TFOA-24

526 40 0
                                    

Raven yang masih duduk di atas Dogles berdecih pelan saat melihat Hakkan yang memberikan helm pada Jeha. Duduk berdua di atas motor yang sama, melaju meninggalkan parkiran lebih dulu. Katanya sih mau ambil motor Jeha di rumah Hakkan.

'Cih... modus!'

Entah mengapa, Raven masih belum percaya dengan perubahan sifat teman kakunya itu yang tiba-tiba jadi bucin. Mungkin karena baru kali ini Raven melihat Hakkan menyukai perempuan jadi ia belum terbiasa.

"Napa lo? Jeles?" Tanya Genta membuat Raven menoleh.

"Sedikit sih" balas Raven kemudian mengenakan helmnya. "Kaki lo udah nggak cacat lagi, Ta?" Tanya Raven saat melihat Genta yang tak lagi memakai penyangga, apalagi temannya itu sudah bisa membawa motornya kembali.

"Heh, congor!" Umpat Genta membuat Raven terbahak.

"Ta, mampir makan dulu, yuk! Ke tempat yang Jihan rekomendasiin itu. Gue nggak bisa move on sama ayam gunting samber gledeknya" ucap Raven seraya memasang wajah ngiler, seakan nyidam.

"Lo mau traktir gue lagi?"

Raven berdecak. "Lo kemiskinan apa gimana sih, Ta? Minta traktir mulu perasaan"

"Heh, congor babi! Lagi cosplay jadi Dori apa gimana? Yang biasa traktir siapa? Gue! Lo traktir baru kemarin! Nggak usah belagu ya, su!" Genta ngegas membuat Raven terbahak lagi.

Duh... bahagia banget kalau berhasil buat Genta naik darah. Maklum, Genta tuh spesies makhluk sumbu pendek, dan Raven tuh makhluk yang suka bawa korek api.

Selesai dengan perdebatan tak jelas, mereka melajukan motornya keluar gerbang sekolah menuju rumah makan Pak Jay.

Saat berhenti di lampu merah, Raven tak sengaja melihat sosok perempuan yang ada di depannya, duduk di boncengan motor bersama laki-laki yang Raven tidak kenali.

Raven menoel lengan Genta yang juga menunggu lampu merah di sebelahnya. "Ta, lihat deh! Itu Jihan, kan?" Tunjuk Raven.

Genta mengikuti petunjuk Raven, kemudian mengangguk. "Iya. Tapi kok bukan sama Hakkan?"

Belum sempat Raven menjawab, lampu sudah berganti warna hijau membuat mereka kembali melajukan motornya. Namun Raven sempat melihat kalau motor yang membawa Jihan berbelok ke kanan, menyeberang dan masuk ke salah satu gang.

Sesampai di rumah makan Pak Jay, Raven kembali dibuat bingung.

"Ta, itu Jihan bukan?" Tanya Genta yang baru memarkirkan motornya di sebelah Raven.

"Eh? Si Jihan kerja di sini ternyata?" Tanya Genta. "Pantesan rekomendasiin ke kita. Wah... marketingnya boleh juga tuh anak" kekeh Genta, sedangkan Raven malah memasang wajah berpikir.

"Ta, lo punya nomer Hpnya Jihan, kan?"

Genta mencoba mengingat kemudian mengangguk. "Kenapa?"

"Gue pinjem hp lo" Raven menjulurkan tangannya.

Dengan tampang bodoh Genta memberikan ponselnya begitu saja.

"Buat apaan?"

Mengabaikan pertanyaan Genta, Raven malah menghubungi seseorang.

The Flower of Aster[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang