Teater 13

60.7K 6.2K 159
                                    

Setelah lima kali suapan, Helia tertidur sambil mengunyah pelan. Lioner memegangi pipi Helia dengan tangannya. Gadisnya tertidur.

Lioner terkekeh, dia bergumam kecil "lucu banget"

Lioner meletakkan piring dan sendok di atas meja lalu merebahkan Helia kembali di atas ranjang, sepertinya di banding lapar Helia lebih butuh tidur.

Jadinya Lioner mengecup kening Helia mesra lalu merapikan selimut dan meninggalkan kamar Helia sambil membawa kembali nampan makanan.

Hujan berlangsung seharian penuh, Lioner pun memilih berdiam di apartemen daripada keluar. Biasanya weekend seperti ini Lioner akan latihan boxing di tempat khusus.

Namun berhubung dia punya mainan baru jadi Lioner memilih berada disini.

Memandang Helia yang tertidur tenang, Lioner bertanya-tanya apa yang sedang di mimpikan Helia hingga gadis itu sangat nyaman dalam tidurnya.

Dirinyakah? Lioner tersenyum sendiri seperti orang gila.

Sayangnya Lioner tidak tahu kalau itu mimpi tentangnya Helia pasti langsung terbangun dan mengabsen seluruh kebun binatang.

Lioner menopang dagu, dia memandang wajah Helia dengan mata berbinar-binar penuh sayang, kenapa Helia lucu sekali dalam tidurnya? Helia selalu saja terlihat cantik dan menggemaskan.

Lioner jadi ingin memakan Helia saking gemasnya dia.
____________________

Helia menginap disini seharian penuh, pagi sudah bertemu pagi lagi, Lioner terus saja mengekornya tadi malam.

Saat Helia makan malam Lioner sudah menyiapkan segalanya, saat Helia butuh sesuatu Lioner lansung bergegas mengambilkannya untuk Helia, bahkan saat akan kembali ke kamarnya Lioner ingin tidur bersamanya.

Gila saja, untungnya cowok itu paham setelah Helia mengancam akan pergi dari apartemen ini.

Helia harusnya bersyukur untung Lioner menahannya karena kalau tidak Helia tidak tahu harus bermalam dimana.

Paginya Helia sudah siap memakai seragam sekolah, juga sudah menyisir rambut dan memakai bedak tipis.

Rencananya sepulang sekolah Helia akan mencari kosan baru, sekaligus pekerjaan karena sekarang dia tidak punya penghasilan, uang sepeserpun tidak ada di tangannya.

Helia ingin meminjam uang kepada Lioner untuk pegangan apabila ia menemukan kosan baru, tapi mengingat Lioner yang hanya memberinya 2 ribu rupiah Helia jadi enggan.

Lebih baik meminjam pada Agaris, walau mesum dan banyak tingkah Agaris tidak pernah pelit uang padanya.

Helia hanya perlu memasang senyum manis dan mengucapkan kata-kata baik, maka Agaris akan menyawer uang padanya hahaha.

"Kenapa senyum-senyum sendiri?"

Helia menoleh, dia menemukan Lioner yang bersandar pada pintu kamarnya. Kalau saja Helia tidak tahu sikap aslinya, dia pasti sudah terpesona akan ketampanan Lioner.

Lioner itu tinggi, badannya tegap dengan wajah yang tampan dan berkharisma, rahang yang tegas dan sorot mata tajam.

Cewek mana yang tidak bertekuk lutut di hadapan Lioner? Helia saja kadang masih istighfar melihat Lioner setiap hari. Cowok itu tahu kalau dia tampan jadinya sering tebar pesona.

Helia menghadap Lioner, lalu menggumamkan kata "perfect" karena Lioner memang sesempurna itu.

Tampan, kaya dan pintar. Hal utama yang sering di pandang orang lain saat mencari pasangan, namun Lioner memiliki ketiganya. Ah tambah satu Lioner itu setia, di novel dia selalu mengekori Asteria kemanapun dan bersikap seperti anjing penjaga.

TeaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang