Teater 20

53.9K 4.8K 376
                                    

Jam istirahat Agaris sudah berdiri di depan pintu kelas Helia, dia menunggu dengan tidak sabaran "siapa sih gurunya? Udah mau bel istirahat masih aja ngasih materi"

Sekian menit menunggu, Helia yang ingin bersembunyi di perpustakaan terpaksa mengurungkan niat melihat Agaris yang berdiri di depannya menunggu.

"Maniss.." Agaris memasang wajah sok imut, dia mengulurkan tangan pada Helia seolah minta di peluk.

"Mau ngapain lo?" Tanya Helia sambil mundur dari Agaris yang ingin memeluknya.

"Mau peluk, kangen banget sama lo maniss, meong"

Helia sedikit tercengang, ini cowok kenapa mengeong kayak kucing begini?

"Lo gila ya??"

Tapi Agaris tidak peduli, dia menarik tangan Helia dan memeluknya di depan kelas, membuat para murid yang sedang menonton mereka bersorak, beberapa dari mereka berpikir kalau Helia adalah mangsa selanjutnya Agaris, lihat saja setelah beberapa hari pasti akan di putuskan oleh cowok playboy itu.

"Agaris lepas, ini di depan kelas!!"

Pelukan terlepas, Agaris memandang sekitar yang memang ramai karena melihat mereka "ah bener juga, ayo cari tempat sepi" ujar cowok itu enteng.

Dia menarik tangan Helia agar mengikutinya, dan membawanya ke tempat lab komputer yang sepi, dia menutup pintu dengan erat lalu kembali menghadap Helia yang masih syok.

"Lo! Mau ngapainn??" Helia panik, dia menatap Agaris yang membuang kunci ke bak sampah terdekat, "Agaris--"

"Manis manis manis, bibir lo manis Helia"

Helia tidak tahu kalau selama ini Agaris memanggilnya manis karena itu.

Agaris mendekat, dia memerangkap Helia di balik pintu, tangannya bergerak mengusap pinggang Helia pelan, di tatapnya mata gadis itu intens.

"Gue gak tahu kenapa tapi---" Agaris menunduk, dia menatap bibir Helia sambil menjilat lidah, lantas di kecupnya pelan "gue suka"

Selanjutnya yang terjadi Agaris memegang tengkuk Helia, di angkatnya wajah Helia agar mendongak padanya, di ciumnya bibir gadis itu dengan mesra.

Helia sedikit merinding, Agaris memerangkapnya di balik pintu, sebelah tangan cowok itu lagi memegang tangannya agar tidak memberontak, Helia memiringkan kepala agar ciuman itu terlepas namun Agaris tak kalah pintar, dia ikut memiringkan kepala dan melumat bibir Helia.

Beberapa menit ciuman terlepas, Helia menghirup oksigen dengan cepat, dia hampir kehabisan nafas, Agaris menyatukan kening mereka, di kecupnya kening Helia.

"Gue gak bakal berpaling, se menarik apapun dia gue gak bakal ninggalin lo" ujarnya meyakinkan diri sendiri juga Helia, Agaris sempat bimbang atas perasaannya setelah bertemu Asteria tadi. Cowok itu tidak menampik Asteria seolah berbeda dari gadis lainnya, namun hatinya terlanjur jatuh pada Helia.

Makanya sejak jam istirahat tadi Agaris bergegas menemui Helia, dia ingin memeluk cewek itu untuk meyakinkan perasaannya, untuk menenangkan hatinya yang bimbang.

Meskipun Agaris brengsek, namun kalau untuk Helia dia ingin yang terbaik, Agaris tidak ingin memilih, Helia adalah satu-satunya.

Agaris menunduk, kembali mengecup bibir Helia yang masih terbuka untuk mengambil nafas, sontak cewek itu memukulnya di dada "dasar mesum banget, otak lo tuh dimanaa?"

"Bisa gak jangan nyium-nyium sembarangan? Gue bukan cewek yang bisa lo sewa lagi!!" Mata Helia sedikit memerah, dia merasa Agaris melecehkannya.

"Maaf manis maaf, gue gak bermaksud ngerendahin lo sama sekali"

TeaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang