HG - Villa 4

150 20 6
                                    

Sebelum menjawab Suga membawa IU duduk di pangkuannya, sambil memeluk pinggangnya dia kembali, "Aku tidak ingin membuat suasana yang menyedihkan sekarang."

IU yang mengelus pipinya diam beberapa saat sambil berpikir, "Aku mau tau tentang keluargamu, saat semuanya baik-baik saja."

"Kau mau tau apa?"

"Tentang orangtuamu dan Inho oppa, terutama kau saat kecil."

"Hm... Appa adalah pria yang baik, dia sangat mencintai eomma, dia juga sangat menyayangi aku dan Inho hyung. Apapun akan dia lakukan untuk menjaga kami."

"Dia hebat!"

"Tentu... Seperti yang dia lakukan selama ini, meski harus dibenci anak-anaknya bertahun-tahun." batin Suga.

"Lalu?"

"Hm? Ah! Eomma adalah wanita yang lemah lembut, dia ibu dan istri terbaik. Keluarga Loen memiliki cara mendidik yang berbeda, mereka akan menyekolahkan anak-anaknya secara privat... Tapi, eomma tidak! Sejak kecil kami tidak dimanja, tapi kami dididik untuk menjadi kuat dan mandiri."

"Itu sebabnya kau mandiri sekali ya?"

"Meski akhirnya eomma tidak sekuat itu... Mentalnya benar-benar rusak setelah perceraian itu." batin Suga.

"Nee... Kalau Inho oppa?"

"Inho hyung... Dia yang terbaik! Dia sangat menyayangiku, mendukungku, dan selalu bersamaku. Tidak peduli sesibuk apa dia, pasti hyung akan menyempatkan waktu untuk bersamaku."

"Wah...!"

"Walau akhirnya aku sendiri tidak menjadi adik yang baik untuknya."

Keduanya kembali diam, membiarkan angin berhembus hingga akhirnya IU memeluknya, "Kau adik yang baik! Maaf karena membuatmu mengingat mereka."

Suga menggelengkan kepalanya, menenggelamkan kepalanya ke curuk leher IU. Dapat dirasakan perlahan tubuhnya gemetar karena menangis, dia benar-benar merindukan keluarganya... YANG TIDAK BISA KEMBALI UTUH SEPERTI DULU.

"Schat? Schat!"

Suga mendongakkan kepalanya, lalu melirik ke arah telunjuk IU mengarah ke ponselnya yang ternyata bergetar karena ada panggilan masuk. Dia langsung menurunkannya, lalu pergi mengangkat telepon sambil mengelus puncak kepalanya IU dan berlalu ke pembatas balkon.

"Yeobseyo?"

-

TIK TOK TIK TOK

IU dalam keadaan tengkurap melihat Suga yang sibuk merapikan barang-barang mereka, pagi hari ini yang merupakan hari terakhir mereka sebelum besok paginya pergi.

"Schat, kau sudah berkemas sekarang?"

"Aku hanya menyiapkan semuanya, kita akan beda penerbangan kan? Jadi besok kau tidak perlu merapikan banyak barang. Kau naik jet pribadiku, aku akan naik pesawat untuk ke Netherlands."

"Hmm..." IU turun dari kasur, lalu memeluknya dari belakang. "Kau tidak tidur ya semalam?"

"Tidur, hanya saja... Tertidur di sofa depan karena membaca beberapa berkas perusahaan."

"Jadi berkas perusahaan lebih penting dari aku?"

Suga menghela napas, lalu berbalik badan sambil memegang kedua tangannya dan menyatukan kening mereka, "Mianhae... Aku akan kirimkan bunga untukmu di lokasi syutingmu nanti."

"Kau tau darimana aku akan syuting lagi?"

"Manajermu."

"Si mulut besar itu..! Tapi, kau hanya kirim bunga?"

Heart Groans (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang