantuk emang semalam abis lembur?" Pasalnya suaminya ini memang beberapa hari terakhir selalu saja lembur hingga larut, Karena ada proyek besar yang sedang di jalankannya.

"Ngantuk, tapi kamu udah bangun duluan, jadi engga ada yang peluk, tidurnya kurang nyaman" jawab Haechan, Haechan sekarang berpindah posisi menjadi duduk di bangku sebelah Renjun, Renjun yang melihat Haechan duduk di sebelahnya pun memutar tempat bangkunya, agar berhadapan dengan sang suami. Di elusnya rambut legam hitam milik Haechan yang mulai gondrong, di rapihkan nya rambut milik suaminya yang berantakan karena baru saja bangun tidur.

"Maaf ya tidurnya engga nyaman, tadi abis mual si bayi malah minta makan buah" Haechan mengelus ngelus baby pump Renjun, dengan kemeja Renjun yang telah ia singkap. Sebenernya bukan kemeja Renjun, melainkan kemeja milik nya yang sedang di pinjam oleh Renjun, si manisnya ini sedang menggemari memakai kemejanya untuk tidur, katanya membuat tidur nya sangat nyaman.

"Kamu mual-mual jam berapa sayang? Kok aku engga dengar? Parah engga mualnya? Yang buatin minuman hangat sehabis mual siapa?" Tanya Haechan dengan beruntun. Rasa bersalah menghampiri Haechan, biasanya ia yang selalu menemani Renjun di kamar mandi ketika mual di pagi hari. Dan membuatnya teh madu hangat setelah mual.

"Aku tadi muntah setengah enam, aku muntah di kamar mandi di kamar samping, soalnya aku kasian liat kamu ngantuk banget sehabis lembur"

Fyi (emang rumah hyuckren ini 4 kamar dengan 2 lantai. Di lantai pertama ada kamar tamu, sama kamar art yang tata letaknya berada di belakang, 2 kamar lagi di lantai atas, yang satu kamar Haechan dan Renjun, satu lagi kamar yang memang masih kosong)

"Kok gitu si sayang? Biasanya aku loh yang temani, kalo kenapa - kenapa di kamar mandi gimana coba? Kalo kamu lemes sehabis muntah gimana sayang? Kalo tadi jatuh di kamar mandi gimana? Membahayakan kamu sama si bayi loh sayang, jangan suka bikin aku shock jantung gini" tangan Haechan yang sedari tadi mengelus baby pump sekarang berpindah menjadi menangkap pipi Renjun, agar si manisnya ini tidak mengalihkan pandanganya.

Renjun memang sedari tadi pagi sengaja tak ingin membangunkan sang suami, ia tahu suaminya ini baru saja pulang pukul 3 lagi tadi. Ia tak tega membuat kebisingan di pagi hari, makanya memilih untuk memakai kamar mandi di kamar sebelah. Haechan pun tadi pagi tertidur sangat lelap dan nyenyak, memang suaminya ini kecapean.

"Yaudah maaf ya Mamas"

"Jangan gitu lagi ya? Bahaya banget buat kamu Sama si bayi" Renjun hanya menganggukkan kepalanya.

Haechan yang melihat Renjun bangkit dari duduknya ia pun langsung mengikuti si manisnya, menuntun Renjun menaiki tangga "Yayah kenapa si pagi - pagi udah ngomel aja, padahal baba sama bayi aja belum di ucapin selamat pagi" dumal Renjun.

Mas dan Adek (Hyuckren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang