Teater 28

42.8K 5.6K 598
                                    

Pagi ini Helia kembali ke sekolah, rencananya dia ingin libur namun tiba-tiba saja tadi malam dia mendapat panggilan dari sekolah untuk pembayaran SPP yang tertunda. Helia bingung, uangnya sisa sedikit bagaimana dia bisa membayar SPP sekolah elit macam ini?

Helia rencananya akan meminta keringanan untuk pembayaran tersebut sampai ia mendapatkan uang.

Ini masih pagi tapi Helia sudah berangkat ke sekolah hanya untuk menikmati suasana pagi yang cukup sunyi, dia duduk di antara bawah tangga turunan lantai kelas 12, membuka tas dan memakan roti seribuan yang tadi dia beli di warung. Helia sedang miskin-miskinnya.

Sedang asik makan, Helia di kagetkan oleh seorang cowok yang sedang menatapnya bingung.

"Eh lo bukannya cewek murahan itu?"

"Sorry?" Helia jelas mendelik, ini terlalu pagi untuk mendapat bulian.

Cowok itu mendekati Helia sambil tersenyum nakal, Helia bisa mencium bau rokok dari tubuhnya "berapa harga lo?"

Helia bergegas merapikan makanya, dia berdiri ingin segera pergi dari sini namun si cowok menahan tangan Helia, di dorongnya Helia sampai terbentur tembok "kita enak-enak dulu lah, jangan langsung kabur"

"Minggir!"

Cowok itu menahan tangan Helia, lalu menatap dadanya "mumpung masih sepi"

Helia berontak, dia ingin menendang selangkangan cowok itu namun si cowok lebih dulu sadar, di tariknya seragam Helia hingga dua kancing teratasnya terbuka, Helia kaget dan takut dia refleks berteriak kencang.

"Sepi, siapa yang bakal denger teriakan lo?"

"Gue"

Helia dan si cowok refleks menoleh, melihat Agaris yang berjalan dengan tatapan tajam, "lepasin cewek gue"

Lalu tanpa aba-aba sekalipun Agaris langsung melayangkan tinjunya pada si cowok, di pukulnya cowok itu beberapa kali, di tendang, lalu di lempar.

Masih belum puas, Agaris mengambil bangku dari dalam ruangan terdekat, hampir di lemparnya kepada si cowok sebelum Helia menahannya.

"Agaris udah, kaki gue sakit banget, ayo ke UKS" Helia menghentikan sebelum terjadi acara pembunuhan di sekolah ini.

Agaris berhenti, dia melempar bangku itu ke belakang lantas mendekat dan menggendong Helia berlari menuju UKS "manis lo gapapa?"

"Gue gapapa, pelan-pelan aja Aga, kita gak lari di kejar zombie"

"Tapi lo lagi sakit, lo harus cepat di obatin"

Agaris membawa Helia tergesa-gesa lantas berteriak "PMR PMR, dokter yang jaga manaaa? Jangan sembunyi tolong!!"

Helia menepuk jidat "Aga, ini masih pagi, banyak yang belum datang"

"Oh iya, gue panggilin dokter lain aja"

"Gak usah, tunguin aja"

Agaris menghela nafas namun menuruti permintaan Helia, dia ikut duduk di samping ranjang Helia, di tatapnya seluruh tubuh Helia penuh sesal "maaf..."

"Buat?"

"Bulian yang lo terima, kejadian hari ini juga gara-gara sikap gue, kalau aja gue gak bikin lo di buli, cowok brengsek tadi gak mungkin rendahin lo kayak gitu"

Helia terdiam, "terus kenapa sekarang nolongin gue?"

"Gue gak mau lo di buli lagi..." Agaris menatap mata Helia, lalu memegang tangannya erat "jangan nolak gue lagi please"

"Lo bisa manfaatin gue semau lo, gue bisa jadi apa aja yang lo mau" dia merendahkan tubuh lalu menggesekkan hidungnya ke arah hidung Helia dengan mata terpejam "gue benar-benar suka sama lo, jangan nolak gue lagi manis"

TeaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang