TFOA-20

668 44 2
                                    

Berkat bantuan Hara dan Hakkan, Jeha lebih cepat menyelesaikan piketnya. Sekarang mereka bertiga kompak berjalan menuju parkiran.

"Aishhh!" Jeha menggeram kesal saat mendapati kedua ban motornya bocor, atau sengaja di kempeskan?

"Gue anter pulang" ucap Hakkan yang sedari tadi memang mengikuti Jeha, padahal motornya di ujung kanan. Sedangkan Hara, laki-laki itu sudah memilih pergi lebih dulu. Paham situasi.

"Makasih, tapi nggak usah. Gue mau bawa ke bengkel aja" Jeha yang sudah mengenakan helm kini bersiap menuntun motornya, namun Hakkan menahan lengan gadis itu.

"Gue anter. Motor lo nanti gue yang urus"

"Tapi---

Hakkan mengambil kunci motor Jeha, menarik tangan gadis itu menuju motor ducati abu-abu miliknya. Untungnya Jeha menurut tanpa membantah.

"Pak Jo, titip kunci motor ya. Nanti kasih aja ke Raven. Dia lagi latihan basket" ucap Hakkan menyerahkan kunci motor Jeha pada Pak Satpam. Nama sebenarnya adalah Joko Susilo. Tapi lebih suka dipanggil 'Jo'. Katanya biar lebih keren.

"Siap" balas Pak Joko seraya hormat.

"Makasih, Pak Jo"

"Sip" Pak Joko mengacungkan jempolnya. Hakkan kembali melajukan motornya.

"Turunin gue di depan aja. Biar gue naik angkot" ucap Jeha.

"Gue anter sampai rumah"

"Gue nggak langsung pulang. Mau mampir" ucap Jeha berharap Hakkan menurunkannya di jalan besar depan sana.

"Kemana? Gue anter"

Aish... Jeha tidak memiliki pilihan lain dan membiarkan Hakkan mengantarnya ke rumah makan Pak Jay.

"Makasih" ucap Jeha begitu turun dari motor Hakkan. "Eh, mau ngapain?" Tanya Jeha bingung saat mendapati Hakkan ikut turun dari motor.

"Lo nggak mau nawarin makan siang bareng?" Tanya Hakkan membuat Jeha menghembuskan napas lelah.

"Gue ke sini bukan buat beli makan"

"Terus?"

"Oi, Jeha. Buruan! Malah pacaran" teriak Bima dari depan pintu dengan memegang baki kosong. Laki-laki itu baru saja mengantar pesanan.

"Iya bentar" balas Jeha pada Bima kemudian beralih menatap Hakkan. "Yaudah buruan balik! Hati-hati di jalan, gue buru-buru. Bye!" Ucapnya kemudian pergi meninggalkan Hakkan yang kini mengeluarkan ponsel dari jaketnya.

"Apa?"

"Ban motor Je---Jihan bocor" hampir saja Hakkan keceplosan.

"Terus?"

"Bawa ke bengkel. Kuncinya gue titipin Pak Jo"

"Heh, Hakkan syaiton... terus motor gue nanti siapa yang bawa? Ogah gue di suruh nuntun motor ke--

"Ayam goreng plus main PS di kamar gue sepuasnya selama seminggu"

The Flower of Aster[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang