Teater 41

33.7K 3.9K 338
                                    

Helia bersandar di depan pintu apartemen sambil melirik Lioner yang tengah berada di dapur sambil memasak.

Daritadi Lioner tidak mau membuka pintu apartemennya, sandinya di ganti dari terakhir kali yang Helia tahu.

"Lio..."

Lioner menyahut dari dapur "lapar? Makan dulu"

"Gak! Buka pintunya pleasee..."

"Kalau lapar kesini aja yaa" Lioner pura-pura tidak mendengar, dia kembali menyajikan makanan di meja makan. Sekaligus membuat jus jeruk untuk mereka berdua, cowok itu tampak fokus pada pekerjaannya.

"Lio...."

"Lapar? Makan sinii"

"Gak! Bukain pintunya Lio!!"

Lioner memegang kepala, meragakan seperti sedang pusing "kayaknya gue lupa kata sandinya deh"

"Bohong"

"Emang"

Helia menghentakkan kakinya ke lantai sambil melototi Lioner yang masih asik di dapur, ia mendekat dan menatap Lioner kesal "Lio..."

Selesai memeras jeruk, Lioner menyodorkan gelas pada Helia yang berdiri di dekatnya "coba"

Helia menggeleng, dia ingin segera keluar dan pergi bekerja, bukannya malah berada disini.

Melihat penolakan Helia, Lioner hanya mengangkat bahu acuh tak acuh, dia duduk kembali di meja makan sambil menyajikan makanan untuk Helia.

"Makan" ujarnya menoleh pada Helia yang masih berdiri.

"Gue mau pulang, gue harus kerja Lio!"

Kali ini Lioner mengarahkan sesendok makanan ke depan Helia yang masih berdiri di sampingnya "makan" ujarnya menyuruh Helia membuka mulut.

"Gue mau pulang bukan mau makan" Helia menghindar, dia menepis sendok yang di sodorkan Lioner hingga sendok itu jatuh ke atas lantai.

Lioner menghela nafas, dia melirik Helia tajam sambil berdecak "Lo emang gak bisa di lembutin ya?" Ujarnya sarkas.

"Duduk!" Suara Lioner tampak datar.

Meneguk ludah, Helia tetap menggeleng sambil menatap Lioner sengit, dia tidak mau kalah.

"Ah sialan banget!" Lioner bergerak, dia menyingkirkan makanan di depannya sambil melirik Helia yang masih berdiri kaku, "Lo yang ngebuat gue kayak gini"

Helia tertegun saat Lioner berajalan menuju kamarnya dan kembali sambil membawa borgol yang entah dia dapatkan darimana, cewek itu bergegas berlari menuju pintu apartemen namun sia-sia karena pintu tidak bisa di buka, sandinya hanya Lioner yang tahu.

"Lio..maaf, tadi itu gue gak--"

Lioner menyatukan kedua tangan Helia lantas memborgol sebelah tangannya terlebih dahulu, Helia memberontak namun itu tidak membuat Lioner kesulitan sedikitpun.

"Gue bakal makan, gue bakal makan, tolong jangan ginii"

"Lo yang mau kayak gini" sahut Lioner dingin.

"Lioo, tadi gue kerasukan jin jahat, gue gak tahu kenapa tadi gue bisa nolak makanan Lo!!"

Lioner tidak peduli, dia memborgol tangan Helia, lantas menyeringai senang saat melihat borgol itu cocok berada di tangan gadisnya, dia memasukkan kunci borgol ke kantong celananya.

Lioner mendekat, mengecup kening Helia penuh sayang, lalu berbisik "kalau lo nolak gue lagi bukan tangan lo aja, tapi seluruh tubuh sampai jiwa lo sekalipun bakal gue ikat biar selalu ada di dekat gue"

TeaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang