TFOA-6

1K 65 3
                                        

Ghani memberikan helm pada Jihan sebelum laki-laki itu naik ke atas motornya.

Mulai hari ini, Ghani mendapat 'misi' dari Jeha untuk mengantar-jemput Jihan, sekaligus menjaga gadis itu selama bersekolah di sini---menggantikan posisi Jeha entah sampai kapan.

Jeha sudah menceritakan apa yang dialami Jihan di sekolahnya. Maka dari itu, Ghani menerima permintaan Jeha untuk menjalankan misi tersebut, meski dalam hatinya merasa khawatir karena membiarkan gadis itu menghadapi 'para musuh' sendirian.

"Ghani" panggil Jihan menyadarkan lamunan Ghani.

"Ya?"

"Maaf, gara-gara aku... kamu jadi kena hukuman" ucap Jihan merasa bersalah, teringat saat Ghani harus berdiri di luar kelas selama jam pelajaran Pak Arnot. Laki-laki itu juga harus mengerjakan tugas tadi dan menyalinnya sebanyak 50 kali.

"Woles, Han... gue udah kebal sama hukuman Pak Arnot. Jadi, lo tenang aja" balas Ghani dengan cengiran.

"Tapi---

"Udah, buruan naik! Jeha udah nungguin di pertigaan" potong Ghani seraya menstarter motornya---tak ingin Jihan merasa bersalah berkelanjutan.

Jihan mengangguk kemudian membonceng Ghani.

"Oh ya, pakai jaket gue" Ghani memberikan jaket miliknya membuat Jihan mengernyit.

"Buat nutupin paha lo" bisik Ghani. "Soalnya di sini banyak crocodile. Jadi harus waspada" lanjutnya membuat Jihan mengangguk dan menuruti ucapan Ghani.

"Pokoknya, selama sekolah di sini, lo adalah tanggung jawab gue" Ghani mulai berceramah. "Kalau ada yang berani macem-macem, lo harus segera lapor ke gue. Oke?!"

"Baik, Bos" balas Jihan menggerakkan tangannya hormat membuat Ghani mengacungkan jempolnya.

"Oke, kita let's go!" Ucap Ghani seraya melajukan motornya melewati gerbang sekolah.

"Btw, kata Jeha... lo suka main piano, ya?" Agar suasana tidak awkward, Ghani mulai membuka percakapan, bahkan laki-laki itu mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Tidak seperti biasanya yang ngebut brutal---terkesan menantang malaikat maut. Ck!

"Eh? Ehm... iya, kenapa?" Balas Jihan sedikit canggung.

"Di sekolah kita ada klub musik, lo bisa ikutan kalau lo mau" jelas Ghani.

"Eh? Emang boleh?"

"Boleh aja" Ghani meniru gaya bicara 'Susanti'. "Nanti bisa tuh main piano sepuasnya" lanjut Ghani membuat Jihan nampak tertarik.

"Kebetulan jadwal latihannya bareng klub  sepak bola. Nanti pulangnya bisa bareng gue. Gimana?"

"Ehm... nanti aku tanya Jeha dulu aja deh"

"Oke" balas Ghani setuju.

Tak lama mereka sampai di pertigaan gang rumah makan---tempat Jeha bekerja paruh waktu.

"Dari mana aja sih? Lama banget!" Kesal Jeha, padahal ia menunggu belum ada sepuluh menit.

"Ya, sorry... gue, kan harus berkendara dengan pelan supaya Jihan tetap aman" jelas Ghani kemudian menoleh ke Jihan untuk meminta dukungan. "Ya kan, Han?"

"Iya" balas Jihan dengan kekehan.

"Cie... udah akrab aja kalian" goda Jeha kemudian memberikan tas sekolahnya pada Jihan.

"Gimana sekolah barunya? Aman, kan?" Tanya Jeha memastikan.

"Aman" balas Jihan tersenyum manis seraya mengacungkan jempolnya membuat Jeha mengangguk dengan perasaan lega.

The Flower of Aster[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang