Teater 12

60.9K 5.9K 238
                                    

Agaris menyusuri kos an Helia sambil bersiul senang, dia membawakan makanan untuk gadisnya.

Namun sepanjang memasuki kos an, Agaris tidak menemukan apapun, kos an itu sunyi dan kosong, beberapa barang-barang tampak hilang dari sana.

"Nghh si manis itu kemana ya?" Agaris bergumam pelan.

Dia menendang pintu kamar Helia dengan kaki panjang miliknya lalu tertegun saat melihat lemari pakaian yang di biarkan terbuka terlihat kosong, tidak ada pakaian Helia seperti yang ia lihat kemarin malam.

Agaris menunduk melihat bawah ranjang Helia "push push push maniss.." ujarnya memanggil, siapa tau Helia bersembunyi di bawah ranjang.

Namun nihil Helia benar-benar tidak terlihat di manapun.

Agaris keluar ruangan, dia menelfon Helia namun nomornya tidak aktif, "cari kemana yaa.."

Bertepatan dengan itu, Agaris melihat seorang ibu paruh baya yang juga menatapnya heran.

"Nyari siapa den?"

"Helia" Agaris menyahut pendek.

"Oh, neng Helia udah pindah den, baru aja tadi pagi"

Agaris memiringkan kepala penuh kebingungan, Helia pindah? Kemana si manis itu pindah?

Dia menghembuskan nafas kesal, di buangnya makanan yang ada di tangannya ke bak sampah terdekat lalu kembali ke mobil.

Agaris terdiam, memikirkan bagaimana cara dia menemukan pujaan hatinya, rasanya baru kemarin mereka bertemu tapi Agaris sudah rindu saja, dia ingin mencium dan memeluk tubuh Helia lagi.

Kalau saja Helia ada di dekatnya, cewek itu pasti berteriak histeris saat mendengar alasan Agaris yang ingin menemuinya.

Ingat, Helia tidak suka di cium-cium, apalagi di sentuh sembarangan.

"Apa gue telfon Ridho aja buat nyari si manis?" Agaris bergumam kembali, dia meraih ponsel dan menelfon salah satu kenalannya.

"Lacak lokasi, gue kirim nomornya ke lo"

Orang di seberang sana setuju. Agaris bergegas mengirim nomor Helia yang dia ketahui. Menunggu beberapa menit sahutan kembali terdengar.

"Ponselnya gak aktif kayaknya, susah buat di lacak bro"

"Payah, gitu doang gak bisa lo"

"Yeuu, udah minta bantuan ngehina juga lo"

Telfon di tutup oleh Agaris, ah padahal hari ini rencananya dia ingin mengajak Helia berkencan, Agaris sudah rapi dan wangi, memakai baju kemeja berwarna biru langit yang indah di pandang, rambut yang biasanya berantakan hari ini di sisir rapi oleh pelayannya, sayangnya Helia tidak bisa di temui.

"Ck, awas aja kalo ketemu, si manis itu ga bakal gue lepasin"
______________________

Helia bersin, dia merasa ada orang yang sedang membicarakannya. Lioner menutupi tubuh Helia dengan selimut yang berada di mobilnya "flu?" Gumamnya bertanya, Helia sempat kehujanan saat menuju Halte, juga berteduh di halte yang sepi dan dingin membuat pertahanan tubuhnya menurun.

Lioner mengusap rambutnya pelan, Helia bergumam dalam tidurnya lalu kembali bersin, hidungnya memerah.

Hujan masih turun dengan deras di tambah suara petir yang bergemuruh.

Lioner sampai ke apartemen mewahnya yang berada di kalangan atas, dia meninggalkan mobil di lobi, lantas di bantu oleh petugas disana untuk parkir sedangkan dia sendiri berjalan menggendong Helia menuju salah satu unit apartemen.

Lioner berjalan santai, dia menatap Helia yang tertidur nyaman di dadanya, Lioner tidak bisa menahan senyuman tipis.

Ah lucunya, Helia Shavonne terlalu lucu untuk di lewatkan. Cewek itu mendusel di dada Lioner mencari kehangatan membuat Lioner makin mengeratkan gendongannya.

TeaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang