Waktu terus berjalan, hingga tak kerasa Renjun sekarang mulai menemani masa-masa toodler Raina. Raina yang mulai berlarian kesana-kemari, Raina yang mulai banyak penasaran dengan sesuatu hal, Raina yang terkadang iseng ke abangnya entah menarik rambut-rambut haikal yang mulai memanjang lah. Tapi lucunya, Haikal tak pernah marah dengan itu. Haikal memaklumi adiknya. Ah memang kedua anak Haechan dan Renjun sudah bertumbuh secara bersamaan.
Seperti saat ini Haikal tengah mengerjakan tugas sekolahnya lesehan di meja lipat. Raina dengan rusuh dan rasa penasarannya sedari tadi mengganggu kegiatan abangnya.
"Tidak boleh adik." Ujar Haikal saat Raina mulai ingin menarik bukunya.
"Sini princess sama Yayah dulu, nak." Haechan tanpa aba-aba langsung menggendong Raina, walau balita kecil itu memberontak ingin turun dan mendekat ke abangnya. "Mam kue mau?"
"Mam mam mam mam" oceh Raina.
Renjun hanya diam saja memperhatikan hiruk pikuk keluarga ini setiap malam hari, energinya sudah habis ketika menjaga Raina pagi dan sore hari, siang adalah waktu baby sitter nya Raina yang menjaganya.
"Fokus lagi sekarang abang sama bukunya." Ujar Renjun. Karena sedari tadi Haikal tengah memperhatikan adiknya yang di bawa Yayah menuju dapur.
Hingga tak sampai setengah jam tugas sekolah itu selesai juga. Karena ketelatenan dan kesabaran Renjun juga tentunya.
"Terimakasih Baba" ucap Haikal setelah selesai belajar. Hal-hal se basic telah selesai belajar harus mengucapkan terimakasih saja Haechan dan Renjun mengajarkannya.
"Sama-sama, sayang." Renjun mengelus kepala haikal dengan sayang.
Haikal langsung berlari menuju dapur untuk menghampiri ayah dan adiknya. "Abang mauuuu." Pekiknya.
Raina yang sedang membelakangi abangnya sedikit terkejut dengan pekikan Haikal.
"Sini duduk sebelah adek. Makan biskuitnya jangan banyak banyak ya." Ucap Haechan, Haikal juga langsung menganggukan kepala begitu saja.
Keduanya duduk manis anteng bersebelahan dengan biskuit coklat di tangan kanannya masing masing. Walau beberapa kali Raina usil menggigit kue milik Haikal yang berada di genggaman tangan abangnya.
"Udah ya? Bobo sekarang?" Ucap Renjun sambil mengusap bibir milik Raina yang terdapat banyak remahan biskuit.
"Abwanggg." Tangan kecil Raina berusaha menggapai kaus hitam milik abangnya, ia sepertinya ingin juga minum di gelas berkarakter dino milik abang.
"Sabar dulu cantik, nih gelas adik nih." Ucap Haechan sambil menyodorkan gelas berwarna pink itu.
"No no abwangg mawu." Puppy eyes nya sudah keluar berusaha membujuk abangnya. Haikal yang memang mengerti kemauan adiknya langsung menyodorkan gelas di bibir adiknya.
"Num num" ucapnya sambil bertepuk tangan sebelum akhirnya minum gelas yang sama dengan abangnya.
"Bobo yaa?"
Haikal berlari lebih dulu menaiki tangga, di ikuti dengan Raina yang ikut berlari untuk mengejar abangnya. Walau beberapa kali langkahnya terasa oleng karena kaki nya seperti belum seimbang menopang tubuhnya sendiri.
Saat Haikal sudah merangkak naik ke atas kasur, Raina ikut berusaha ingin naik juga walau usahanya terkesan gagal karena kakinya yang masih sangat kecil tak mampu menggapai.
"Abwanggg." Rengeknya.
Haechan dan Renjun yang melihat itu menggelakkan tawanya sebelum akhirnya Haechan mengangkat tubuh kecil Raina ke atas kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas dan Adek (Hyuckren)
AcakKalo kata hyuck, ini bukan akhir dari kisahnya dan Renjun, tapi ini adalah awal, awal dari semua kisahnya. "Ini adalah awal, awal dari semua perjalanan yang mau kita lewati bersama-sama" "Ayo mas saling genggam! Agar ngelewatin semua rintangan per...