Di hari terakhir weekdays di Minggu ini sang dominan ini bangun dengan malas-malasan. Menatap suami kecilnya yang masih terlelap. Semalaman suami kecilnya susah sekali tidur, semalaman Renjun mengeluh sakit di punggung nya, hingga mengakibatkan Renjun tertidur di jam 3. Haechan sebenarnya menemani, tapi hingga pukul 1 malam saja, karena Renjun yang memaksa suaminya harus tidur karena besok pagi Haechan harus bekerja.
Haechan menutup jendela kamar dengan rapat, agar tak ada celah untuk matahari masuk ke dalam kamar dan mengusik suaminya. Haechan juga dari mulai turun kasur, mengambil baju kantornya dan lainnya secara perlahan agar tak mengganggu Renjun yang tampaknya masih sangat nyaman di tidurnya.
Bahkan Haechan tak mandi di kamar mandi yang berada di kamar, ia memilih mandi di kamar tamu. Renjun kan tipikal yang jika tidur lalu ada suara berisik saja ia bisa langsung terganggu.
"Jagoan Yayah udah siap aja." Ucap Haechan. Setelah ia selesai mandi dan memakai jas nya langsung ke kamar jagoan kecilnya, berniat membangunkannya, tetapi ternyata anaknya sudah lebih dulu siap. "Di mandiin sama bibi ya?"
"Iyah. Baba nana?" (Iya. Baba mana?)
"Baba nya masih bobo. Sarapan sama Yayah aja ya?"
"Loti cotat mawu."
Haechan menyiapkan tas sekolah dan kaus kaki Haikal. Mengecek kembali isi tas sekolah Haikal apakah bukunya sudah lengkap atau belum.
"Mawu iat baba." Ucap Haikal sebelum keduanya menuruni tangga.
Haechan yang sedang menggendong putranya langsung menurutinya.
Ceklek
Dibukanya pintu kamar, melihat dari arah luar kamar baba nya yang masih tertidur lelap sekali, bahkan posisi tidurnya belum berubah dari terakhir Haechan tinggal tadi.
"Udah?" Ucap Haechan pelan.
"Mawu kith kith baba." Bisik Haikal. Pengertian sekali anaknya ini tidak membuat baba nya ke berisikan karena suaranya.
Haechan menutup kembali pintu kamarnya dengan perlahan. Ia juga mulai menuruni tangga sambil mengasih pengertian kepada anaknya.
"Abang, nanti baba yang jemput Abang. Kiss nya nanti aja ya pas baba jemput? Nanti kalau Abang kiss, baba pasti bangun. Gpp ya?"
Haikal langsung mengangguk. "Iyah."
"Abang mau makan apa?"
"Mam loti."
Haechan mengambil rotinya dan mengoleskan selai coklat nya di atas roti. Usai di oles Haechan langsung meletakkannya di piring makan Haikal yang sudah berisikan buah-buahan yang sudah di potongkan tadi oleh sang bibi. Di sebelahnya juga sudah ada susu hangat milik Haikal. Si bibi menyerahkan tas bekal ke sisi Haikal.
"Jangan lupa di bawa ya, Abang." Ucap sang bibi mengingatkan.
"Timaaci bibi." Ucap Haikal sambil tersenyum manis.
"Di habisin ya jagoan nanti bekal nya?"
"Iyah Yayah."
"Di habiskan dulu makannya, nanti langsung berangkat sekolah ya."
15 menit akhirnya Haikal selesai dengan sarapan nya. Haechan membantu anaknya memakai sepatu sekolahnya.
"Bi, nanti kalau baba sudah bangun suruh langsung sarapan ya. Tidurnya sampai rada siang nih pasti."
"Baba mau di suruh sarapan langsung nasi, pak?"
"Boleh bi. Laper dia pasti, semalam udah ngeluh laper juga, tapi engga mau makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas dan Adek (Hyuckren)
DiversosKalo kata hyuck, ini bukan akhir dari kisahnya dan Renjun, tapi ini adalah awal, awal dari semua kisahnya. "Ini adalah awal, awal dari semua perjalanan yang mau kita lewati bersama-sama" "Ayo mas saling genggam! Agar ngelewatin semua rintangan per...