Teater 47

33K 3.8K 349
                                    

Mereka sampai di rumah sakit 10 menit kemudian, Saegar benar-benar melajukan mobil dengan kecepatan penuh.

Agaris bergegas keluar dari mobil, lalu dia meneriaki beberapa perawat untuk segera menangani Helia.

Saegar juga ikut bergerak melepas seatbeat, ia keluar mobil dan berjalan menuju Agaris dan Helia yang memasuki rumah sakit.  Tapi kemudian tangannya di tahan oleh Galang yang nyengir "mobil gue rusak--"

"Minggir anjing"

Galang kicep, dia melepaskan tangan Saegar lalu membungkuk sopan "silahkan lewat kak"

Tanpa di suruh pun, Saegar bergegas memasuki rumah sakit, dia berlari menuju Helia yang dibawa ke ruang IGD.

Meninggalkan Galang yang menatap mobilnya pasrah, body depan mobilnya benar-benar rusak parah karena Saegar menabrakkannya ke mobil lain, kursi belakang penuh dengan tetesan darah, kaca pintu mobilnya yang di dekat tempat duduk Saegar entah kenapa ikut retak.

Cowok itu jongkook, sekali lagi meringis melihat kondisi mobilnya.

Belum sempat Galang bersedih, suara motor yang berhenti di depannya membuat kesedihannya tertunda "Hades!!"

Hades menoleh, ia bergegas melepas helm dan ingin masuk kedalam rumah sakit,

Galang tersenyum cerah "Hades, tolong bilangin sama Agaris atau Sae--"

Namun Hades berlalu begitu saja melewati tubuh Galang lantas masuk ke dalam rumah sakit dengan ekspresi khawatir.

Meninggalkan Galang yang kembali merutuki diri sendiri sambil mengusap dada menyabarkan"ya Tuhan, hamba lagi terdzholimi berikan hamba rezeki yang banyak ya Tuhan"

Cowok itu kembali memasuki mobil, sepertinya ketiga cowok itu akan sibuk mengurusi gadis yang kecelakaan, lebih baik dia pulang dan minta ganti rugi lain kali.

Namun saat akan menjalankan mobilnya, Galang merasa aneh, mobil tersebut berjalan pelan lantas terhentak dan berbunyi dengan nada panjang "broooooottt"

Galang memejamkan mata, menyandarkan kening pada setir kemudi kemudian berkata "ya Tuhan, rezekinya boleh sekarang aja gak??"
________________________

Agaris mondar-mandir di depan ruang IGD, sesekali wajahnya melongok kedalam ruangan lalu kembali mondar-mandir di depan pintu.

"Lo bisa diem aja gak?"

Saegar yang tidak tahan akhirnya membentak, dia memijat keningnya pelan "sialan, kenapa dia bisa ketabrak sih??" Gumamnya lagi kesal.

Namun Agaris tidak bisa diam, dia masih melongokkan kepala ke dalam ruangan tersebut. Sesekali cowok itu menunduk menghapus air matanya yang keluar.

"Lo nangis?" Saegar mengejek, dia menatap Agaris yang menatapnya berkaca-kaca, cowok itu sok kuat.

Menarik ingusnya sebentar, Agaris menggeleng "gak!!" Ujarnya dengan suara parau.

Saegar memasang wajah tidak percaya, jelas-jelas cowok ini menangis sejak di mobil, "cengeng lo" ejeknya lagi.

"Gue gak nangis ya brengsek"

"Nangiss huu"

Di ejek seperti itu Agaris tiba-tiba saja ingin menangis lagi, dia menatap Saegar kesal.

Mereka berdua berdebat sebelum kedatangan Hades yang mengeluarkan aura dingin, Saegar lebih dulu memalingkan muka sedangkan Agaris mendengus kesal, dia bergegas memperbaiki raut wajah takut di sangka menangis oleh Hades.

"Gimana keadaannya?" Tanya Hades berdiri diantara mereka berdua.

Keduanya diam, tidak ada yang ingin menjawab pertanyaan Hades.

TeaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang