TFOA-29

419 39 1
                                    

TRIGGER WARNING!

Area 18+
Belum cukup umur skip aja chapter ini. Oke anak-anak...

Cusss~

Happy reading😊

.

.

.

"Gue udah di depan gerbang" Ghani menelpon Jeha begitu sampai depan gerbang sekolah Dream School Dewantara.

"Oke, tunggu bentar. Gue lagi ada urusan sama guru olahraga"

"Gurunya cewek atau cowok?" Ghani mulai posesif. Namun aneh, Jehanya tidak menjawab.

"Jeha?" Panggil Ghani. Namun, bukan jawaban yang ia terima, melainkan suara pekikan tertahan yang masih bisa Ghani dengar.

"Sial! Jangan buat gue takut Jeha" kesal Ghani memasukkan ponselnya ke saku jaket kemudian melajukan motornya masuk melewati gerbang.

Hendak bertanya pada Pak Satpam, tapi tak jadi karena netranya melihat sosok Hakkan tak jauh dari area pos satpam. Nampak seperti menunggu seseorang. Ghani ingat kalau mereka nanti akan pergi ke RS untuk menjenguk teman.

"Jeha mana?" Tanya Ghani tanpa basa-basi.

Belum sempat Hakkan menjawab, seorang laki-laki datang dengan motornya.

"Loh, Jeha mana?" Tanya Hakkan saat melihat Hara hanya seorang diri, tanpa ada Jeha yang membonceng.

"Wih... lagi pada ngapain nih? Nongki kok nggak ngajak gue?" Teriakan Raven yang datang bersama Genta---mereka baru saja keluar sekolah buat jajan, dan kembali lagi karena mau latihan basket.

Mengabaikan pertanyaan Raven, Hakkan menatap Hara dengan wajah mengintimidasi.

"Tadi Jeha disuruh ke lapangan belakang sama Pak Rascal" jelas Hara.

"Eh? Pak Rascal? Bukannya tuh orang lagi keluar?" Pertanyaan Raven membuat ketiga orang merasa curiga. Kecuali Genta, laki-laki itu masih loading. Belum paham situasi.

Kecurigaan mereka didukung oleh suara motor yang mendekat. Motor Pak Rascal. Seakan tahu sedang dibicarakan, Guru olahraga muda itu menepi saat melihat gerombolan muridnya lagi mejeng dekat pos satpam. Berniat gabung. Maklum, guru sok asik.

"Kok belum pada pulang?"

Tidak sempat menjawab pertanyaan Pak Rascal, keempat laki-laki itu turun dari motor dan berlari menuju lapangan. Lupakan Genta yang masih bingung dengan situasi tersebut. Maklum, otaknya cuma sesendok. Itu pun sendok nyam-nyam.

"Mereka kenapa?" Tanya Pak Rascal bingung.

Genta mengidikkan bahunya. "Tadi katanya Pak Rascal nyuruh Jeha ke lapangan. Terus nggak tahu, mereka mau nyusul kali"

Lihat! Bahkan masih di area sekolah, Genta menyebutnya Jeha. Padahal sudah dikasih tahu kalau masih di area sekolah dan ada orang asing manggilnya tetep Jihan. Untung saja Pak Rascal sudah tahu, kan ya. Kalau belum? Kan berabe. Aish... dasar Genta si otak sendok nyam-nyam!

"Eh? Saya nggak nyuruh Jeha ke lapangan tuh. Dari istirahat kedua saya izin keluar. Kalau nggak ada jadwal latihan basket juga saya nggak ke sini lagi" jelas Rascal membuat Genta manggut-manggut. Namun detik berikutnya kedua matanya melotot. Pasti baru nyadar dia.

The Flower of Aster[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang