HG - Pulang

132 20 20
                                    

Beberapa bulan berlalu dan kini Suga sudah benar-benar kembali ke Korea bersama keluarganya yang membuat semua media langsung kembali tertuju padanya. Beruntung dengan bantuan Gracia mereka masuk ke dalam mobil dengan aman karena dijaga banyak bodyguard dan dia pun juga masuk ke dalam sebagai supir untuk mereka.

"Aku berani taruhan, para membermu pasti akan sangat terkejut dengan kedatanganmu." ucap Gracia yang kebetulan Suga duduk di sampingnya.

"Kita harus ke rumah perabuan dulu, abu appa dan eomma harus diletakkan di sana." sahut Suga dengan tenang, sementara keluarganya yang lain hanya diam karena masih berduka.

Gracia memilih diam, dia tidak mau merusak suasana duka ini. Wajar juga mereka masih begitu sedih, apalagi Daeho, Antonio, dan Daeun.

"Jangan salahkan dirimu, Yoongi!" ucap Gracia begitu mereka sampai di rumah perabuan. "Setidaknya masih ada yang selamat karena rencanamu."

"Tidak anak yang tidak sedih setelah ditinggalkan orangtuanya, Gracia." sahut Suga keluar dari mobil dan menutup pintunya.

Gracia ikut keluar, memperhatikan keluarga Min itu dari depan pintu masuk. Sebagai teman lama Inho, Gracia sudah menganggap Suga sebagai adiknya. Dia turut bersedih atas kematian Inho yang ternyata disengaja oleh Demian, maka dari itu dia tidak ragu untuk membantu. Tapi, meski mereka sudah mendapatkan balasannya luka yang diberikan pada Suga masihlah terbuka. Gracia dapat melihat bagaimana ekspresi tenang itu menyembunyikan kesedihannya, "Inho, adikmu benar-benar malang. Meski begitu banyak kesedihan, tapi aku masih bisa melihat cinta di matanya." batinnya.

"Dia akan baik-baik saja dan..."

DEG

"Terimakasih, Gracia."

Gracia menoleh ke sisi kanannya tapi tidak menemukan siapa pun. Memilih menganggap suara tadi hanya khayalan, dia kembali menoleh ke arah Suga yang ternyata mereka sudah keluar.

-

CEKLEK

KRIEET

Mansion yang sudah lama ditinggalkan Suga itu akhirnya kembali dimasuki olehnya. Dari Bang Pdnim dia tahu, kalau semua membernya memilih kembali ke dorm karena tidak ingin terus bersedih di sana.

"Sepi sekali." ucap Antonio melihat sekeliling.

"Aku sudah memecat bodyguard dan pelayan di sini, sebentar lagi juga akan ramai karena para memberku akan kemari." sahut Suga memimpin jalan.

"Tapi mereka belum tentu akan tinggal di sini lagi kan? Apa sebaiknya dijual saja?" tanya Daeun yang sudah duduk di sofa sambil menggendong putranya itu.

"Appa membuat ini untuk kami, bagaimana mungkin aku menjualnya? Interior, warna, bentuk, semuanya adalah kesukaan aku, Inho hyung, dan eomma. Aku tidak bisa menjualnya!" jawab Suga panjang lebar.

"Lalu, apa kau akan berhenti menjadi idol? Min Company perlu CEO mereka." tanya Daeho, bukan tanpa alasan dia menanyakan itu karena dia harus mengurus rumah sakit di Daegu atas peninggalan ibunya, sedangkan di sana juga ada Min Company yang perlu CEO untuk memimpin perusahaan.

"Aku tetap pada mimpiku." jawab Suga dengan mantap, lalu menunjuk Antonio. "Jadi kau yang urus Min Company."

"Kenapa aku?!" tanya Antonio terkejut.

"Karena Min Hospital sudah diurus paman Daeho dan aku sibuk menjadi musisi." jawab Suga enteng.

Kecuali Suga, mereka menghela napas panjang sambil menepuk kening masing-masing. Bagaimana bisa seseorang memberikan perusahaannya semudah itu pada orang lain?

Heart Groans (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang