TFOA-16

670 45 0
                                    

Hakkan beranjak dari duduknya begitu selesai mengerjakan tugas.

"Mau kemana lo, Kan?" Tanya Raven yang tengah menonton 'ikeh ikeh kimochi' bersama Genta lewat ponselnya karena pelajaran jam terakhir kosong.

"Nyebat" balas Hakkan santai membuat Raven terbahak.

"Anjay... emangnya tugas lo udah kelar?"

"Udah"

"Gue copast ya" teriak Raven seraya mengambil buku tugas Hakkan. "Iya, Raven ganteng. Ambil aja!" Raven menjawab pertanyaannya sendiri karena Hakkan sudah keluar dari kelas.

Sementara itu, Hakkan berjalan menaiki anak tangga menuju rooftop sekolah. Selain ingin merokok, Hakkan juga sedang mencari Yasa. Sejak berada di rumah Jeha kemarin, Yasa tak menampakkan dirinya seharian ini. Bahkan semalam teman astralnya itu juga tidak main ke rumahnya. Dan itu sedikit mencurigakan menurut Hakkan.

Kedua netra Hakkan menangkap sosok pemuda yang mengenakan seragam sekolah tengah duduk di atas pembatas rooftop.

"Lagi ngapain?" Tanya Hakkan seraya menyulut rokoknya.

Yasa menoleh dan Hakkan terkejut saat melihat teman astralnya itu bersimbah air mata.

"Lo kenapa?"

Masih sesenggukan Yasa menjawab. "Gue nggak tahu kenapa, kalau lihat wajah perempuan ini... tiba-tiba air mata gue banjir" jelas Yasa menunjukkan foto berukuran 4R ditangannya.

Hakkan menjauhkan rokoknya ke samping dan mencermati foto perempuan yang tengah tersenyum ke arah kamera.

"Dia siapa?"

Yasa mengidikkan bahu. "Gue juga nggak tahu"

"Terus, lo dapat foto itu darimana?"

"Dari rumah Jeha"

Hakkan melotot. "Lo nyolong?"

Yasa ikut melotot kemudian menggeleng cepat. "Nggak! Gue cuma minjem bentar"

"Buat apa?"

"Buat mastiin" balas Yasa. "Gue ngerasa familiar sama nih wajah... tapi gue nggak inget"

"Mungkin dia orang yang lo kenal sebelum koid" jelas Hakkan membuat Yasa menoleh.

"Lo juga berpikir gitu, kan?"

Disela menikmati rokoknya, Hakkan mengangguk kemudian mencermati wajah di foto itu lagi.

"Wajahnya mirip Jeha" tutur Hakkan membuat Yasa mengangguk.

"Apa dia Kakaknya, ya?" Tanya Yasa membuat Hakkan mengidikkan bahu.

"Hakkan" panggil Yasa membuat Hakkan menoleh.

"Lo mau bantuin gue, kan?"

°°°°°°

"Jihan" panggil Bu Siska karena melihat gadis itu tidur dengan pulasnya padahal masih jam pelajaran.

"Jihan" kini Bu Siska menepuk pelan bahu Jeha membuat gadis itu terperanjat.

"Ya, Bu. Hadir!"

Seisi kelas tertawa saat melihat Jeha yang tiba-tiba berdiri dan mengeluarkan suara berat khas bangun tidur di suasana yang tadinya senyap.

"Nyenyak banget ya tidurnya?" Sindir Bu Siska saat melihat Jeha yang kini mengusap pipinya untuk menghilangkan jejak ilernya.

"Kamu sakit?" Tanya Bu Siska khawatir saat memperhatikan wajah Jeha yang agak pucat.

Jeha menggeleng pelan. "Cuma pusing dikit, Bu. Maaf" ucap Jeha kembali duduk.

"Kamu ke UKS aja sana. Pucet gitu"

The Flower of Aster[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang