Teater 3

73.4K 6.5K 97
                                    

Helia sedang berada di kantin, ia memesan banyak makanan, tadi pagi ia tidak sarapan karena tidak ada makanan sama sekali di kulkas.

Dia mendatangi stand makanan satu persatu "bang, baksonya seporsi"

"Mie ayamnya satu kak, minumnya teh eh"

Semua penjual makanan dia datangi, lupa bahwa harusnya dia berhemat.

Tapi bagi Helia tidak ada penghematan untuk perut. Mejanya dipenuhi dengan berbagai makanan.

Beberapa siswi melihatnya dengan tatapan 'ini orang rakus banget', Helia tidak peduli dia makan dengan lahap.

Semenjak menjadi aktris Helia menjaga pola makannya agar tubuhnya tetap sehat dan kulitnya terawat. Makanan jajanan seperti ini hanya sebulan sekali dia nikmati, itupun sering di omeli oleh Dara selama dua jam.

Agaris yang sejak tadi melihat Helia terkekeh geli, ekspresi Helia benar-benar seperti seorang mukbanger sejati, dia menikmati makanan tanpa peduli dengan keadaan sekitar.

Dia mendekati Helia lalu duduk di depannya, mengambil seporsi mie ayam dan memakannya.

Melihat Agaris yang memakan mie ayam miliknya, Helia berseru tidak suka "makanan gue!"

"Makanan lo kan masih ada banyak, jangan pelit" Agaris menyahut ringan.

"Gue emang pelit, makanya lo pesan sendiri sana"

"Gak mau~" Agaris menyeringai senang.

"Miskin ya lo?" Ujar Helia menatap Agaris kesal.

Mendengarnya Agaris kembali terkekeh, dia bersidekap menatap Helia "siapa yang miskin? Lo atau gue?"

Helia tersinggung, walaupun tidak mengatakan kalau Helia miskin tapi tatapan Agaris seolah menunjukkan bahwa Helia lah yang miskin. Apalagi di buktikan dengan pencurian uang yang dilakukan Helia kemarin, Jawaban dari pertanyaan Agaris jelas adalah dirinya.

"Lo gak boleh ngatain orang miskin, gak sopan" Helia bersikap sok alim, dia menceramahi Agaris.

Padahal dia yang memulai mengatai Agaris miskin, tapi Agaris tidak marah sedikitpun dia malah tersenyum senang.

Melihat Agaris yang senyum-senyum Helia kembali bertanya "gila ya lo?"

Agaris menggeleng "seneng aja ngelihat jalang gue makan dengan lahap"

Helia tersedak, dia memelototi Agaris tajam "bangsat mulut lo!"

"Apa? Lo mau nyium mulut gue?"

"Tutup mulut bajingan lo!"

"Kapan lo bisa gue sewa lagi, ah yang kemarin aja belum selesai kan?" Agaris mengoceh tanpa memperdulikan Helia yang menatapnya panik.

Helia mendekat berusaha menutupi mulut Agaris yang bicara sembarangan, mukanya memerah sampai ke telinga, walaupun dia adalah aktris berumur 22 tahun namun Helia tidak pernah punya kisah romantis dengan laki-laki manapun, apalagi menjurus ke hal intim macam begini.

Hidup Helia sulit sejak awal, hidupnya hanya di fokuskan untuk mencari uang, uang dan uang. Helia tidak butuh cinta tapi dia butuh uang.

Maka dari itu, Helia tidak pernah berniat menjalin hubungan romantis, hal seperti itu hanya akan membuatnya sakit hati, hidup Helia saja sudah sakit bagaimana mungkin Helia mengijinkan untuk menambah sakit lagi?

Beberapa pria yang mendekatinya pun pasti memiliki niat tersendiri, Helia tidak percaya dengan ketulusan. Sama seperti ibu panti yang berkata pada semua orang bahwa ia dengan tulus merawat anak panti asuhan tapi ternyata tidak, Helia di perlakukan kasar, tidak ada rasa kemanusiaan disana, anak-anak panti hanyalah sebuah alat bagi mereka. Uang yang sering diterima dijadikan kekayaan pribadi, Helia dan anak lainnya berebut makanan setiap hari, di jadikan tontonan senang oleh ibu pemilik panti asuhan tersebut.

"Gue gak gitu lagi" Helia bergumam pelan.

Agaris mengernyit tidak mengerti melihat ekspresi muram Helia, "Apa?"

"Gue gak jual diri lagi, males kalo pelanggannya kayak lo"

"Jadi kalau bukan gue lo mau gitu?" Tanya Agaris lagi.

"Iyalah"

Agaris tersinggung, dia bertanya-tanya apakah saat bermain bersamanya Helia merasa tidak puas? Kalau begitu Agaris akan meningkatkan keahliannya dalam ehem menyenangkan wanitanya di ranjang.

Melihat muka Agaris yang berpikir keras, Helia mendengus "maksudnya gue gak bakal sama siapapun lagi, lo atau yang lainnya sama aja, gue emang gak mau jual diri lagi"

"Lo tobat?"

Helia ingin menjitak kepala Agaris keras, tapi mengingat bahwa Agaris adalah tokoh penting dan malaikat mautnya dia hanya tersenyum tipis lalu kembali melanjutkan makan siangnya yang tertunda.

Agaris pun ikut makan kembali dengan mie ayam pemberian Helia.
___________________

Helia berjalan-jalan di koridor sambil memperhatikan sekitar, sekolah ini memang sangat bagus dibanding sekolahnya dahulu, ada banyak ruangan bagus, fasilitas yang tersedia pun dapat digunakan dan memadai.

"Bagus banget deh sekolahnya, biaya SPP perbulan berapa ya?"

"Sekitar 8 juta" sahut suara seseorang dibelakang Helia.

Helia berbalik, menemukan Hades yang menatapnya, cowok itu bersandar di dinding koridor dengan tangan berada pada kantong celana, postur tubuhnya yang tinggi membuat cowok itu terlihat keren.

Tanpa sadar Helia menganga menatap Hades yang benar-benar terlihat seperti dewa.

Hades terkekeh melihat eskpresi Helia, dia tersenyum menampilkan dua lesung pipi yang membuatnya terlihat manis, "tutup dong mulutnya, gue emang tampan sih"

Helia menutup mulutnya segera "pede, gue kaget karena SPP disini mahal banget"

"8 juta emang mahal?" Hades bergumam pelan.

Mendengar gumaman Hades, Helia berdecak tidak percaya "Yaiyalah mahal, 8 juta itu setara dengan kerja keras lo selama 1 tahun"

"Siapa yang kerja 1 tahun cuma di gaji 8 juta?" Ujar Hades tidak percaya, pembantunya saja yang kerja di rumahnya digaji sekitar 3 jutaan perbulan, tentu saja Hades benar-benar tidak percaya perkataan Helia.

"Ya, ya orang"

"Lo ngasal banget ngomong" sahut Hades geleng-geleng kepala.

"Emang bener ada yang begitu gila, lo kan dari kalangan atas mana tau"

"Oh iya, lo tahu karena lo miskin ya?" Hades berkata polos.

Helia menggeram, kenapa dari tadi cowok-cowok di sekitarnya selalu membahas kata 'MISKIN' sih?.

Melihat muka Helia yang menahan emosi, Hades mengerjap "gue cuma nanya, kalo gak bener gak usah emosi"

Sayangnya itu adalah kebenaran. Kebenaran yang pahit, ujar batin Helia.

"Pergi lo dari sini" Helia berkata dingin.

"Ini kan juga sekolah gue, siapa lo ngusir?" Hades tidak mau pergi, dia masih ingin berbicara dengan Helia.

Mengangguk membenarkan ucapan cowok di depannya, Helia berkata "kalo gitu gue aja yang pergi" dia menunduk tubuh kearah Hades sambil berkata "arigatou gozaimasu"

Hades termundur melihat tingkah aneh Helia, "Lo gila ya?"

"Iya" singkat padat dan jelas, Helia tidak mengelak kalau dia memang gila.

"Baru kali ini ada orang ngaku dirinya gila"

"Artinya gue waras, kalo orang gila pasti ngaku dirinya waras" Sahut Helia lagi, kemudian dia melambaikan tangan pada Hades dan berlalu pergi begitu saja.

Meninggalkan Hades yang linglung sendiri, dia menatap kepergian Helia dengan senyum tipis, sorot mata kelabunya tampak tajam, dia kembali berkata "Helia Helia Helia~"
________________________

Hades said : vote, vote and komen~~

TeaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang