Renjun
HaechanHaechan sedari tadi menempeli tubuh Renjun, padahal sejak tadi Renjun sudah berusaha menghindari suaminya. Renjun gampang sekali gerah akhir-akhir ini. Padahal kandungannya pun belum sebesar itu, perutnya pun masih saja buncit.
"Mas."
"Kenapa."
"Aku ada pertanyaan, kamu tinggal jawab boleh atau tidak doang sih."
"Pertanyaan apa tuh?"
"Basic doang Mamas, lagi banyak banget di Twitter nih. Boyfriend rules, tapi karena kita udah menikah. Husband rules."
"Oke aku jawab." Tangan Haechan pun sudah dengan jahilnya masuk kedalam baju Renjun untuk mengelusi baby bump milik Renjun.
"Yang pertama, aku boleh atau engga pergi pakai celana pendek?"
"Kok nanya? Tentu tidak boleh. Mana rela aku bagi - bagi aset ku ke orang lain. Paha kamu tuh cantik banget sayang, rasanya aku mau kecup-kecup kalau kamu di rumah pakai celana pendek. Mana rela aku. Jawabannya no."
"Oke kedua dan ketiga. Ngerokok dan ngepods? Or Vape?"
"Kamu engga mungkin segila itu untuk ngelakuin hal itu sayang, kamu aja larang aku ngerokok demi kesehatan aku, kamu dan anak-anak kita loh. Gak lah."
Renjun hanya menganggukan kepalanya. Memang betul sih apa yang di katakan suaminya. "Keempat, keluar malam sama temen aku?"
"Kalau kamu lagi hamil kyknya aku engga ngebolehin, mungkin kalau kamu udah lahiran dan butuh refreshing sama temen-temen kamu aku bolehin, kamu mau staycation beberapa hari pun boleh sayang."
"Baiknya suami aku. Oke selanjutnya yang ke lima, makan pedes seharian?"
"Big no. Aku engga mau kamu sama adik kenapa-kenapa, sayang."
"Ke enam. Engga ngabarin kamu?"
"Aku engga di kabarin kamu beberapa jam aja aku khawatir dan stress banget. Engga boleh begitu, sayang."
Renjun terkekeh geli mengingat terakhir kali waktu ia lupa mengabari suaminya dari pagi hingga menuju makan siang suaminya langsung menelfon si bibi dan security yang berada di rumah, padahal ia sendiri pun sedang asik maraton movie. "ke tujuh, pergi dari kamu? I think dari hidup kamu."
"Gak lah, amit-amit. Aku engga bisa hidup tanpa kamu, tanpa Abang, tanpa adik. Please jangan tinggalin aku. Buang fikiran jelek kamu yang mau pergi dari hidup aku. Kamu mau selalu sama aku kan, sayang?"
"Ke del-"
"Jawab dulu pertanyaan ku Renjun Lee. Jangan bikin aku marah." Geram Haechan.
"Iya Mamas, aku juga engga ada fikiran kyk gitu, ini pure pertanyaan aja kok. Oke ke delapan ya, begadang?"
"Kalo sama aku boleh, apalagi di kasur." Haechan menatap Renjun dengan nakal, Renjun yang kesal dengan muka tengil suaminya langsung menutup wajah Haechan dengan tangan kecilnya.
"Ke sembilan. Cuek sama kamu?"
"Big no."
"Sepuluh, minum? I think alcohol."
"Engga, kamu semenjak nikah sama aku aja engga pernah nyentuh itu semua. Jadi engga mungkin juga."
"Iya sih, ke sebelas, ngomong kasar?"
"Emang kamu pernah kyk gitu? Dari awal pacaran kamu engga pernah tuh ngomong kasar. Apalagi sekarang ada Abang, kamu ngomong kasar waktu di kasur sama aku doang kan?" Kembali seorang Lee Haechan menggoda Renjun.
"Ngeselin banget sih tengil, ke dua belas, cemburuan?"
"Boleh, aku jarang banget lihat kamu cemburu yang terakhir karena aku nganter mantan ku doang itu juga karena kamu hamil, kamu tuh jarang banget cemburu - cemburu sama aku loh, sayang."
"Kalo kamu jalannya di jalan yang benar sih aku ngapain cemburu-cemburu kyk ABG aja. Ketiga belas, diet? Engga sekarang sih, after adik lahir?"
"Emang kamu ada kepikiran diet, sayang?"
Renjun menganggukkan kepalanya.
"Boleh, nanti aku ajak ke ahli gizi, diet yang cocok untuk kamu apa, tapi after adek setahun. Nanti kita hidup sehat bareng, olahraga bareng. Seru kyknya." Ucap Haechan mengizinkan.
"Keempat belas. Temenan sama mantan?"
"Mantan mu yang satu itu? Jung jaehyun? Ngapain emang mau temenan sama mantan?" Tatapan Haechan sangat mengintimidasi Renjun.
"Apa sih mas, kan cuma pertanyaan disini. Biasa aja dong." Tunjuk Renjun ke arah handphone nya.
"Gak mungkin juga sih kamu mau temenan, kamu introvert parah gini."
"Iya sih. Oke last, clubbing?"
"Boleh, nanti sama aku tapi. Pokoknya kalau mau ke clubbing aku wajib ikut."
Jengah sendiri Renjun mendengar semua jawaban Haechan.
"Udah habis? Cepet banget sih." Keluh Haechan
"AC nya udah paling besar belum mas? Punggung ku kyknya basah banget deh karena gerah."
Haechan dengan sigap menyingkap baju belakang Renjun dan menempelkan telapak tangannya disana, dan benar ternyata sangat basah. Padahal AC nya sudah cukup besar tetapi lelaki manis berbadan dua ini tetap saja merasa gerah.
"Kita periksa ke dokter mau gak sayang besok? Aku takut banget kamu hamil aja belum besar, tapi kalau siang cepet banget gerah nya padahal udah pakai AC. Iya sih kamu kalau kegerahan gini siang doang, tapi masa udah pakai AC masih gerah?"
Renjun menganggukkan kepalanya. Haechan memilih melepas kan baju Renjun yang bagian punggung nya sudah sangat basah. Membiarkan si manisnya tanpa atasan karena kegerahan.
//////////
Sedih wattpad ku error, jadi kalau mau ngedraft dan buka wattpad harus pakai data sendiri engga bisa pakai wifi di rumah. Huhu kalian kyk gitu juga gak sih? Di hp ku yang lain juga sama ternyataaaa🥲😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas dan Adek (Hyuckren)
De TodoKalo kata hyuck, ini bukan akhir dari kisahnya dan Renjun, tapi ini adalah awal, awal dari semua kisahnya. "Ini adalah awal, awal dari semua perjalanan yang mau kita lewati bersama-sama" "Ayo mas saling genggam! Agar ngelewatin semua rintangan per...