Paginya Helia bangun lebih dahulu, dia melirik Lioner yang tertidur pulas di sampingnya, Helia bangkit, dia menyingkirkan tangan Lioner yang memeluk pinggangnya dengan erat.
Terbebas dari pelukan Lioner yang erat, Helia menghembuskan nafas sambil meniup poninya yang jatuh, dia mengedarkan pandangan kemudian menemukan ide cemerlang.
Dia bangkit, bergegas menuju ke meja Lioner dengan kedua tangan masih di borgol, Helia melangkah hati-hati agar Lioner tidak terbangun.
Dia memeriksa seluruh ruangan hingga menemukan apa yang dia cari, Lioner benar-benar mengerikan, di laci kamarnya terdapat beberapa obat-obatan yang Helia tidak tahu apa gunanya.
Namun beberapa Helia kenal, salah satunya adalah obat tidur yang sedang dia pegang, untuk beberapa hal Helia menyadari kalau Lioner pernah menggunakan obat ini untuknya. Helia meletakkan obat itu seperti semula lantas mengambil benda yang akan dia gunakan untuk membalas Lioner.
Helia mengambil masker yang tergeletak di atas meja, lantas menyemprotkan seluruh isi cairan yang ada di botol tersebut ke seluruh ruangan, bukan itu saja dia juga sengaja menyemprot di dekat hidung Lioner yang masih tertidur.
Lima menit kemudian Helia melotot, merasakan bahwa botol tersebut kosong, apakah dia terlalu overdosis?
Helia bergegas merogoh saku celana Lioner sambil menaha nafas agar tidak terhirup cairan tersebut lantas keluar dari kamar yang kini sudah tersebar bau obat bius dimana-mana. Sebelum pergi Helia bergumam pada Lioner yang masih nyaman dalam tidurnya "Lio maaf, gue gak tahu gue nyemprotnya kebanyakan atau gak, tapi semoga aja lo gak meninggal ya" ujarnya meringis, Helia tidak mau di tuduh sebagai tersangka pembunuhan.
Dia kembali duduk di sofa sambil berusaha memasukkan kunci, tidak mudah hampir 20 menit barulah Helia bisa melepaskan borgol itu dari tangannya, nampak sekali tangannya merah dan lecet karena berusaha terlalu keras.
Sekarang tinggal satu hal lagi, yaitu sandi apartemen Lioner, Helia melirik pintu tersebut dengan sengit.
Setengah jam kemudian...
Helia terduduk dengan rambut berantakan sambil mengotak-atik sandi apartemen Lioner yang entah percobaan berapa kali sandi yang dia masukkan selalu salah.
"Anjing banget nih apartemen, suka sama gue lo ya ampe gue di kurung begini??" Ujarnya jengkel,
Helia salah bukan apartemen yang menyukainya tapi pemilik apartemen lah yang terobsesi pada Helia.
Helia sebenarnya inisiatif ingin lompat dari jendela namun menyadari bahwa apartemen Lioner berada di tingkat paling atas dia hanya meneguk ludah kasar dan kembali ke pintu depan, menghubungi tetangga sebelah pun juga sama karena di tingkat ini hanya Lioner yang mendiami, tidak ada orang lain, benar-benar membuat Helia jengkel setengah mati.
"Arghhh sialaannnn!!" Helia berteriak kesal, dia meninju-ninju pintu tersebut sambil bergumam "buka gak lo!! Bukaaaaaaaa"
Tiba-tiba saja pintu tersebut terbuka...
Helia menganga, apakah mantranya berhasil??
Namun seseorang yang tiba-tiba saja muncul membuat Helia makin bergidik, dia mundur sejenak sebelum kemudian ingin berlari menuju kamar Lioner.
Secepat kilat Helia berlari sambil memikirkan, gila bagaimana orang itu ada disini?
Sampai di kamar Lioner, Helia bergegas menepuk-nepuk dada, muka juga tubuh Lioner dengan keras "lio!! Lio!! Bangunnn"
Helia lupa Lioner telah terkena obat bius yang tadi dia semprotkan, dia panik sebelum kemudian pintu di belakangnya kembali terbuka menampilkan Saegar yang menyeringai.
"Lioooo...!!"
Saegar mendekat, dia mengangkat sebelah alisnya seolah senang melihat Helia panik karenanya.
"Gak bakal bangun" ujar Saegar bergumam, dia melirik Lioner yang masih tertidur pulas lalu kembali menoleh pada Helia.
Cowok itu mendekat, menendang kaki Helia yang ingin berlari keluar ruangan lalu menginjak sebelah kaki cewek itu dengan sengaja sampai Helia terjatuh di lantai.
"Gue gak sesabar Lioner ngadepin tingkah lo yang aneh itu, jadi sebelum bikin gue marah mending lo turutin apa mau gue"
Helia meringis, merasakan kakinya di injak Saegar dengan kuat, matanya berkaca-kaca sambil menatap Saegar yang juga menatapnya tertarik, penuh dengan obsesi.
"Saegar.." Helia memohon.
Saegar menunduk, menyamakan tinggi kepalanya dengan kepala Helia yang masih duduk di lantai, "Lo yang paling tahu kan gue orangnya gimana?"
Dan setelah Saegar mengatakan itu, Helia merasakan pandangannya kabur, sebelum kemudian ikut jatuh pingsan karena menghirup aroma obat bius yang tadi dia semprotkan.
________________________"Ahh"
Mata Asteria terpejam, merasakan kenikmatan yang membanjiri seluruh tubuhnya, sedetik kemudian dia kembali mendesah saat sang partner kembali menggerakkan tubuh di atasnya.
"Sialan, lo cantik banget!!"
Asteria menyeringai, dia senang saat sang partner memuji kecantikannya, cewek itu memeluk leher cowok di depannya lalu membalik posisi.
Kini giliran dia yang berada di atas, menggerakkan pinggulnya dengan lihai.
Partnernya menyeringai, makin gila melihat sosok dewi di depannya yang bergerak begitu indah.
Sekian menit bergumulan itu terjadi, mereka berdua sampai di puncak, Asteria merebahkan diri di ranjang dengan nafas tersenggal, benar-benar kelelahan, mereka bermain terlalu lama.
"Lo emang gak pernah ngecewain, kali ini lo mau berapa?
Asteria tersenyum, dia maju mengecup pipi cowok di depannya sambil berkata "gue gak butuh uang kali ini, tapi gue minta lo ngelakuin sesuatu"
Cowok itu mengerutkan kening tidak mengerti, "mau apa??"
Asteria bangkit, dia tanpa malu berjalan tanpa busana menuju ke arah tasnya yang berada di atas meja, pinggulnya bergerak indah hingga sang partner kembali meneguk ludah melihat penampilannya.
"Gue mau lo ngelakuin sesuatu sama cewek ini"
Cowok itu melirik, melihat foto seorang gadis yang sedang berjongkok di samping bak sampah dengan ekspresi muram.
Dari sekian banyaknya foto bagus, kenapa malah Helia yang sedang bermuram durja di samping bak sampah yang harus di tunjukkan??
"Dia pengemis?" Ujar cowok tersebut bingung.
"Daripada pengemis gue lebih suka manggil dia jalang"
Cowok itu terkekeh "ngaca dong" balasnya tengil.
Asteria mendelik, namun dia dengan sengaja duduk di pangkuan cowok itu sambil menggesekkan tubuh mereka.
"Pleasee..."
Cowok itu menyeringai, dia memeluk pinggang Asteria mendekatkan tubuh mereka berdua "kalau gitu buat gue senang malam ini, dan gue bakal nurutin apa mau lo"
Dan tentu saja, percintaan itu kembali berlanjut..
_____________________________Dan.....
Part ini emang pendek banget sih, soalnya sengaja bikin penasaran aowowk
Part depan berdoa dulu semoga panjang...
Tapi part depan kayaknya Saegar-Helia deh
Dan bakal ada kejutan sih wkwkwk
Mau up kapan???
KAMU SEDANG MEMBACA
Teater
FantasyNamanya Helia, aktris terkenal yang sedang terkena sanksi sosial dari masyakarat karena dianggap tidak sopan terhadap sang produser. Tiba-tiba saja dia bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis berumur 17 tahun. Helia adalah aktris cantik yang sed...