021: Setengah hari cuddle

2.3K 170 1
                                    

Setelah perdebatan tiga Minggu yang lalu, perasaan Renjun lebih lega, ia lebih terbuka soal tentang memiliki anak dengan Haechan. Walau Renjun tetap masih mencoba testpack nya seminggu dua kali di temani oleh Haechan, Haechan pun yang menemani cukup merasa senang, karena Renjun nya selalu penasaran dengan hasil testpack yang walaupun berisi kan satu garis biru ia punya sandaran untuk keluh kesahnya. Soal ada yang membicarakan Renjun tentang 'mandul' Haechan pun sudah tau karyawannya yang menggibahkan 'milikny' bahkan ia sudah memecat 3 karyawan yang membicarakan Renjun. Ia tak ingin kantornya menjadi bersuasana negatif jika orang yang membicarakan Renjun tak di keluarkan. Entah Renjun harus mengucapkan berapa ribu kali untuk berterima kasih kepada tuhan telah mengirimkannya Haechan untuknya.

"Morning sunshine" ucap Haechan, ia menyingkap rambut yang menutupi wajah cantik suaminya. Memandanginya dengan penuh kagum, seperti tuhan menciptakan Renjun nya ini dengan penuh rasa bahagia, makanya bisa se indah ini.

"Masih ngantuk ya sayang?" Renjun yang terusik mendengar suara Haechan pun langsung mendekap lagi tubuh besar suaminya, menyembunyikan kepala mungilnya di dada bidang sang dominan.

"Ngantuk ya?"

Renjun hanya menganggukkan kepalanya "capek banget Mamas, bobo dulu aja ya" Haechan yang mendengar jawaban dari Renjun hanya berdehem, pasalnya ia juga tak tega telah menggempur Renjun sampai pagi dan mengganggu si cantiknya di pagi hari seperti ini.

"Maaf ya sayang, tidur lagi aja ya" Haechan mengusapi punggung mungil telanjang milik Renjun, Haechan baru menyadari bekas keunguan di punggung dan leher Renjun cukup banyak, entah lah ia lupa se bringas apa tadi malam.

°°°°°°°°°

Dua jam telah berlalu sekarang pukul 11:00 siang.
Haechan bangun lebih dulu seperti tadi pagi, mengelus punggung milik Renjun agar suaminya ini cepat terbangun dari tidurnya dan segera sarapan pagi, pasalnya Renjun memiliki asam lambung, ini sebenarnya sudah cukup siang dari pada jam makan pagi biasanya Renjun, tapi tak apa, ia cukup memaklumi Renjun pagi ini, karena yang berulah pun Haechan sendiri yang membuat Renjun menjadi bangun cukup siang.

"Sayang, hei, bangun yaa, kita sarapan ya sayang, nanti asam lambungnya naik, bangun yaa" Haechan langsung mengecupi seluruh wajah mungil Renjun, Renjun yang merasa terusik pun langsung membuka matanya, sinar matahari yang sudah naik sedari tadi mulai mengintip dari sela jendelanya.

"Mamas! Jangan ganggu!"

"Mamas janji engga ganggu adek lagi, asal kita sarapan dulu ya? Mas ga mau adek asam lambungnya naik" Renjun hanya menganggukkan lalu mengucak matanya yang cukup gatal.

Haechan langsung menahan tangan Renjun yang ingin kembali mengucek matanya, menahan pergelangan tangan si mungil. "Engga gitu sayang, nanti merah matanya, kita cuci muka yaaa" Haechan langsung menggendong tubuh telanjang milik Renjun, membawanya ke dalam kamar mandi. Walau dengan jeritan Renjun yang cukup menggema karena ia sangat kaget tertiba di gendong oleh sang dominannya.

"Aku bisa mandi sendiri, please tinggalin aja" setelah selesai mencuci wajah Renjun, Haechan langsung meletakkan Renjun di dalam bath up putih yang belum terisi oleh air.

Haechan tetap kekeh ingin memandikan Renjun, ah ini hanya alasannya saja, ia memang berniat untuk melakukan mandi bersama.

Sekarang disini lah mereka berdua, di dalam bath up, dengan Renjun yang bersandar ke dada Haechan, dengan Haechan yang melingkarkan tangan di perut Renjun.

"Liburan ayo sayang?"

"Liburan? Kok tiba - tiba ajak liburan?" Haechan itu memang type yang mau kemana mana harus ada rencana dulu berbulan bulan, walaupun Renjun memang lebih suka berpergian secara mendadak, karena ia tidak ingin hanya seolah menjadi wacana.

Mas dan Adek (Hyuckren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang