Teater 25

43.4K 5.2K 705
                                    

Helia terbangun dari tidurnya saat merasakan kepalanya di usap pelan, Lioner berbisik manis "bangun, mau sekolah kan?"

Mendengar suara serak Lioner di pagi hari membuat mata Helia terbuka, dia menoleh pada Lioner yang tersenyum manis "pagi jelek"

"Lo lebih jelek sialan, kenapa lo bisa ada disini?"

"Loh, lo lupa?"

Helia mengerjapkan mata penuh kebingungan, kemudian kejadian semalam langsung terlintas di benaknya, dia mengalami kram perut, Lioner menolongnya, dan berakhir dia tertidur di pangkuan Lioner.

Sebentar seperti ada yang aneh.

Apa ya?

Helia bingung, dia seperti melewatkan sesuatu yang penting, tapi apa ya?

"Helia kenapa ngelamun pagi-pagi? Padahal gue di depan lo tapi pikiran lo kemana?"

Lioner cemberut, dia memegang dagu Helia dan mengarahkannya pada dirinya sendiri "mikirin apa?"

"Gak, gsk ada" Helia menyingkirkan Lioner kemudian ingin pergi ke kamar mandi untuk bersiap ke sekolah.

Namun Lioner lebih dulu menggendongnya menuju kamar mandi, cowok itu menyalakan shower air hangat, menyiapkan handuk Helia lalu mengecup keningnya mesra "siap-siap, gue keluar"

Selesai di kamar mandi, Lioner merapikan ranjang mereka, lalu menyiapkan seragam Helia yang baru di belinya tadi pagi.

Lioner tidak memasak, dia memesan makanan untuk mereka berdua. Di sajikannya makanan itu di atas meja dengan rapi, Lioner terlalu rajin untuk ukuran pria zaman sekarang.

Selesai makan dan bersiap-siap, Helia berangkat ke sekolah bersama Lioner, sejak tadi pagi dan sekarang berada di mobil Lioner terus menggenggam tangannya dengan erat, Helia agak risih terutama karena mereka jadi pusat perhatian oleh murid-murid.

Waktu yang tepat karena Lioner harus ke ruang kepala sekolah untuk menyerahkan piala dan membicarakan tentang olimpiade kemarin, Helia dia tinggal sendirian di dalam kelas, Lioner akan datang lagi saat jam istirahat.

Kepergian Lioner membuat Helia menghembuskan nafas lega, dia merebahkan diri di atas meja dengan lelah, Helia baru tersadar dia tidak masuk kerja kemarin, padahal baru satu hari Helia bekerja disana, tidakkah dia akan di pecat sekarang?

"Manisssss!!"

Helia berdecak, lantas menyembunyikan wajah di atas meja dengan tangannya, berikan Helia waktu istirahat please, kenapa dia seolah tidak di beri jeda untuk meladeni mereka semua?

"Manis manisss, kamu kemana ajaaa?"

Agaris datang, dia duduk di bangku depan Helia dengan antusias "kangen manisss" ujarnya mengelus surai Helia lembut, di ciumnya ujung rambut Helia kemudian mengenyirtkan kening "bau cowok?"

"Manis jangan bilang kamu selingkuhin aku?"

Helia tidak menyahut. Agaris berdecak lalu bersiul dan bersikap aneh di depan Helia yang masih menyembunyikan wajah.

"Manis aku lagi caper, tolong tanggapi aku"

"Malas"

"Manis..." Agaris cemberut, dia memainkan rambut Helia karena bosan. Murid-murid yang berdatangan memandangi mereka karena kepo.

Agaris diem sejenak, dia kemudian berbisik pelan "manis mau duit gak?"

"Gak"

"Terus mau apa? Aku bukan bapak peri tapi bakal aku kabulin semua apa yang kamu mau.."

"Pergi dari sini"

Hening, Agaris diam sejenak, dia memandangi Helia dengan sorot mata tenang, "oke, gue pergi dari sini"

TeaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang