010: Workholic

2.1K 192 0
                                    

Setelah menghabiskan waktu seminggu di paris, keduanya siap menghadapi puluhan deadline yang sudah masuk di email masing-masing, sudah siap juga menghadapi hiruk pikuk dan kemacetan Jakarta pagi ini.

"Nanti kalo mau kemana mana bilang aku ya sayang? GPS nya jangan di matiin, biar aku bisa pantau terus"

"Kamu takut aku selingkuh ya?" Tanya Renjun dengan nada ketusnya.

"Engga lah, kamu kan cinta mati sama aku, aku takut kamu di culik doang, soalnya badannya mungil" ledek haechan

Renjun hanya menghela nafasnya "heh! Badan aku mungil juga kamu suka ya! Ga boleh body shaming!" Ujar kesal Renjun.

"Hehehehe bercanda aegi"

Haechan menarik Renjun ke dalam pelukannya "charger energi dulu sebelum bertemu berkas-berkas"

"Adek jangan gila kerja loh, jangan terlalu memforsir kerjaan, jangan lupa makan siang" ucap Haechan mengingatkan.

Tak habis fikir Renjun dengan ucapan Haechan, padahal yang gila kerja yang tadi mengingatkan huhh, mungkin kurang berkaca suaminya ini.

"Terbalik ga si?? Awas aja mas ga makan siang, adek marah banget nanti!" Ancam Renjun.

Yang di ancam hanya cengengesan menanggapinya, tetap dengan menyeruput sisa kopi di cangkirnya.

"Nanti sampe kantor jangan ngopi lagi ya mas" Renjun merapihkan dasi dan jas yang di pakai Haechan dengan teliti, pasalnya suaminya ini ada meeting pagi dengan klien nya.

"Oke sayanggg, mau makan siang bareng?"

Renjun langsung menggelengkan kepalanya "engga deh mas, klien adek nanti sebelum makan siang mau cari kain, takutnya lama pasti ber jam jam, jadi adek makan di luar aja nanti, mas jangan lupa loh makannya."

"Iya sayang, udah ya mas berangkat duluan takut kesiangan, mobil adek udah mas panasin juga tadi"

Haechan buru buru memasukkan barangnya ke dalam tas yang ia bawa, mencium kening Renjun lalu pamit pergi.

"Kebiasaan, giliran paginya aja susah di bangunin" decak sebal Renjun.

°°°°°°°

"Aku mau warna putih gitu Jun, tapi jangan yang putih banget juga"

"Emmm warna putih gading kali ya Jun kayaknya bagus"

"Aku juga ga mau terlalu banyak aksen aksesoris nya ya"

"Bagian dada nya udah aku bilang kan ya Jun? Jangan terlalu terbuka banget"

"Bagian punggung juga Jun jangan terlalu terbuka"

"Lengannya usahain jangan sampe kelihatan lenganku besar ya"

Huh, cukup stress juga Renjun siang ini, setelah menemani kliennya yang mencari bahan cukup sedikit menguras emosinya, memang setiap klien mempunyai ciri khas tersendiri,ada yang bawel, banyak mau, dan ada juga yang terbalikannya. Memang setiap ketemu klien ia jadi menemukan banyak sekali karakter.

Memijit pelipisnya dengan pelan, rada sakit kepala juga ia hari ini.

"Udah makan Jun??" Tanya selin, sekertaris nya.

Pasalnya sedari tadi siang sepulang mencari bahan, Renjun selalu menunda makan siangnya, dengan alasan belum lapar. Dan sekarang sudah pukul 4 sore, hah rada takut juga selin di maki-maki oleh Haechan.

"Ah, iya bentar lagi ini, pusing bgt butuh tidur kyknya" keluh Renjun.

"Iya makanya makan dulu, mau apa??"

Mas dan Adek (Hyuckren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang